Keperkasaan Liverpool masih berlanjut. Kemenangan 1-0 atas Tottenham Hotspurs menorehkan rekor ”The Reds” sebagai tim terkuat dalam 20 laga terakhir di panggung liga elite Eropa.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
LONDON, MINGGU — Kemenangan Liverpool atas Tottenham Hotspur dengan skor 1-0 pada laga Liga Inggris di Stadion Tottenham Hotspur, London, Minggu (12/1/2020), menorehkan rekor baru. Tim berjuluk ”The Reds” tersebut berhasil menjadi yang terbaik di liga elite Eropa sepanjang sejarah dalam 21 laga.
Saat ini Liverpool berhasil mengumpulkan 61 poin dari 20 kemenangan dan 1 imbang. Data BBC, catatan itu melampaui rekor sebelumnya yang dipegang Manchester City (Inggris), Juventus (Italia), dan Bayern Muenchen (Jerman) dengan raihan 59 poin, Barcelona (Spanyol) dengan 58 poin, serta Paris Saint-Germain (Perancis) dengan 57 poin.
Liverpool juga melalui 38 laga tanpa kekalahan dengan hasil 33 kemenangan dan 5 imbang sehingga berhasil mengumpulkan 104 poin. Jumlah tersebut melampaui raihan yang ditorehkan Manchester City dan Chelsea yang sama-sama pernah meraih 102 poin dalam 38 laga.
Klub yang bermarkas di Anfield tersebut juga berhasil mencetak gol dalam 21 laga beruntun. Catatan tersebut menyamai rekor mereka pada musim 1933/1934. Meskipun mencatatkan rekor baru, Manajer Liverpool Juergen Klopp tetap meminta anak asuhnya fokus untuk meraih gelar juara yang sangat diidam-idamkan pendukungnya sejak 30 tahun lalu.
”Masalahnya adalah Anda tidak mendapatkan apa pun dari rekor ini. Satu-satunya hal yang kami minati adalah apa yang bisa kami dapatkan pada musim panas. Ini belum cukup karena liga ini sangat ketat dan kami menghadapi begitu banyak lawan yang kuat,” ujar Klopp.
Liverpool berhasil mencetak gol melalui tendangan Roberto Firmino pada menit ke-37 setelah mendapatkan umpan dari Mohamed Salah. Secara statistik, Liverpool berhasil mendominasi permainan dengan memegang bola hingga 68 persen. Namun, karena disiplinnya lini pertahanan Spurs, Liverpool hanya mampu melepaskan 6 tendangan ke gawang dari 11 kali percobaan.
Spurs yang kehilangan striker andalan Harry Kane karena cedera mencoba peruntungan dengan memasang Son Heung-min di lini depan yang ditopang Lucas Moura dan Dele Alli. Manajer Spurs Jose Mourinho mencoba merespons ketertinggalan dengan meningkatkan serangan pada pertengahan babak kedua.
Ia tahu betul bahwa membiarkan Liverpool mengendalikan permainan adalah sebuah kesalahan besar. Lini pertahanannya tak akan kuat menahan gempuran trio Firmino, Salah, dan Sadio Mane yang memiliki kemampuan individu serta kecepatan dan kelincahan.
Dalam 20 menit terakhir, Spurs tampil menyerang sejak masuknya gelandang Erik Lamela dan Giovani Lo Celso. Mourinho berharap timnya dapat mencetak gol untuk menyamakan kedudukan, tetapi mereka tetap gagal. ”Kami tahu bahwa Lamela dan Giovani dapat mengubah permainan dalam 25-30 menit terakhir. Saya pikir kami pantas mendapatkan lebih banyak,” ujar Mourinho.
Akan tetapi, ia tetap membela timnya yang memilih bertahan pada babak pertama hingga pertengahan babak kedua. Menurut Mourinho, jika timnya memaksa untuk bermain menyerang sejak menit awal, para pemainnya akan pingsan.
Berbeda dengan Liverpool yang telah bekerja sama dengan Klopp selama lima tahun. Para pemain Liverpool telah beradaptasi secara fisik dengan sepak bola yang ingin mereka mainkan, yakni tampil menyerang dan terus menekan lawan.
Kemenangan Liverpool semakin berarti karena pesaing terdekat mereka, Leicester, secara mengejutkan takluk dari Southampton di kandang dengan skor 1-2. Hasil tersebut kontras dengan putaran pertama saat Leicester menggilas Southampton dengan 9 gol tanpa balas.
Dengan hasil tersebut, maka jarak kedua tim menjadi 16 poin. Liverpool masih bisa memperlebar jarak karena memiliki tabungan satu pertandingan. Rival terdekat lainnya, Manchester City, baru bertanding pada hari ini pukul 23.30 WIB melawan klub promosi Aston Villa di Stadion Villa Park, Birmingham. (Reuters/AFP)