Surabaya Perketat Pengawasan di Pelabuhan dan Bandara
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus korona tipe baru dari Wuhan, China. Pemeriksaan di pintu masuk, seperti bandara dan pelabuhan, diperketat.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus korona tipe baru dari Wuhan, China. Pemeriksaan di pintu masuk, seperti bandara dan pelabuhan, diperketat, terutama untuk kedatangan dari China. Fasilitas kesehatan juga disiapkan untuk menangani pasien dengan gejala pneumonia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, di Surabaya, Rabu (22/1/2020), mengatakan, hingga saat ini belum terdeteksi ada warga Surabaya yang tertular penyakit dari virus korona ini. Namun, pihaknya tetap mewaspadai ancaman penularannya karena Surabaya merupakan salah satu pintu masuk kedatangan dari China dan negara-negara lain yang sudah terdeteksi terjangkit virus tersebut.
Setiap orang yang datang ke Surabaya dari negara-negara yang ditemukan pneumonia Wuhan wajib melewati alat pemindai suhu tubuh.
”Kami berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya untuk deteksi dini masyarakat terjangkit pneumonia Wuhan dari pintu masuk bandara dan pelabuhan,” katanya.
Setiap orang yang datang ke Surabaya dari negara-negara yang ditemukan pneumonia Wuhan wajib melewati alat pemindai suhu tubuh. Ini untuk mendeteksi dan mencegah virus menyebar ke warga Surabaya. Gejala yang timbul akibat pneumonia jenis baru ini adalah demam, batuk, dan kesulitan bernapas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, virus korona tipe baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan berasal dari keluarga besar yang sama dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan sindrom pernapasan akut parah (SARS-CoV). Namun, virus ini memiliki galur (strain) yang belum pernah ditemui pada manusia.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS secara resmi melaporkan saat ini sudah terkonfirmasi lebih dari 200 orang terinfeksi virus korona tipe baru. Dari jumlah itu, empat orang meninggal dengan penyakit penyerta. Selain itu, kasus serupa dikonfirmasi ditemukan di Jepang, Thailand, Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura.
Selain itu, lanjut Febria, pihaknya juga membuat surat edaran yang disebar kepada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas, agar memperhatikan dan mewaspadai jika ada pasien yang mengalami gejala terjangkit pneumonia.
Ruangan khusus isolasi agar dipersiapkan untuk merawat pasien-pasien tersebut. Tenaga medis juga agar menyiapkan diri dengan keberadaan pasien dengan gelaja pneumonia agar mendapatkan tindakan khusus. ”Terutama bagi masyarakat yang sedang bepergian ke China, termasuk Singapura, Hong Kong, Wuhan, atau Beijing, untuk memperhatikan gejala-gejalanya,” katanya.
Untuk warga Surabaya yang ada di China, Pemerintah Kota Surabaya mengimbau agar menghindari berkunjung ke pasar ikan atau tempat jualan hewan hidup. Selain itu, jika dalam perjalanan berinteraksi dengan orang yang mempunyai gejala pneumonia agar segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
”Apabila setelah kembali ke Indonesia menunjukkan gejala serupa, dianjurkan langsung untuk berobat,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan dan menyurati rumah sakit di seluruh Jatim terkait penyebaran virus korona.
Rumah sakit diminta agar lebih ketat mengawasi pasien yang mengalami dengan gejala pneumonia, terlebih jika pasien itu baru saja pulang dari luar negeri, khususnya China. Pasien tersebut harus dilakukan pemeriksaan laboratorium secara ketat. ”Kalau ada temuan, langsung isolasi orang itu ke ruang isolasi,” kata Herlin.