Berbekal dua gelar juara Proliga pada 2011 dan 2013, tim bola voli putra Palembang Bank SumseslBabel kembali ditangani pelatih kawakan Mashudi pada Proliga 2020 yang berlangsung pada 24 Januari-19 Maret.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Setelah tampil mengejutkan dengan menjadi juara Proliga 2011 dan 2013, tim bola voli Palembang Bank SumselBabel tak kunjung bisa mengulangi kesuksesan. Manajemen Bank SumselBabel memanggil kembali pelatih yang membawa mereka juara, Mashudi. Dari pelatih asal Jawa Timur itu, mereka berharap ada tuah untuk merebut gelar juara Proliga 2020.
Bank SumselBabel mulai berpartisipasi pada tahun kedelapan Proliga tahun 2009. Tak butuh waktu lama, mereka berhasil menjadi juara pada Proliga 2011 dan 2013.
Kesuksesan Bank SumselBabel tidak lepas dari ramuan taktik dan strategi Mashudi. Pelatih yang kini berusia 60 tahun itu meracik pemain yang tidak berlabel pemain nasional menjadi kekuatan bola voli.
Setelah itu tim ini seolah mati suri. Mereka sempat menunjukkan tanda-tanda akan bangkit ketika ditangani pelatih Samsul Jais pada Proliga 2017. Syamsul membawa Bank SumselBabel lolos dua kali ke final Proliga 2017 dan 2018, tetapi dua kali pula tim ini gagal menjadi yang terbaik. Pada Proliga 2019, prestasi tim yang ditangani Pascal Wilmar merosot ke posisi keempat.
Karena itu, manajemen Bank SumselBabel kembali menunjuk Mashudi sebagai pelatih tahun ini. Manajer Bank SumselBabel Bari Ari Windoko di Padepokan Bola Voli, Sentul, Jawa Barat, Kamis (16/1/2020), mengatakan, selain faktor sejarah, Mashudi juga punya gaya melatih yang cocok untuk tim saat ini yang dihuni pemain muda non-pelatnas..
”Pak Mashudi adalah pelatih ortodoks yang sangat menekankan kemampuan fisik dan kekompakan. Dia juga displin dan tegas. Gaya seperti itu cocok untuk meningkatkan motivasi dan semangat para pemain yang tidak berlabel pemain nasional dan berusia muda ini. Dengan dia, kami yakin tim ini bisa tampil beda dan mengejutkan,” ujar Bari.
Tak diunggulkan
Tahun ini, Proliga 2020 diikuti enam tim putra dan lima tim putri. Dari enam tim putra, Bank SumselBabel dan Jakarta Garuda adalah tim yang tidak diunggulkan. Empat tim lain adalah juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator, runner up Jakarta BNI 46 yang diperkuat delapan pemain timnas, Jakarta Pertamina Energi, dan tim debutan Lamongan Sadang MHS yang diperkuat pemain berpengalaman.
Mashudi mengatakan, dirinya sangat diuntungkan karena timnya tidak diunggulkan. Kondisi itu membuat timnya tampil tanpa beban. ”Kini yang perlu diperkuat tinggal stamina dan semangat bertanding. Kalau bisa demikian, tim ini pasti bisa membuat kejutan,” kata pelatih yang turut membidani lahirnya Samator pada 1993 itu.
Kapten tim Bank SumselBabel, Gunawan Saputra (24), mengatakan, status bukan unggulan memberi motivasi besar untuk tim membuktikan bahwa mereka tidak sesuai yang diperkirakan.
”Kami justru sangat bersemangat membuktikan diri. Kalau tampil baik, justru itu baik untuk karier kami. Tidak menutup kemungkinan membuka jalan kami untuk ditarik ke timnas,” tutur pemain yang menjalani musim keduanya di Bank SumselBabel itu.
Tahun ini, Bank SumselBabel diperkuat dua pemain asing. Pemain asal Kuba Carlos Alberto Araujo Scull pernah bermain pada Proliga 2017. Satu lagi spiker asal Belanda, Tijmen Laane, menjalani musim perdananya di Indonesia.
”Tim ini sangat berbeda dengan dua tahun lalu. Kali ini tim diisi oleh para pemain muda. Namun, para pemain ini punya kemampuan yang bagus. Mereka juga berlatih sangat keras dan displin. Saya yakin dengan pemain yang ada, tim ini mampu berbuat banyak di Proliga kali ini,” kata Araujo yang pernah memperkuat timnas Kuba pada 2011-2013.