Karisma Evi Mengincar Prestasi di Paralimpiade 2020
Keterbatasan fisik tak menghalangi Karisma Evi Tiarani menggapai prestasi tertinggi dalam olahraga. Spinter berusia 18 tahun itu, kini menjadi andalan baru atletik paralimpiade Indonesiapada nomor 100 meter putri.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·4 menit baca
Karisma Evi Tiarani berkembang pesat menjadi atlet atletik paralimpiade, sejak pertama kali berlatih pada 2014. Dia tumbuh menjadi atlet andalan Indonesia di berbagai ajang olahraga bagi atlet-atlet berkebutuhan khusus. Setelah merajai ajang nasional dan regional, Karisma ini mulai melebarkan visi juaranya ke level dunia.
Sejak Mei 2019, bersama dengan para atlet yang tergabung dalam pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) ASEAN Para Games 2020, Karisma menjalani program latihan rutin di Stadion Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah. Setelah merebut pertama kali medali emas lompat jauh dan medali perak nomor lari 100 meter dan 200 meter di ajang ASEAN Para Games Malaysia 2017, capaian prestasi Karisma di kancah internasional terus menanjak. Ia terus berlari lebih cepat. Kini ia telah menjelma menjadi pelari cepat 100 meter tingkat dunia.
“Dulu waktu kecil sebenarnya punya cita-cita jadi atlet bulu tangkis karena saya suka bulu tangkis. Waktu itu sekadar main-main saja sih,” kata Karisma yang sejak lahir memiliki kakikiri lebih pendek dari kaki kanan di sela-sela latihan di Solo.
Di tingkat dunia, prestasi Karisma tidak bisa diragukan lagi. Ia sukses menyabet gelar juara dunia lari 100 meter klasifikasi T63 (keterbatasan tubuh bagian bawah) pada Kejuaraan Dunia Atletik Paralimpiade di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (13/11/2019) tengah malam WIB silam.
Ia mencatatkan waktu 14,72 detik. Hasil itu memecahkan rekornya sendiri di nomor lari 100 meter klasifikasi T42 (tuna daksa/keterbatasan tubuh bagian bawah ). Sebelumnya, Karisma mencetak rekor dunia lari 100 meter klasifikasi T42 pada ajang World Para Athletics Grand Prix di Paris, Agustus 2019 dengan catatan waktu 14,90 detik.
Berdasarkan data di laman Komite Paralimpiade Internasional, paralympic.org, rekor dunia lari 100 meter klasifikasi T63 masih dipegang atlet asal Italia, Martina Caironi dengan catatan waktu 14,61 detik yang dicetak pada 2015. Sebelum menyabet juara dunia, Karisma lebih dulu meraih medali emas nomor lari 100 meter putri T42/T63 pada ajang Asian Para Games 2018 di Jakarta.
“Tujuan saya sekarang ke Paralimpiade Tokyo. Kalau belum sampai belum puas,” kata Karisma.
Pelari kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 19 Januari 2001 ini mulai terjun ke olahraga atletik sejak tahun 2014 ketika masih duduk di bangku SMPN 2 Simo, Boyolali. Ia bertanding pertama kali pada ajang Pekan Paralimpiade Pelajar Daerah (Peparpeda) tingkat Jawa Tengah 2014 di Semarang, mewakili Kabupaten Boyolali dan langsung meraih medali perak lari 100 meter.
Dengan capaian itu, putri pasangan Riyanto (50) dan Istiqomah (45) ini lantas diminta bergabung ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Jawa Tengah di Solo sehingga harus pindah sekolah ke SMPN 12 Solo. Ia kemudian berlaga di ajang Pekan Paralimpiade Pelajar Nasional (Peparpenas) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) yang juga meraih emas. Menunjukan prestasi gemilang, ia pun dipanggil Komite Nasional Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia bergabung dalam pelatnas ASEAN Para Games 2017.
“Awalnya yang mengajak saya ke dunia olahraga itu mbak Tari, atlet voli duduk NPC,” kata Karisma.
Prestasi demi prestasi yang berhasil digapai Karisma itu, semakin memompa semangatnya menekuni olahraga atletik paralimpiade. Kini ia membidik ASEAN Para Games 2020 di Filipina yang akan bergulir pada 20-20 Maret. Sebagai juara dunia lari 100 meter T63 sekaligus pemegang rekor dunia lari 100 meter T42, di atas kertas Karisma mampu merebut emas di Filipina.
Namun, ia tak mau besar kepala dan meremehkan siapapun lawan yang akan dihadapi. Ia terus tekun menjalani program latihan pelatnas yang digelar setiap Senin-Sabtu pagi dan sore di Stadion UNS, Solo. “Atlet-atlet dari negara lain pasti juga berlatih keras sehingga kita juga harus terus berlatih mengasah kemampuan diri,” kata Karisma.
Usai gelaran ASEAN Para Games 2020, Karisma mengincar prestasi di Paralimpiade Tokyo 2020. Tiket menuju Paralimpiade sudah dikantonginya setelah merebut juara di Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai. Meski NPC Indonesia tak memberi beban target medali emas di Paralimpiade Tokyo, tetapi Karisma bertekad menggenapi prestasinya dengan merebut emas pada nomor andalannya 100 meter T63.
Berdasarkan evaluasi, Karisma mengaku masih ada beberapa hal yang harus dibenahi untuk bisa mempertajam catatan waktu. Di antaranya kecepatan start dan ayunan tangan kiri. Ia membidik catatan waktu kurang dari 14,5 detik. “Start saya agak telat dan ayunan tangan kiri juga membuka, sehingga mengurangi kecepatan dan mengganggu keseimbangan tubuh,” katanya.
Bagi Karisma, menyandang disabilitas bukan halangan untuk menggapai prestasi. Ia membangun rasa percaya diri dan mengasah potensi yang dimiliki hingga berbuah emas. Ia berharap para penyandang disabilitas lain juga menggali bakat dan minat masing-masing. “Di setiap kekurangan, ada kelebihan, ada keistimewannya. Kita harus percaya diri,” ujar Karisma.