Manajer Liverpool Juergen Klopp ingin membuktikan mereka “penyantap” segalanya ketika menjamu Manchester United, Minggu malam. Klopp masih penasaran untuk menundukkan "Setan Merah".
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU – Musim ini, Liverpool bisa saja mendapatkan predikat tim terhebat dan paling sempurna di Liga Inggris jika tidak ditahan imbang Manchester United 1-1 di Old Trafford, Oktober 2019 lalu. MU menjadi satu-satunya lawan yang mampu mencuri poin dari 21 laga yang telah dijalani “The Reds” musim ini.
Hasil laga kala itu bakal menjadi cetak biru bagi MU untuk kembali mendulang poin dari pemuncak klasemen Liga Inggris, Liverpool, dalam duel Minggu (19/1/2020) di Stadion Anfield, Minggu pukul 23.30 WIB. Cetak biru dimaksud adalah taktik defensif dan serangan balik cepat yang sangat tidak disukai Manajer Liverpol Juergen Klopp.
Oktober lalu, meskipun tampil di kandang sendiri, “Setan Merah” memilih pasif dan membiarkan tamunya mengendalikan permainan. MU tampil ekstra defensif dengan lima bek plus satu gelandang bertahan untuk menangkal transisi serangan Liverpool yang bak kilat dan berbahaya. MU hanya mengandalkan serangan balik lewat kecepatan para penyerangnya.
Taktik pragmatis itu berhasil. MU unggul berkat gol striker lincah, Marcus Rashford. Liverpool marah dan meningkatkan intensitas serangannya. Gelombang serangan dilancarkan dari berbagai penjuru, sehingga berujung gol balasan Adam Lallana di menit ke-85. MU pun tercatat sebagai satu-satunya tim yang mampu berdiri tegak dan mengambil poin dari 30 laga terakhir Liverpool di Liga Inggris.
Menurut Jose Mourinho, manajer yang menjadi komentator di Sky Sports ketika itu, MU tampil cerdik. Mereka enggan menggelar karpet merah kepada tamunya di Old Trafford kala itu. Sebaliknya, Setan Merah menjamu The Reds dengan menu sajian yang sangat tidak disukai lawan. “Klopp menginginkan daging, namun ia malah mendapatkan ikan,” ujar Mourinho saat itu.
Klopp kembali mengomentari permainan MU yang tidak disukainya, yaitu defensif, itu pada jumpa pers Jumat (17/1). Ia memprediksi Setan Merah bakal menyajikan menu serupa, apalagi kali ini mereka bakal bertamu ke Anfield. Taktik pragmatis dengan menerapkan garis pertahanan rendah dan menumpuk pemain di areal kotak penalti memang kerap menjadi ganjalan The Reds, khususnya pada musim lalu.
Liverpool kesulitan melancarkan kekuatan khasnya, yaitu kecepatan transisi serangan dari posisi bertahan. “Sangat aneh melihat tim dengan kualitas tinggi seperti mereka bermain dengan cara semacam itu. Itu (taktik sangat defensif) sangatlah menyulitkan hidup kami. Jika orang-orang melihatnya sebagai kritikan, saya tidak bisa mengubahnya,” tutur Klopp.
Menurutnya, dengan sejarah dan rivalitas panjang kedua tim, duel MU dan Liverpool semestinya berlangsung bak perang terbuka, bukan gerilya dari salah satu pihak. Analisa The Telegraph menunjukkan, dari sepuluh kali duel terakhir kedua klub tersukses di Inggris itu, tim asuhan Klopp selalu tampil lebih ofensif dari lawan pada sembilan laga di antaranya.
Namun, pakem menyerang itu tidak serta merta membuat The Reds unggul. Liverpool asuhan Klopp hanya dua kali menang atas MU dari kesepuluh laga itu. Meskipun demikian, Klopp optimistis timnya kali ini bakal mengalahkan Setan Merah, terlepas apa pun taktik yang akan mereka mainkan di laga dini hari nanti. Mereka ingin menjadi penyantap segalanya. Tidak ada daging, ikan pun jadi.
Liverpool telah memiliki cara membongkar tim yang tampil ekstra defensif seperti di laga sebelumnya, yaitu kontra Tottenham Hotspur. Saat itu, Spurs juga tampil sangat defensif di Stadion Tottenham. Jalannya laga itu dimonopoli Liverpool dengan 67 persen penguasaan bola. Namun, The Reds bermain hati-hati, mengontrol laga, dan memaksimalkan peluang gol yang dimiliki. Mereka pun menang 1-0 saat itu.
Paradigma menang
Jika mampu mengalahkan MU, Liverpool bakal melenggang bebas ke garis finis juara Liga Inggris. Nyaris tidak akan ada lagi tim yang bisa menghentikan mereka musim ini. “Tim kami memiliki paradigma menang dan fokus di setiap laga ke depan. Kami melakukan segala upaya untuk memastikan meninggalkan lapangan dengan kemenangan,” ujar Alisson Becker, kiper Liverpool.
Peluang mereka mengalahkan MU kali ini cukup besar. MU terancam tidak bisa diperkuat Rashford, senjata serangan balik terbaiknya. Pencetak gol tersubur MU dengan 19 gol di berbagai kompetisi musim ini itu menderita cedera punggung saat melawan Wolverhampton Wanderes di Piala FA, Rabu lalu. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer pesimistis Rashford bisa tampil.
Jika striker berusia 22 tahun itu absen, Solskjaer otomatis hanya bisa mengandalkan Anthony Martial dan Daniel James atau di lini depan. Ia berpesan agar pemainnya menyiapkan mental untuk tampil di Anfield. “Stadion ini bisa sangat mengintimidasi, khususnya bagi yang belum pernah tampil di sana sebelumnya. Kami, khususnya para pemain muda, harus bersiap sebaik mungkin,” ujarnya dikutip Metro. (AP)