Juventus tidak bisa bergembira penuh seusai memastikan gelar juara paruh musim di Liga Italia dengan membekap AS Roma, Senin dini hari. Mereka terancam krisis bek menyusul cederanya Merih Demiral.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
ROMA, MINGGU – Kegembiraan Juventus, yang menyabet gelar winter scudetto alias paruh musim di Liga Italia, berganti kecemasan, Senin (13/1/2020) malam. Merih Demiral, salah satu bek andalannya, dipastikan cedera parah dan bakal absen hingga akhir musim ini.
Demiral, bek baru Juve yang didatangkan musim panas lalu, menderita cedera sobek meniskus dan retak ACL di lutut kirinya saat menghadapi AS Roma di Stadion Olimpico, kemarin dini hari WIB. Mantan bek Sassuolo yang tengah diincar Arsenal itu mencetak satu gol pada laga yang berakhir 2-1 untuk kemenangan Juve itu.
Ia harus segera menjalani operasi dan perlu beristirahat total selama enam bulan. “Musim Demiral kini telah berakhir. Ia pun terancam absen membela Turki di Piala Eropa 2020,” tulis Football-Italia, kemarin malam.
Cederanya Demiral bakal memusingkan Pelatih Juventus Maurizio Sarri. Juve lebih dulu kehilangan bek sekaligus kapten Giorginio Chiellini. Bek senior itu kemungkinan baru bisa kembali memperkuat Juve pada Februari mendatang. Juve pun kini hanya memiliki tiga bek tengah tersisa yaitu Leonardo Bonucci, Matthijs de Ligt dan Daniele Rugani.
Namun, dari ketiganya, hanya Bonucci yang masih tampil konsisten. Baik De Ligt maupun Rugani kerap tersisih oleh Demiral dan hanya duduk di bangku cadangan dua bulan terakhir ini. Padahal, hingga enam pekan ke depan seraya menunggu pulihnya Chiellini, “Si Nyonya Besar” bakal menghadapi sejumlah laga krusial seperti kontra Napoli dan Inter Milan di Liga Italia; serta Olympique Lyon di Liga Champions.
Situasi itu memaksa Juve dipastikan membatalkan penjualan Rugani di jendela tranfer musim dingin ini. Rugani tengah menjadi rebutan tiga klub Inggris, yaitu Arsenal, Chelsea, dan Leicester City. “Rugani tidak akan pergi. Ia kerap diremehkan karena karakternya yang pendiam,” ujar Direktur Juventus Fabio Paratici yang mengharapkan peranan lebih Rugani di paruh musim kedua seperti dikutip AS.
Selain Demiral, duel kemarin juga menelan korban penting lainnya, yaitu gelandang Roma, Nicolo Zaniolo. Gelandang berbakat yang sempat tampil memukau dengan melewati empat pemain Juve itu menderita cedera serupa Demiral. Musimnya juga berakhir dini. Ia pun terancam absen membela Italia di Piala Eropa 2020 setelah ditekel De Ligt, kemarin.
Padahal, di usianya yang baru 20 tahun, Zaniolo menjelma tulang punggung “Il Lupi” pada musim ini. Ia telah menyumbang enam gol dan dua asis dari 23 laga Roma di musim ini. “Ini momen buruk bagi kami dan Zaniolo saat ini harus fokus dengan pemulihannya secepat mungkin. Kami sangat sedih. Namun, besok adalah hari baru bagi kami,” ujar pelatih AS Roma Paulo Fonseca seusai laga itu.
Akibat kekalahan dari Juve itu, Roma kehilangan posisi keempat di klasemen Liga Italia. Mereka disalip Atalanta yang menahan Inter Milan 1-1 di Stadion Giuseppe Meazza, sehari sebelumnya. Sebaliknya, Juve kini melesat ke puncak dan meraih gelar juara paruh musim di Liga Italia.
Selalu juara
Setelah melewati 19 pekan atau putaran pertama di Liga Italia, Juve kini mengemas 48 poin atau unggul dua poin dari Inter. Adapun Lazio menguntit di belakang mereka dengan koleksi 42 poin dari 18 laga. Secara tradisi, gelar juara paruh musim kerap dijadikan pertanda untuk meramal gelar scudetto di akhir musim Liga Italia.
Dalam satu dekade terakhir, Si Nyonya Besar selalu finis sebagai juara Liga Italia jika di musim yang sama dinobatkan sebagai juara musim dingin. Hal itu terjadi selama enam musim, yaitu pada 2011-2012, 2012-2013, 2013-2014, 2014-2015, 2016-2017, 2018-2019.
Meskipun demikian, juara di musim dingin memang tidak selalu meraih scudetto pada akhir musim itu. Pengalaman buruk itu dialami Napoli pada musim 2015-2016 dan 2017-2018. Di akhir musim kedua tahun itu, gelar juara Liga Italia yang nyaris mereka genggam direbut Juventus. Si Nyonya Besar merupakan penguasa Liga Italia selama delapan musim terakhir secara beruntun.
“Sangatlah sulit menghadapi Juve dan kami memberikan begitu saja dua gol cepat. Kami sempat tampil baik setelahnya (di babak kedua) melawan tim sehebat mereka. Namun, sulit jika sudah tertinggal dua gol lebih dulu,” ujar Fonseca mengomentari penampilan Roma yang tertinggal dua gol cepat, yaitu lewat sundulan Demiral dan penalti Cristiano Ronaldo, di laga itu. (AFP/Reuters)