Korban Tewas Jembatan Putus Bertambah Jadi 9 Orang
Petugas SAR gabungan, Senin (20/1/2020) pagi, kembali menemukan dua korban tewas akibat jembatan putus di Kabupaten Kaur, Bengkulu, sehingga total korban tewas dalam peristiwa itu mencapai sembilan orang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KAUR, KOMPAS — Petugas SAR gabungan, Senin (20/1/2020) pagi, kembali menemukan dua korban tewas akibat jembatan putus di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Dengan demikian, total korban tewas akibat jembatan yang putus pada Minggu (19/1/2020) itu mencapai sembilan orang. Satu orang lainnya masih dalam pencarian.
Komandan Pos SAR Manna, yang juga menjadi komandan tim pencarian korban putusnya Jembatan Cawang, Suarlin Dani, mengatakan, kedua korban ditemukan pada Senin pagi. Sebelumnya, tujuh korban tewas lainnya ditemukan pada Minggu.
Saat ini, tim sedang melakukan upaya evakuasi korban dan mencari satu korban lain yang masih hilang.
”Saat ini, tim sedang melakukan upaya evakuasi korban dan mencari satu korban lain yang masih hilang,” kata Suarlin. Sekitar 50 petugas SAR gabungan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan instansi lain itu melakukan pencarian sejak Minggu sore.
Selain sembilan korban tewas dan satu orang yang masih hilang, 17 orang lainnya selamat setelah Jembatan Cawang di Desa Manau Sembilan II, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur, putus pada Minggu sore. Jembatan gantung itu diduga tak kuat menahan beban.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kaur Ujang Syafiri, saat dihubungi dari Palembang, Senin, mengungkapkan, peristiwa ini bermula ketika sekelompok anak muda menghabiskan akhir pekan di Jembatan Cawang. ”Memang, dalam beberapa waktu terakhir, kawasan tersebut menjadi tempat wisata,” katanya.
Diperkirakan, ada 27 orang yang berdiri di atas jembatan saat itu. Tak kuat menahan beban, jembatan tersebut pun putus. Ada beberapa orang yang jatuh di pinggiran sungai dan beberapa lainnya masuk ke sungai dan terbawa arus deras. ”Kebetulan saat itu arus sungai sedang deras sehingga korban langsung terbawa,” kata Ujang.
Sebanyak 17 orang selamat karena jatuh di pinggiran. Ada pula yang tersangkut dan bisa menyelamatkan diri dengan berenang ke tepi sungai. Sedangkan 10 korban lainnya terbawa arus sungai. Kesembilan korban yang tewas ditemukan secara bertahap di sejumlah tempat.
Pada Minggu sore, warga menemukan tiga korban dalam kondisi meninggal, tersangkut di pinggiran sungai. Jaraknya sekitar 7 kilometer dari lokasi putusnya jembatan. Adapun satu korban lagi ditemukan di muara sungai yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Jembatan Cawang.
Selanjutnya, petugas dibantu warga setempat juga menemukan tiga korban lagi saat malam dan dini hari, sekitar 5 kilometer dari tempat putusnya jembatan. Adapun dua korban lainnya ditemukan pada Senin pagi.
Ujang menerangkan, Jembatan Cawang adalah jembatan tua yang baru saja direnovasi. Walau demikian, kemungkinan struktur jembatan itu tidak mampu menahan beban sebanyak itu. ”Warga juga tidak memperingatkan hal itu kepada anak-anak tersebut,” katanya.
Jembatan tersebut merupakan penghubung warga dari perkampungan ke ladang pertanian dan perkebunan. Namun, karena lokasinya menarik, banyak orang yang menjadikan jembatan ini sebagai tempat wisata.