Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang hingga Senin
Hujan lebat disertai angin kencang dan petir atau kilat diperkirakan oleh BMKG akan terjadi di Jabodetabek hingga Senin (20/1/2020).
Oleh
Neli Triana/Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Prakiraan Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi dalam situs resminya, seperti saat diakses pada Sabtu (18/1/2020) pukul 19.00, diumumkan bahwa wilayah Jabodetabek termasuk kawasan yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai angin kencang serta kilat atau petir sepanjang akhir pekan ini hingga Senin (20/1/2020).
Hujan lebat berangin kencang disertai petir itu disebabkan ada sirkulasi siklonik di Kalimantan Barat (925/900mb) dan konvergensi memanjang di pesisir barat Sumatera, dari Selat Makasar hingga Sulawesi Tenggara, dan di Papua. Belokan angin terdapat di Sumatera bagian tengah, Selat Karimata, dan Laut Jawa.
Sebelumnya, hujan lebat yang mengguyur pada Sabtu pagi telah menimbulkan genangan di sejumlah ruas jalan dan permukiman di DKI Jakarta. Luapan air sungai dan saluran air itu terjadi di setidaknya 17 ruas jalan dan sejumlah perkampungan. Namun, pada Sabtu sore, rata-rata genangan sudah surut.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo, jalan yang tergenang terdapat di lima wilayah DKI Jakarta. Genangan juga muncul di jalan-jalan protokol, seperti Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, Jalan Letnan Jenderal S Parman, dan Jalan Cikini Raya, dengan ketinggian air hingga sekitar 20 sentimeter (cm).
”Penyebab curah hujan yang tinggi dan rata-rata surut pagi hingga siang hari pukul 07.00-10.30,” katanya di Jakarta, Sabtu.
Genangan terparah terjadi di jalan-jalan sekitar Kebayoran Lama dengan ketinggian air sekitar 50 cm di Jalan Pandan dan Jalan Rambai.
Sementara itu, luapan sejumlah kali juga mengakibatkan beberapa perkampungan tergenang, seperti Bendungan Hilir, Kemandoran, Cikini, dan Tanjung Dureng. Kali yang meluap antara lain Kali Krukut, Kali Grogol, dan Kali Sekretaris.
Curah hujan pada Sabtu pagi jauh lebih rendah daripada curah hujan ekstrem yang terjadi pada 1 Januari lalu yang mencapai 377 milimeter (mm) di Halim Perdanakusuma. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan Sabtu pagi tercatat 74 mm di Halim Perdanakusuma dan 79 mm di Kemayoran. BMKG memperkirakan hujan lebat masih berpotensi di DKI Jakarta pada 17-23 Januari.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan pengerukan dan memperbaiki pompa-pompa yang rusak karena terendam banjir pada 1 Januari lalu untuk bersiap menyambut puncak musim hujan.
Sekitar 70 pompa air rusak karena terendam banjir dan juga tersangkut sampah pada banjir 1 Januari lalu. Setelah perbaikan, setidaknya 30 pompa sudah diperbaiki dan berfungsi.
Kendati demikian, ia menyatakan, di semua rumah pompa tersedia pompa yang berfungsi baik. ”Jadi di satu rumah pompa mungkin ada satu yang rusak,” katanya.
Menurut Juaini, terdapat 379 hektar waduk dan situ di Jakarta. Sekitar 168 hektar di antaranya perlu revitalisasi. Sementara masih ada 233 hektar yang perlu pembebasan lahan. ”Lokasi lahannya beragam. Kan, dari tiap waduk itu ada yang kurang 5 hektar, ada yang 10 hektar,” ujarnya.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta juga terus mengerjakan sumur resapan sebagai salah satu pencegahan banjir. Tahun 2019, dari target 1.000 sumur resapan, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, kata Juaini, merealisasikan 1.200 sumur resapan.
Tahun 2020, ditargetkan 3.000 pembuatan sumur resapan di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta yang anggaran dan pengerjaannya dilakukan di suku-suku dinas. Untuk pembuatan sumur resapan ini, alokasi anggaran di suku dinas totalnya sekitar Rp 100 miliar.