Rakernas PDI-P Belum Umumkan Rekomendasi Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2020
Rakernas PDI-P belum mengumumkan rekomendasi calon kepala daerah yang akan diusung di Pilkada 2020. PDI-P masih melihat dinamika terakhir di lapangan. PDI-P menargetkan menang 60 persen dari total 270 pilkada tahun 2020
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Rapat Kerja Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan RakernPDI-P memandang penting untuk merebut kemenangan di Pilkada karena akan memuluskan langkah memenangi Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto seusai penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Minggu (12/1/2020), mengatakan, Rakernas awalnya menjadi ajang untuk memberikan rekomendasi kepada calon kepala daerah yang akan mereka usung di Pilkada 2020. Namun, karena banyak kepala daerah dari PDI-P yang sedang bergiat mencanangkan tanggap darurat bencana, pengumuman pemberian rekomendasi menjadi ditunda.
“Pemberian rekomendasi adalah kewenangan Ibu Megawati Soekarnoputri dan menunggu momentum yang tepat,” ujar Hasto di Jakarta.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Arif Wibowo mengatakan, PDI-P menargetkan bisa memenangkan 60 persen dari 270 daerah yang menggelar pilkada serentak 2020. Dari 60 persen target tersebut, Megawati menginginkan separuh di antaranya harus merupakan kader PDI-P.
“Kemenangan Pilkada wajib dicapai partai dan menjadi dasar bagi kemenangan kita di (Pilpres) 2024,” ujarnya.
Saat ini, PDIP masih menunggu survei untuk memastikan proses dinamika di lapangan. Setelah meyakini dinamika di daerah itu bisa dikendalikan, maka Dewan Pimpinan Pusat (DPP) akan segera memberikan rekomendasi.
PDI-P, kata Arif, awalnya telah memetakan sebanyak 44 daerah di mana PDI-P berpotensi menang. Rekomendasi terhadap calon kepala daerah di 44 daerah itu pun menurut rencana akan diumumkan di Rakernas. Namun, pengumuman batal dilakukan karena partai masih ingin melihat dinamika terakhir di lapangan dan potensi koalisi.
Dari hasil pembahasan sementara, ada 44 daerah di mana peluang PDI-P untuk menang itu masih akan dipastikan lagi. Ketua DPP PDI-P Djarot Syaiful Hidayat menyebut daerah-daerah itu seperti di Jawa Tengah seperti Boyolali dan Kota Semarang. Lalu di Jawa Timur seperti Blitar dan Ngawi. Adapun pemberian rekomendasi dari DPP untuk calon kepala daerah Kota Solo dan Medan masih penuh dengan dinamika.
PDI-P menargetkan bisa memenangkan 60 persen dari 270 daerah yang menggelar pilkada serentak 2020. Dari 60 persen target tersebut, Megawati menginginkan separuh di antaranya harus merupakan kader PDI-P.
Menurut Arif, pemberian rekomendasi akan dilakukan secara bertahap. Partai peserta Pilkada 2020 masih memiliki waktu sekitar 7 bulan. Mengacu pada Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Walikota Tahun 2020 disebutkan masa kampanye dimulai 11 Juli 2020 dan berakhir pada 19 September 2020.
Calon tunggal
Djarot menyampaikan, ada beberapa daerah yang mana memungkinkan PDI-P untuk mengusung calon tunggal. Terhadap daerah-daerah itu, Djarot mengaku PDI-P masih terus memetakannya.
Dari perhitungan PDI-P, ada 85 daerah di mana PDI-P bisa mengusung calon kepala daerah tanpa harus berkoalisi. 82 di antaranya adalah kabupaten/kota dan 3 provinsi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno memandang, mesin dan anatomi struktur kekuatan politik PDI-P terkonsolidasi dengan baik. Apalagi PDI-P merupakan partai pemenang Pemilu 2019. Dengan demikian, mesin politik partai dinilai masih panas.
“Tapi alangkah baiknya bila nama-nama calon kepala daerah itu sudah mulai ada rekomendasi dan diumumkan sekarang,” kata Adi.
Menurut Adi, dengan memberikan rekomendasi calon kepala daerah sejak dini, proses kampanye dan sosialisasi sudah mulai bisa dilakukan. Proses pengenalan calon kepala daerah yang diusung kepada publik puh akan relatif lebih mudah.
Namun, pertimbangan matang tetap dibutuhkan untuk sejumlah daerah yang dinamikanya masih kuat, seperti Kota Solo dan Medan. Untuk Calon Wali Kota Solo, misalnya, putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, bersaing dengan Achmad Purnomo. Dinamika pencalonan di Solo menurut Ketua DPP PDI-P Djarot Syaiful Hidayat masih sangat dinamis.
“Agar tidak merusak konsolidasi politik dan tidak menimbulkan perpecahan di partai,” ujar Adi.
Sedangkan, untuk daerah-daerah yang konsolidasinya sudah bagus dan tak menimbulkan gejolak, Adi menyarankan PDI-P segera mengumumkan atau memberikan rekomendasi calon kepala darah yang mereka usung.