Berkaca pada pengalaman subsidi listrik, pemerintah diminta menyiapkan data calon penerima subsidi elpiji secara cermat. Perubahan skema diharapkan membuat subsidi negara lebih tepat sasaran.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah diminta menyiapkan data penerima subsidi elpiji 3 kilogram secara akurat. Desakan itu terkait rencana pemerintah mengalihkan subsidi dari komoditas kepada rakyat secara langsung. Berkaca dari pengalaman pemberian subsidi listrik, ditemukan ketidakakuratan data penerima subsidi.
Rencana pengalihan subsidi tersebut akan diterapkan pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, elpiji 3 kilogram yang beredar saat ini akan dijual sesuai harga pasar atau harga nonsubsidi. Harga elpiji 3 kilogram yang disubsidi sekarang berkisar Rp 16.000 per tabung sampai Rp 20.000 per tabung. Harga nonsubsidi elpiji 3 kilogram diperkirakan sekitar Rp 40.000 per tabung.
”Kebijakan ini harus dilakukan dengan cermat. Oleh karena itu, perlu data yang akurat berapa sebenarnya jumlah penerima subsidi elpiji agar pemberian subsidi benar-benar tepat sasaran,” kata anggota Komisi VII DPR, Mulyadi, di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kamis (16/1/2020), di Jakarta.
Berkaca dari subsidi listrik, pada awal 2017 pemerintah mulai menertibkan pelanggan rumah tangga penerima subsidi listrik. Pasalnya, ada sejumlah pelanggan yang masuk dalam kategori mampu, tetapi menerima subsidi listrik. Dari 23 juta rumah tangga pelanggan listrik golongan 900 volt ampere yang menerima subsidi saat itu, hanya 4,1 juta rumah tangga yang dinyatakan benar-benar layak menerima subsidi.
Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto, acuan data penerima subsidi elpiji adalah data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Pemerintah belum menetapkan jumlah tabung elpiji bersubsidi yang bisa dikonsumsi untuk kelompok rumah tangga atau usaha mikro setiap bulannya. Dari penelitian sementara, setiap rumah tangga menghabiskan dua sampai tiga tabung elpiji 3 kilogram setiap bulan.
”Untuk usaha mikro, belum kami teliti berapa tabung yang mereka konsumsi setiap bulannya. Nah, pengendalian subsidi mulai semester II tahun ini sekaligus untuk mendapatkan data yang akurat mengenai hal tersebut. Prinsipnya, apabila konsumsi melebihi batas kewajaran, kelebihan tabung tersebut harus dibeli dengan harga nonsubsidi,” ujar Djoko.
Dari perhitungan pemerintah, diperkirakan ada potensi penghematan subsidi sampai 30 persen dari total nilai subsidi elpiji dalam setahun. Penghematan itu akan terjadi jika pengendalian subsidi elpiji mulai diterapkan sejak Januari 2020. Dengan alokasi subsidi Rp 50,6 triliun tahun ini, maka penghematan subsidi bisa mencapai Rp 15 triliun dalam setahun.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Alimuddin Baso menambahkan, selain pengendalian subsidi elpiji, pemerintah juga akan meningkatkan jaringan gas kota. Jaringan gas kota yang dimaksud adalah mengalirkan gas bumi ke rumah tangga secara langsung melalui pipa gas. Sampai 2019 sudah tersambung 400.269 rumah tangga yang terhubung ke dalam jaringan gas kota.
”Jaringan gas kota lebih hemat ketimbang memakai elpiji. Tahun ini akan ada program pembangunan jaringan gas kota untuk 266.070 rumah tangga di Indonesia,” ucap Alimuddin.
Selain jaringan gas rumah tangga, pemerintah juga tetap melanjutkan program konversi minyak tanah ke elpiji. Tahun ini ada 522.616 paket konversi yang akan didistribusikan di bagian timur Indonesia. Selain itu, ada pula pembagian 50.000 paket alat konversi ke gas bagi nelayan.
PT Pertamina (Persero) pernah melakukan uji pasar penjualan elpiji 3 kilogram nonsubsidi. Dengan nama pasar Bright Gas 3 kilogram, Pertamina menjual 5.000 tabung di wilayah Jakarta dan Surabaya pada akhir 2017. Selama masa uji coba tersebut, harga per tabung elpiji 3 kilogram nonsubsidi adalah Rp 39.000. Alasan Pertamina waktu itu adalah untuk memberikan banyak pilihan kepada konsumen gas non subsidi.