Penyelenggaraan berbagai festival di Ibukota mendapat apresiasi positif warga. Tak sekadar panggung seni, sosial dan budaya, warga juga mendapat hiburan gratis serta bisa menambah pengetahuan dan informasi.
Oleh
MB. DEWI PANCAWATI (LITBANG KOMPAS)
·4 menit baca
Penyelenggaraan berbagai festival di Ibukota mendapat apresiasi positif warga. Tak sekadar panggung seni, sosial dan budaya, warga juga mendapat hiburan gratis serta bisa menambah pengetahuan dan informasi.
Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta giat mengadakan festival atau pergelaran. Festival berasal dari bahasa Latin dari kata dasar "festa" atau pesta dalam bahasa Indonesia. Bisa juga diartikan dengan hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan peristiwa penting, bersejarah, atau pesta rakyat.
Festival yang diadakan di Jakarta tidak hanya mengangkat kesenian dan budaya. Namun, dilatarbelakangi bermacam tema seperti keagamaan, ekonomi, pariwisata, fashion, pendidikan, dan tema lainnya. ‘Jakarta Christmas Festival’, ‘Festival Deepavali’, ‘Festival Pesona Lokal’, ‘Festival Kreatif Jakarta’, ‘Seribu Island Millenial Festival’ adalah beberapa rangkaian festival yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta tahun lalu. Ada juga festival yang sudah rutin diselenggarakan setiap tahun, yakni Festival Palang Pintu. Festival yang mengangkat budaya Betawi ini sudah ke-14 kali diselenggarakan.
Apresiasi
Masyarakat mengapresiasi dan menyambut baik penyelenggaraan berbagai festival tersebut. Hal ini terlihat dari hasil Jajak Pendapat Kompas akhir Desember lalu. Separuh responden menyambut baik dengan menonton langsung festival yang diselenggarakan pemda DKI.
Hampir 30 persen yang pernah datang beralasan, menghadiri festival untuk mendapatkan hiburan gratis. Memberikan hiburan gratis bagi masyarakat memang menjadi salah satu tujuan pemprov menyelenggarakan festival. Terutama warga Jakarta yang tinggal di pemukiman padat penduduk dan masuk dalam golongan ekonomi menengah ke bawah. Mereka dapat menikmati hiburan gratis dengan skala internasional.
Sejumlah festival seperti “Musik Tepi Barat”, “Konser Akbar Monas”, dan “Christmas Carol” yang diselenggarakan di pinggir jalan Sudirman-Thamrin, serta Monas, menjadi hiburan gratis bagi warga. Daya tarik festival bahkan membuat sepertiga responden rela menonton festival, sekalipun berbayar.
Tak hanya mendapatkan tontonan gratis, sebanyak 36 persen mengaku, dengan menghadiri festival, akan menambah pengetahuan dan informasi. ‘Festival Gerakan Warung Nasional’ yang digelar di Lapangan Banteng medio Desember lalu, contohnya. Festival ini memberikan binaan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan wawasan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha tentang cara membangun usaha, mendapatkan pembiayaan, mendistribusi dan mengakses pasar dengan bebas.
Sesuai Kebutuhan
Hal lain yang mendorong masyarakat menghadiri festival adalah saat tema-tema yang diangkat dalam festival sesuai dengan kebutuhan mereka. Seperti yang disebutkan 40,8 persen responden.
Kebutuhan untuk mendapatkan barang-barang berkualitas tetapi terjangkau bisa dipenuhi dengan acara event “Jakcloth Year and Sale” atau ‘Big Bang Jakarta’, pesta diskon untuk barang-barang bermerek.
Sementara kebutuhan masyarakat akan ruang publik terpenuhi saat banyak festival diadakan di ruang terbuka, seperti “Jakarta – Berlin Festival”. Festival yang digelar akhir November lalu ini menyulap Terowongan Kendal, Jakarta Pusat menjadi ruang terbuka yang menampilkan ekspresi budaya kota Jakarta dan Berlin. Festival tersebut menampilkan performing arts dan kuliner khas dua kota.
Daya Tarik Pariwisata
Tak hanya menghidupkan kesenian dan budaya, penyelenggaraan festival juga didorong untuk meningkatkan daya tarik pariwisata Jakarta, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Acara-acara yang diselenggarakan di Jakarta ini menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Jakarta. Catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, lima negara terbanyak yang berkunjung ke Jakarta selama 2019 adalah Tiongkok, Saudi Arabia, Malayisa, Jepang, dan Singapura.
Di tahun 2019, Disparbud telah menggelar berbagai acara unggulan untuk menarik kunjungan wisatawan. Diantaranya Jakarnaval, Jakarta Night Festival, Festival Museum Enjoy Jakarta, Monas Week, Jakarta International Folklore Festival (JIFF), Seribu Island Reggae Festival, Jakarta International Photo Festival (JIPFEST), dan Jakarta Muharram Festival.
Meski sudah banyak festival yang diselenggarakan oleh Pemda DKI, tapi nyatanya hampir separuh responden mengaku belum pernah nonton ke berbagai festival di Jakarta. Menjadi pekerjaan rumah bagi pemprov agar acara yang diselenggarakan menarik minat dan dinikmati lebih banyak orang. Sementara itu, hampir seperempat responden juga berharap supaya pemerintah lebih banyak menambah acara festival.
Festival dengan berbagai tema tak sekadar menghidupkan seni dan budaya dan menjadi daya tarik pariwisata Jakarta. Namun, juga bisa memberikan hiburan gratis bagi warga Jakarta dan sekitarnya, sekaligus menghidupkan perekonomian kerakyatan. Inilah, Jakarta yang menjadi panggung seni, sosial dan budaya masyarakat yang bisa dinikmati semua warganya.