Persiapan Tokyo 2020, Apriyani ”Berguru” pada Juara Olimpiade
Persiapan mendadak tak menghalangi Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu lolos ke babak utama ganda campuran Indonesia Masters 2020. Kesempatan ini digunakan Apriyani menimba pengalaman dari Tontowi menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai bagian dari persiapan untuk tampil dalam Olimpiade Tokyo 2020, pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu, ”berguru” pada peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Tontowi ”Owi” Ahmad. Mereka menjalani debut sebagai ganda campuran pada turnamen Daihatsu Indonesia Masters di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, hanya 2,5 jam setelah menerima kabar berhak atas satu tempat pada babak kualifikasi.
Penampilan perdana mereka disambut penonton yang hadir di Istora pada hari pertama turnamen, Selasa (14/1/2020). Owi/Apriyani memenangi penampilan pertama mereka saat melawan Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran (Thailand) 21-16, 21-17. Lawan berikutnya pada babak pertama adalah unggulan ketujuh asal Korea Selatan, Seo Seung-jae/Chae Yu-jung.
Penggabungan Owi dan Apriyani ini terjadi pada tahun berlangsungnya Olimpiade. Apriyani dipersiapkan untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020, 24 Juli-9 Agustus, berpasangan dengan Greysia Polii pada ganda putri.
Pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis, Eng Hian, mengatakan, penggabungan tersebut diharapkan mematangkan permainan Apriyani yang akan tampil pertama kali dalam Olimpiade.
Meski berpengalaman main dalam ganda campuran semasa yunior, Apriyani fokus bermain pada ganda putri sejak Mei 2017, berpasangan dengan Greysia Polii. Ganda putri yang saat ini berperingkat kedelapan dunia tersebut pernah menempati posisi ketiga pada September 2018.
”Inisiatif untuk penggabungan ini berasal dari ganda campuran. Mereka minta Owi berpasangan dengan Apri, jadi seperti gayung bersambut,” kata Eng Hian.
Asisten pelatih ganda campuran, Nova Widhianto, membenarkan itu. Meski akan memasuki usia 33 tahun pada tahun ini, Owi dinilai masih bisa berprestasi dalam turnamen level tinggi.
”Dia pernah juara dunia dan Olimpiade. Hasil saat berpasangan dengan Winny tidak begitu bagus. Kami berinisiatif memasangkan dengan Apriyani karena sebenarnya Owi masih bisa berpestasi dan masih punya komitmen kembali ke level atas. Penggabungan ini saling menguntungkan bagi ganda campuran dan putri,” kata Nova.
Owi, setelah berpisah dengan Liliyana ”Butet” Natsir yang pensiun sebagai atlet pada Januari 2019, berpasangan dengan pemain muda lain, Winny Oktavina Kandow, dalam 16 kejuaraan. Hasil terbaik mereka adalah perempat final pada tiga turnamen berkategori BWF World Tour Super 1000, yaitu All England, Indonesia Terbuka, dan China Terbuka. Hasil ini tak memenuhi harapan pelatih.
Pengalaman Owi menjuarai ajang bergengsi bersama Liliyana Natsir diharapkan menjadi pelajaran yang bisa diserap Apriyani. Owi/Butet menjuarai All England 2012-2014, Kejuaraan Dunia 2013 dan 2017, serta Olimpiade 2016. Dipasangkan dengan Owi membuat Apriyani bertekad meningkatkan prestasinya.
”Oleh PBSI, saya dipercaya bermain pada dua nomor. Saya akan berusaha memenuhi kepercayaan itu dengan prestasi. Berpasangan dengan Mas Owi, tentu saya ingin juara,” kata Apriyani dengan nada lugas.
Meski demikian, pemain kelahiran 29 April 1998 itu tak menyangkal kecanggungannya bermain kembali pada ganda campuran, nomor yang terakhir kali digelutinya saat tampil dalam Kejuaraan Dunia Yunior 2016 berpasangan dengan Rinov Rivaldy.
Lebih banyak bermain di bagian belakang lapangan dalam ganda putri, Apriyani justru harus lebih berperan mengatur serangan di lapangan depan dalam ganda campuran. Kecanggungan ini diatasi dengan komunikasi yang baik.
”Pada pertandingan tadi, Mas Owi tidak keberatan kalau saya bermain di belakang. Namun, dia juga memberi masukan, kalau sudah placing (menurunkan kok dengan pelan dari belakang lapangan), harus buru-buru ke depan. Kami masih saling menyesuaikan, semoga ke depannya lebih baik,” kata Apriyani.
”Drama” menuju pertandingan
Meski wacana memasangkan Owi dan Apriyani telah muncul sejak awal 2020, mereka baru sekali berlatih. Itu pun tak dilakukan dengan sangat serius karena baru menyelesaikan masa liburan.
Dalam Indonesia Masters, nama mereka masuk ke dalam daftar cadangan untuk penerima tiket kualifikasi. Kepastian tampilnya mereka pada babak utama didapat Owi dan Apriyani pada Selasa sekitar pukul 10.00 atau sekitar 2,5 jam sebelum jadwal bermain pukul 12.30. ”Drama” pun terjadi dalam persiapan mereka sebelum tampil di lapangan.
Apriyani, yang menerima kabar dari Eng Hian ketika berlatih ganda putri di Senayan, menelepon Owi yang baru menyelesaikan latihan di pelatnas Cipayung. ”Saya pikir, Mas Owi ada di rumahnya, ternyata dia baru selesai latihan di Cipayung. Waktu saya tanya, ’Gimana, Mas, siap main enggak?’ Dia bilang, ’Siap, hajar!’ Ya, sudah, hajar saja,” ujar Apriyani.
Owi, yang masih kelelahan setelah latihan, berangkat menuju Senayan pukul 10.15. Karena tak menyimpan banyak pakaian ganti di asrama Cipayung, dia meminta istrinya membawakan baju dari rumah untuk kebutuhan Owi selama bertanding.
Tak sampai di situ, drama lain terjadi ketika Owi terjebak macet di jalan. ”Di Tol Cililitan, akhirnya saya telepon saudara yang menjadi petugas Patroli Jalan Raya (PJR), menjelaskan kalau saya harus berada di Istora dalam waktu 30 menit. Kebetulan, saudara saya sedang berada di Gerbang Tol Cililitan. Mungkin sudah takdir, ya,” cerita Owi.