Kebakaran hutan yang melanda Australia mengetuk hati para petenis top dunia. Mereka mengesampingkan persaingan dan bahu-membahu mengumpulkan donasi untuk membantu negeri yang menjadi ”rumah” mereka setiap awal tahun.
Oleh
Yulia Sapthiani
·5 menit baca
Para juara Grand Slam, yaitu Roger Federer, Rafael Nadal, Novak Djokovic, Serena Williams, Naomi Osaka, dan Caroline Wozniacki, bergabung bersama petenis Australia, Nick Kyrgios, dan petenis muda Yunani, Stefanos Tsitsipas, di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Australia, Rabu (15/1/2020). Mereka berkumpul untuk bermain tenis, tetapi bukan untuk bersaing.
Hari itu mereka berpartisipasi dalam acara penggalangan dana untuk membantu korban kebakaran hutan di Australia. Australia telah menjadi ”rumah” bagi para petenis top dunia itu, yang selalu menjadi negara pertama yang mereka tuju untuk memulai musim pertandingan setiap tahun, selama belasan hingga puluhan tahun karier mereka.
Rally for Relief, demikian tajuk acara amal ini, digelar oleh panitia penyelenggara Australia Terbuka di Melbourne Park, Rabu (15/1/2020), lima hari menjelang dimulainya Grand Slam pembuka musim tersebut. Direktur turnamen yang juga CEO Asosiasi Tenis Australia Craig Tiley berharap bisa meraih jutaan dollar Australia dari acara tersebut.
Uang yang terkumpul akan disumbangkan untuk korban kebakaran hutan di Australia yang terjadi sejak Desember 2019. Bencana itu telah menewaskan sedikitnya 28 orang, membakar sekitar 2.000 rumah, dan membuat kualitas udara di Australia, termasuk Melbourne, buruk. Jutaan hewan juga mati akibat kejadian tersebut.
Para petenis itu dibagi dalam dua tim, yakni Tim Serena dan tim Wozniacki. Setelah para pemain bertanding bergantian, acara diisi oleh laga antara Federer yang mewakili Tim Serena melawan Kyrgios dari Tim Wozniacki. Setiap pertandingan antar-pemain diwarnai canda yang mengundang tawa penonton dan pukulan-pukulan yang menghasilkan uang untuk disumbangkan.
Dalam acara itu, Federer dan Nadal, dua sahabat yang membangun rivalitas terbaik dalam sejarah tenis, menyumbangkan uang 250.000 dollar Australia (sekitar Rp 2,3 miliar).
Inisiatif komunitas
Rally for Relief hanyalah salah satu bentuk insiatif komunitas tenis dunia untuk membantu korban. Baik melalui organisasi, seperti Asosiasi Tenis Profesional (ATP), Asosiasi Tenis Putri (WTA), acara amal, maupun sendiri-sendiri, para petenis top dunia memberi perhatian dengan menyumbangkan uang.
Australia adalah rumah kedua bagi Federer, Nadal, Serena, dan kawan-kawan selama bertahun-tahun. Kota-kota di negara tersebut, seperti Sydney, Perth, Brisbane, dan Adelaide, menjadi tuan rumah turnamen awal musim dengan Grand Slam Australia Terbuka di Melbourne sebagai puncaknya.
Tak jarang, para bintang tenis itu menjadikan Australia sebagai tempat merayakan Natal atau Tahun Baru. Karena mayoritas petenis top berasal dari belahan bumi Utara, Eropa, dan Amerika Serikat, mereka biasanya membutuhkan waktu aklimatisasi lebih lama dengan cuaca panas Australia.
”Australia pada Januari telah menjadi rumah saya selama 15 tahun terakhir. Menyaksikan api telah merusak lahan, keluarga, komunitas, dan hewan-hewan, sangat menyedihkan. Saya ingin memulai donasi saya 25.000 dollar. @DjokerNole, maukah kamu berdonasi dengan nilai yang sama seperti saya?” kicau mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova, lewat akun Twitter-nya pada 5 Januari.
Sehari setelah itu, Novak Djokovic, membalas ”colekan” tersebut dengan menyumbang nilai yang sama.
Tiga hari setelah itu, Sharapova membuat inisiatif lain di sela-sela keikutsertaannya pada turnamen WTA Brisbane. Dia menandatangani 10 pasang sepatu Nike, sponsornya, lalu meninggalkan sepatu itu di meja panitia di Hotel Westin, tempatnya menginap.
”Saya juga menyimpan amplop. Sepatu itu bisa menjadi milik Anda. Saya hanya meminta Anda berdonasi 300 dollar untuk setiap pasang. Semua uang akan diberikan kepada korban kebakaran melalui Palang Merah,” kata Sharapova.
Dalam waktu sekitar satu jam setelah cuitan itu muncul, 3.000 dollar AS diberikan pada Palang Merah.
Sejumlah turnamen pemanasan Australia Terbuka juga dijadikan momen oleh para petenis untuk berdonasi dengan cara masing-masing. Saat tampil dalam kejuaraan beregu putra Piala ATP, 3-12 Januari, Kyrgios berjanji mendonasikan 200 dollar Australia (setara Rp 1,9 juta) untuk setiap servis as yang dia buat di Australia. Pada turnamen itu saja, petenis Australia keturunan Yunani itu membuat 56 as dari enam penampilannya di nomor tunggal.
Petenis Australia lainnya melakukan hal yang sama seperti Kyrgios. Alex de Minaur dan John Millman masing-masing menyumbang 250 dan 100 dollar Australia untuk setiap servis as. Adapun petenis putri, Samantha Stosur, menyumbangkan 200 dollar Australia per as.
Unik
Cara lain dilakukan petenis yang tak piawai membuat as. Petenis putri asal Swiss, Belinda Bencic, melakukan cara yang unik. Alih-alih menyumbang dari jumlah as, petenis peringkat kedelapan dunia itu menggunakan kesalahan ganda saat servis sebagai indikator. Baginya, membuat double fault lebih mudah ketimbang as.
”Dengan demikian, saat membuat double fault, saya tak akan terlalu marah pada diri sendiri. Double fault saya akan berguna untuk orang lain,” kata Bencic yang membuat 322 double fault dan 204 servis as pada 2019.
Sementara itu, juara tunggal putri Wimbledon, Simona Halep, memanfaatkan pelatihnya yang asal Australia, Darren Cahill, untuk menghitung donasinya. ”Anda tahu, saya cinta Australia, tetapi, Anda juga tahu kalau saya tak bisa membuat banyak as. Jadi, saya akan membantu dengan cara seperti ini setiap saya membuat @darren_cahill tak puas dengan permainan saya, saya akan menyumbang 200 dollar. Dengan cara ini, akan ada banyak uang untuk disumbangkan,” kata Halep.
Australia, sebagai tuan rumah Australia Terbuka sejak 1905, telah berada di hati petenis-petenis top dunia dari banyak negara. Ketika negara dan orang-orang di negara ini mengalami musibah, mereka mengesampingkan persaingan. Sharapova dan kawan-kawan bersatu untuk kemanusiaan.