Napoli dan Lazio pada musim ini bagaikan dua tim yang sedang bertukar nasib. Lazio kini berada di atas dan harus menunduk agar bisa melihat Napoli yang sedang terluka.
Oleh
D Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
NAPOLI, SELASA — Napoli sedang berjuang mengatasi kekacauan internal yang membuat mereka semakin akrab dengan kekalahan. Mereka bisa lebih menderita ketika menjamu Lazio pada laga perempat final Piala Italia, di Stadion San Paolo, Rabu (22/1/2020), pukul 02.45 WIB.
Pada musim-musim sebelumnya, Napoli tidak pernah gentar menghadapi Lazio. Napoli adalah tim yang ikut persaingan di papan atas, sedangkan Lazio hanyalah tim papan tengah yang paling mentok mengincar target finis di peringkat enam besar agar bisa tampil di ajang Liga Europa.
Namun, musim ini kedua tim berbaju biru itu seolah bertukar nasib. Lazio kini berada di peringkat ketiga klasemen sementara Liga Italia, sedangkan posisi Napoli terus melorot dan sekarang berada di peringkat ke-11.
Periode Oktober hingga November 2019 merupakan titik awal kehancuran Napoli pada musim ini. Di bawah asuhan pelatih sekaliber Carlo Ancelotti, Napoli pernah menjalani sembilan laga di semua kompetisi tanpa kemenangan.
Kekacauan internal pada awal Desember 2019 terjadi ketika Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis berencana ”mengarantina” para pemain untuk memperbaiki penampilan tim. Para pemain menolak program itu dan situasi menjadi tegang. Kekacauan itu berakhir dengan pemecatan Ancelotti.
Namun, Gennaro Gattuso sebagai pengganti Ancelotti ternyata bukanlah solusi yang diharapkan. Dalam enam laga yang dipimpin Gattuso, Napoli hanya bisa menang dua kali ketika melawan tim papan bawah, Sassuolo, di Serie A, dan melawan tim Serie B, Perugia, pada babak 16 besar Piala Italia.
Bahkan, tim papan bawah seperti Fiorentina juga mampu mengalahkan Napoli, 2-0, akhir pekan lalu di San Paolo. Kekalahan ini sampai membuat seorang bocah pendukung Napoli menangis. Para pendukung Napoli lainnya mendesak agar foto bocah yang sedang menangis itu dipasang di kamar ganti pemain sebagai pengingat.
Kapten Napoli, Lorenzo Insigne, kemudian mengucapkan permintaan maaf melalui sebuah rekaman video di akun Instagram miliknya. ”Halo Mario (nama anak itu), saya minta maaf kamu menangis melihat hasil pertandingan kemarin. Kami berjanji akan bermain lebih baik lagi mulai sekarang dan kamu akan tersenyum bersama kami lagi,” ujar Insigne, seperti dikutip Football-Italia.
La Gazzetta dello Sport juga mengabarkan bahwa Laurentiis semakin murka melihat kekalahan itu dan merasa menyesal telah memecat Ancelotti. Ia pun berniat untuk memulangkan lagi pelatih yang pernah meraih tiga trofi Liga Champions itu. Sayangnya, Ancelotti kini sedang melatih Everton.
Laurentiis tinggal berharap kepada Gatusso untuk mengatasi krisis ini secepatnya. ”Kami harus segera memulihkan semangat dan melakukan segalanya untuk mendapatkan solusi,” ujar Gatusso.
Cara yang dipilih Gatusso adalah kembali mengarantina para pemainnya usai laga kontra Fiorentina dan sekali lagi upaya itu gagal. Program yang disebut ”ritiro” itu berlangsung kurang dari 24 jam dan para pemain bisa kembali ke rumah masing-masing.
Semakin berbahaya
Kini, Napoli yang masih dalam kondisi buruk harus siap menghadapi Lazio yang telah memenangi 14 dari 19 laga Serie A musim ini. Dengan demikian, Napoli wajib untuk kembali fokus dan bangkit agar tidak semakin menderita.
Lazio merupakan lawan yang sangat tangguh bagi Napoli karena baru menelan dua kekalahan di Serie A musim ini. Mereka sudah tersingkir dari Liga Europa, tetapi situasi ini justru membuat Lazio semakin berbahaya karena mereka bisa memusatkan fokus di Serie A dan Piala Italia.
Ketajaman striker Lazio, Ciro Immobile, menjadi salah satu faktor kebangkitan Lazio musim ini. Immobile sudah mengoleksi total sebanyak 26 gol, dengan 23 gol di antaranya dicetak di ajang Serie A. Ia kini masih kokoh di puncak pencetak gol terbanyak Serie A dan berada di atas Cristiano Ronaldo (Juventus) yang baru mencetak 16 gol.
Pelatih Lazio Simone Inzaghi tidak mau kehilangan fokus dengan menganggap remeh Napoli. ”Napoli sedang memiliki masalah, tetapi mereka tetaplah tim hebat. Kami akan menantang tim yang kuat,” ujar Inzaghi, dilansir dari laman klub.
Inzaghi sedang berusaha memanfaatkan kesempatan langka: Lazio masih berpeluang menjuarai Liga Italia dan mempertahankan gelar juara Piala Italia. Apabila gagal menjuarai Liga Italia, mereka masih bisa mengejar target finis di peringkat empat besar agar bisa tampil di Liga Champions musim depan, ajang yang belum pernah mereka ikuti sejak musim 2007-2008. (AFP)