Rouhani Kritik Garda Revolusi
Di bawah tekanan internasional dan unjuk rasa dalam negeri, Presiden Hassan Rouhani mengkritik Garda Revolusi Iran dan mendesak pembentukan pengadilan khusus.
KAIRO, KOMPAS— Iran dalam tekanan internasional dan unjuk rasa oleh para mahasiswa di Teheran. Itu terkait penembakan pesawat maskapai Ukraina secara tidak sengaja oleh rudal militer Iran. Presiden Hassan Rouhani, Selasa (14/1/2020), berpidato lewat televisi Press TV Iran dan berjanji membentuk tim pencari fakta atas peristiwa itu.
Rouhani menyebut, peristiwa yang sangat menyakitkan itu sangat sulit untuk ditoleransi. Ia menambahkan, kelalaian yang menyebabkan jatuhnya pesawat Ukraina itu tak dapat dimaafkan.
Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai Ukraine International Airlines itu jatuh akibat tembakan rudal balistik Iran, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, dalam penerbangan menuju Kiev, Ukraina, Rabu (8/1) pagi. Insiden ini terjadi saat militer Iran dalam posisi siaga penuh seusai menembakkan rudal-rudalnya ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Brigade Al-Quds Garda Revolusi Iran, oleh AS di Baghdad, 3 Januari lalu.
Iran selama beberapa hari menepis tudingan turut andil dalam jatuhnya pesawat Ukraina itu. Sabtu lalu, Teheran mengakui tanpa sengaja menembak pesawat komersial tersebut dan menyebut hal itu kesalahan tragis. Keseluruhan 176 penumpang dan awak di pesawat itu tewas.
Kasus itu menimbulkan ketegangan hubungan antara pemerintahan Presiden Rouhani dan Garda Revolusi Iran. Dalam struktur kekuasaan di Iran sesuai dengan sistem politik Velayat-e Faqih, institusi presiden berada di bawah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Namun, sudah jadi rahasia umum di Iran bahwa Garda Revolusi Iran adalah penguasa de facto yang mengontrol politik, ekonomi, dan keamanan.
Unjuk rasa
Sejak Sabtu lalu, unjuk rasa yang digalang mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Teheran dan kota lain meletus sebagai protes terhadap kelalaian pemerintah terkait jatuhnya pesawat Ukraina itu. Rakyat Iran, yang sempat disatukan oleh peristiwa tewasnya Soleimani, segera terpecah lagi pascaperistiwa jatuhnya pesawat Ukraina tersebut.
Mahasiswa dan warga di Iran meluapkan kemarahan kepada pemerintah yang dinilai menipu warga. ”Mereka bohong, musuh bukan di Amerika, musuh di sini,” teriak pengunjuk rasa.
Sejak Sabtu, gelombang unjuk rasa terlihat di Teheran. Pemerintah menyikapi dengan keras. Pengunjuk rasa hari Sabtu ditangkapi. Aparat sempat menangkap Duta Besar Inggris untuk Iran Robert Macaire yang berada di lokasi unjuk rasa. Macaire dibebaskan setelah aparat mengidentifikasinya sebagai dubes yang mempunyai kekebalan diplomatik.
Dalam video yang beredar, Senin (13/1) malam waktu setempat, dan diverifikasi kantor berita Associated Press terlihat aparat menggunakan peluru tajam di dekat lapangan Azadi, Teheran. Kepala Kepolisian Teheran Hossein Rahimi membantah ada penembakan. ”Polisi memperlakukan warga dengan sabar. Polisi tidak menembak massa karena bisa mengendalikan diri,” katanya, sebagaimana dikutip media setempat.
Aparat keamanan diberitakan telah menangkap seorang tokoh oposisi, Hossein Karroubi, yang mendukung unjuk rasa mahasiswa itu. Penangkapan Karroubi terjadi setelah ayahnya, Mehdi Karraoubi, menyerukan agar Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengundurkan diri. Mehdi dikenai tahanan rumah sejak 2011 bersama tokoh oposisi Iran lainnya.
Sikap Rouhani
Presiden Rouhani merasa terjepit akibat unjuk rasa mahasiswa dan kritik masyarakat internasional atas insiden pesawat Ukraina itu. Dalam situasi itu, Selasa, ia berpidato lewat siaran Press TV sebagai kritik terhadap Garda Revolusi Iran serta sekaligus upaya menenangkan mahasiswa dan rakyat Iran.
Rouhani menyebut pengakuan pimpinan militer Iran sebagai pihak yang menembak jatuh pesawat Ukraina merupakan langkah baik, tetapi mereka harus menjelaskan soal terlambatnya pengakuan itu. ”Pesawat Ukraina jatuh ditembak hari Rabu, tetapi pengakuan pimpinan militer baru disampaikan pada Jumat malam dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Iran,” ujar Rouhani.
Ia menegaskan, pejabat yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Ukraina itu harus mendapat sanksi pemecatan dari jabatannya. Rouhani meminta lembaga yudikatif di Iran membentuk pengadilan khusus di bawah pimpinan hakim yang mumpuni untuk menangani peristiwa jatuhnya pesawat Ukraina.
Juru bicara lembaga yudikatif Iran, Gholam Hossein Esmaeli, mengungkapkan, otoritas Iran telah menangkap sejumlah oknum yang diduga kuat berperan dalam peristiwa jatuhnya pesawat Ukraina. Namun, ia belum menjelaskan identitas oknum itu.
Pengamat Iran, Ali Akbar Dariyane, dalam televisi Al Jazeera menyebut, tampilnya Rouhani lewat Press TV menunjukkan adanya perpecahan di lingkungan elite Iran pasca- jatuhnya pesawat Ukraina itu.
(AP/REUTERS/RAZ)