E-sport dapat menjadi sarana untuk memajukan kualitas sumber daya manusia. Olahraga ini menuntut pemainnya berpikir kritis dan inovatif sehingga dapat mendidik anak muda bekerja dengan cerdas serta kreatif.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Olahraga elektronik atau yang dikenal dengan e-sport dapat menjadi sarana untuk memajukan kualitas sumber daya manusia. Olahraga ini menuntut pemainnya berpikir kritis dan inovatif sehingga dapat mendidik anak muda bekerja dengan cerdas serta kreatif. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan agar Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Ketua Umum Pengurus Besar E-Sports Indonesia Jenderal (Pol Purn) Budi Gunawan menuturkan, anak muda Indonesia yang gemar bermain e-sport bakal memiliki kemampuan yang unggul apabila dibina dan diarahkan dengan tepat. Mereka akan sukses di bidang yang ditekuni.
Budi mengutip studi pada tahun 2017 yang dilakukan Universitas Liverpool, Inggris. Dalam studi tersebut disebutkan, pemain gim profesional lebih unggul daripada operator drone militer terutama pada aspek koordinasi tangan dan mata. Mereka memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa aktivitas pekerjaan secara bersamaan dalam mengoperasikan seluruh sistem di pesawat.
Hal tersebut menguatkan studi sebelumnya pada 2007. Pemain gim yang menjadi dokter memiliki keahlian bedah yang lebih baik dibandingkan dengan dokter tanpa pengalaman bermain gim.
”Dapat kita bayangkan, anak muda Indonesia yang menggemari e-sport jika dibina dan diarahkan dengan tepat dapat menjadi SDM (sumber daya manusia) unggul di berbagai bidang, seperti militer, dokter, ahli teknologi informasi, pengusaha, rekayasa genetik, dan lainnya,” ujar Budi dalam teks pidato sambutan pengukuhan PB E-Sports Indonesia masa bakti 2020-2024 di Jakarta yang diterima oleh Kompas pada Sabtu (18/1/2020).
Menurut Budi, anak muda yang memiliki SDM unggul akan membawa Indonesia menjadi negara maju, kuat, dan disegani. Ia pun bangga ketika atlet e-sport Indonesia berhasil meraih berbagai prestasi dalam turnamen di tingkat regional dan juga global.
Indonesia berhasil meraih medali perak di SEA Games Filipina 2019. Beberapa klub asal Indonesia seperti Evos Capital menjadi juara Piala Dunia Free Fire 2019 di Thailand, Evos E-Sports menjadi juara kejuaraan dunia Mobile Legend M-1 tahun 2019 di Kuala Lumpur, dan masih banyak torehan prestasi lain.
Budi menuturkan, e-sport merupakan olahraga modern yang menjadi bagian dari gaya hidup generasi milenial dan akan semakin digemari generasi muda mendatang. Selain aspek permainan, e-sport bermanfaat untuk mengasah kemampuan anak muda dalam berpikir strategis, cerdas dan kreatif, analisis dan menyusun strategi, motivasi dan kerja sama tim, serta kelincahan dan ketahanan fisik.
”Kemampuan ini tentu akan berguna dalam membentuk generasi muda Indonesia yang tangguh, andal, inovatif, dan kreatif untuk mampu memenangi kompetisi global,” ujar Kepala Badan Intelijen Negara tersebut.
Beberapa negara maju telah memanfaatkan pengembangan teknologi pada gim untuk kepentingan strategis di negaranya, termasuk untuk teknologi militer. Pada tahun 2010, Angkatan Udara Amerika Serikat menggabungkan 1.760 Playstation 3 menjadi satu superkomputer yang merupakan komputer tercepat di seluruh Amerika Serikat yang digunakan untuk peningkatan kemampuan radar, pengenalan pola, pemrosesan citra satelit, dan riset artificial intelligence.
Di Indonesia, e-sport menyumbang peningkatan ekonomi dengan kontribusi sebesar Rp 13 triliun pada 2018. Peningkatan diprediksi akan terus terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 143 juta jiwa.
Saat ini, telah ada 60 juta pemain e-sport dan diprediksi menjadi 100 juta pemain pada akhir 2020 dengan kontribusi pendapatan nasional sebesar Rp 22 triliun. ”Ini baru sekitar 1 persen dari pasar e-sport dunia sehingga potensi ekonominya masih sangat besar,” ujar Budi.
Hal tersebut sejalan dengan perubahan demografi Indonesia yang akan mengalami bonus demografi dengan jumlah penduduk di usia milenial dan Gen Z (usia 17-40 tahun) sebanyak 109,7 juta orang atau 52 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Kedua generasi tersebut merupakan kelompok usia dominan pemain e-sport.
Melihat potensi yang besar tersebut, PB E-Sports menjadi garda terdepan dalam merealisasikan potensi e-sport di Indonesia. PB E-Sports harus mampu mengantisipasi berbagai tantangan dan kendala dengan melakukan berbagai terobosan untuk peningkatan prestasi, pengembangan ekosistem, dan peningkatan dampak ekonomi industri e-sport melalui berbagai inovasi.
PB E-Sports akan menyusun regulasi, pembangunan pusat latihan sesuai dengan standar internasional, serta arena e-sport yang dipadukan dengan daerah tujuan wisata. Selain itu, mereka juga akan meningkatkan kompetisi secara berjenjang dalam liga profesional dan menyelenggarakan minimal satu turnamen e-sport berskala internasional setiap tahun.
PB E-Sports juga akan berusaha mengembangkan platform digital e-sport yang terkoneksi dengan jaringan internet berkecepatan tinggi. Karena itu, mereka membutuhkan kerja sama yang baik antara Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Komite Olahraga Nasional Indonesia sebagai induk pembinaan seluruh cabang olahraga di Indonesia ataupun dengan International E-Sports Federation (IESF).
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto menyebutkan, e-sport di Indonesia akan terus berkembang. Hal tersebut terlihat dari semakin banyaknya turnamen yang diadakan. Turnamen tersebut menjadi tempat pemanasan bagi atlet Indonesia yang akan bertanding di ajang internasional (Kompas.id, 13/9/2019).