Setelah masa tanggap darurat bencana banjir bandang di Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, berakhir, penanganan dilanjutkan dengan merelokasi korban.
Oleh
·3 menit baca
Setelah masa tanggap darurat bencana banjir bandang di Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, berakhir, penanganan dilanjutkan dengan merelokasi korban.
AEK KANOPAN, KOMPAS—Pemerintah menyiapkan relokasi hunian dan ladang untuk korban banjir bandang di Desa Pematang dan Hatapang, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Sebanyak 49 rumah yang hanyut dan rusak berat serta rumah di lokasi rawan banjir akan direlokasi.
”Kami akan mulai menyiapkan program relokasi, perbaikan infrastruktur, dan pemulihan ekonomi masyarakat,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis, Sabtu (11/1/2020).
Seluruh permukiman di daerah rawan bencana banjir bandang di bantaran Sungai Siria-ria akan direlokasi ke tempat baru. Masyarakat korban banjir bandang pun telah setuju direlokasi ke kawasan yang lebih aman.
Pemkab Labuhan Batu Utara akan menyiapkan lahan untuk relokasi hunian dan ladang warga. Sementara pemerintah provinsi bersama pemerintah pusat akan membiayai pembangunan rumah.
Bupati Labuhan Batu Utara Kharuddin Syah Sitorus mengatakan, banjir bandang belum pernah terjadi di wilayah mereka. Banjir bandang pada akhir Desember lalu diduga dipicu kerusakan hutan di hulu sungai karena banjir membawa batang pohon dan batu berdiameter lebih dari 1 meter.
Koordinator Pos SAR Tanjung Balai dan Asahan Bobi Purba mengatakan, pencarian korban hilang saat banjir bandang telah dihentikan. Selama pencarian ditemukan tiga korban tewas, yakni seorang ibu, Cahaya Nasution (27), serta dua anaknya, Reni Y Sipahutar (7) dan Irul Sipahutar (4).
Dua korban lain, yakni Ahmad A Sipahutar (ayah) dan Reja Sipahutar (anak), dinyatakan hilang. Lima korban yang masih satu keluarga itu hanyut bersama rumahnya yang diterjang banjir bandang. Tim SAR gabungan telah menyusuri sungai untuk mencari korban hingga lebih dari 30 kilometer dari lokasi awal.
Tanggamus
Di Kabupaten Tanggamus, Lampung, sebanyak 668 rumah rusak ringan hingga berat akibat banjir dan longsor di Kecamatan Semaka. Akses transportasi dari Lampung menuju Bengkulu atau sebaliknya berangsur pulih setelah tim SAR gabungan menyingkirkan material longsor yang sempat menutup badan jalan lintas Sumatera tersebut.
Sebelumnya, banjir bandang melanda tiga desa di Semaka, yakni Way Kerap, Sedayu, dan Pardawaras, Kamis (9/1) malam. Banjir dipicu jebolnya tanggul Sungai Way Kerap akibat hujan deras selama lebih dari 4 jam. Banjir akibat luapan air juga menggenangi enam desa lainnya.
Kepala Pos SAR Tanggamus Deni Mezu mengimbau warga yang kembali ke rumah untuk tetap mewaspadai banjir dan longsor susulan. Hujan deras diprediksi masih terjadi pada sore dan malam hari selama beberapa hari ke depan.
Sementara itu, banjir di 12 desa di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berangsur surut. Warga mulai membersihkan rumah dari lumpur. Mereka juga diimbau tetap waspada potensi banjir susulan.
Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tanggul Sungai Tuntang yang jebol dan memicu banjir akan segera ditangani dalam tiga hari. Tanggul yang jebol itu segera direhabilitasi secara permanen. (NSA/VIO/DIT/MEL)