Tahun 2021, pendidikan literasi digital yang sistematis dan terstruktur ditargetkan masuk ke ruang-ruang kelas untuk mendidik generasi muda agar lebih kebal menghadapi paparan manipulasi informasi pada era digital.
Oleh
Agnes Theodora Wolkh Wagunu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Kurikulum pelajaran informatika yang turut melibatkan muatan literasi digital bagi pelajar tengah disempurnakan. Tahun depan, pendidikan literasi digital yang sistematis dan terstruktur ditargetkan masuk ke ruang-ruang kelas untuk mendidik generasi muda agar lebih kebal menghadapi paparan manipulasi informasi pada era digital.
Program pelatihan literasi digital yang saat ini banyak dilakukan pemerintah dan masyarakat sipil dikhawatirkan tidak optimal meminimalkan dampak negatif penyebaran disinformasi. Pendekatan yang sistematis dalam bentuk pendidikan formal dibutuhkan.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mendefinisikan literasi digital sebagai
kemampuan memakai teknologi digital untuk mencari, memahami, mengevaluasi, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi. Hasil yang diharapkan ialah masyarakat yang tidak mudah percaya, kritis, serta menyaring informasi sebelum menyebarnya.
Pendekatan yang sistematis dalam bentuk pendidikan formal dibutuhkan.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia Dedy Permadi saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (21/1/2020), mengatakan, Kementerian Kominfo serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menguatkan kurikulum pelajaran informatika agar tidak hanya mencakup kompetensi teknis, tetapi juga aspek literasi digital untuk siswa SD sampai SMA.
Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wien Muldian menjelaskan, ke depan, literasi digital akan disatukan dengan pembelajaran sehari-hari di ruang kelas. Namun, ia belum bisa memastikan target waktu implementasinya karena masih banyak hal yang perlu disiapkan, seperti pelatihan tenaga pengajar serta koordinasi pemerintah pusat dan daerah. ”Tunggu tanggal mainnya saja. Literasi tak hanya jadi mata pelajaran tempelan, tetapi juga jadi inti mata pelajaran,” kata Wien.
Kurikulum pelajaran informatika versi terbaru diharapkan bisa diterapkan mulai 2021. Terkait hal itu, sekitar 2.000 guru tingkat SD-SMA akan mengikuti training of trainers materi literasi digital. Pelatihan itu akan diadakan secara serentak di seluruh Indonesia selama satu sampai dua pekan.
Dedy Permadi meyakini, secara bertahap, Indonesia bisa mencontoh keberhasilan praktik literasi digital negara maju, seperti Australia, Kanada, Finlandia, Swedia, dan Denmark. Negara itu mengajarkan literasi digital berbasis kemampuan berpikir kritis kepada masyarakatnya sejak dini. Hasilnya, negara itu memiliki daya tahan tinggi menangkal disinformasi dan tercatat memiliki demokrasi berkualitas.
Sementara itu, Direktur Indonesia New Media Watch Agus Sudibyo mengatakan, seiring dimasukkannya literasi digital dalam kurikulum pendidikan, pendekatan sistemik lain perlu ditempuh. Literasi digital dan upaya menangkal hoaks tidak hanya tanggung jawab pemerintah, kelompok masyarakat sipil, dan pegiat literasi. Industri media sosial yang mengambil keuntungan dari penyebaran konten negatif yang tersebar di platform mereka juga mesti ikut bertanggung jawab.
”Harus ada skema khusus di mana industri dikondisikan menyisihkan sebagian keuntungannya untuk program literasi digital nasional. Bisa lewat pengalihan pajak atau pemberian denda. Big power, big money, big responsibility. Sekarang ini mereka punya kekuatan, punya uang, tetapi bagaimana dengan aspek tanggung jawabnya?” kata Agus.