Untuk kedua kalinya dalam dua Grand Slam beruntun, petenis muda Cori "Coco" Gauff akan menantang juara bertahan Naomi Osaka. Kali ini, dia merasa lebih percaya diri.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
MELBOURNE, RABU — Ada yang unik dari Cori ”Coco” Gauff dan Naomi Osaka yang akan bersaing pada babak ketiga Australia Terbuka, Jumat (24/1/2020). Dua kali bertemu, dua kali pula pertemuan itu terjadi pada turnamen Grand Slam. Coco, remaja 15 tahun yang menjadi peserta termuda dalam babak utama tunggal putri, siap menciptakan sensasi berikutnya.
Dua persaingan itu juga memiliki persamaan. Pertandingan di Flushing Meadows, New York, pada Amerika Serikat Terbuka, Agustus 2019, dengan pertemuan yang akan terjadi di Melbourne Park, Melbourne, Australia, sama-sama terjadi pada babak ketiga.
Dalam kedua turnamen itu, Coco berstatus sebagai debutan pada babak utama dan Osaka sebagai juara bertahan. Namun, ada satu hal yang ingin dihindari Coco sebagai kesamaan lain di antara keduanya, yaitu hasil pertandingan. Pada AS Terbuka, Coco kalah, 3-6, 0-6.
”Saya rasa, kali ini, saya tidak akan segugup sebelumnya. Saya lebih percaya diri menghadapi pertandingan tersebut,” ujar Coco, setelah mengalahkan petenis Romania Sorana Cirstea pada babak kedua, 4-6, 6-3, 7-5, pada Rabu. Pada pertandingan lainnya, Osaka menang atas Zheng Saisai (China), 6-2, 6-4.
Pertandingan di Flushing Meadows juga meninggalkan momen lain yang sangat berkesan di hati Coco. Coco, yang menangis karena kekalahan itu, diminta Osaka untuk berbicara kepada para pendukungnya. Padahal, kesempatan berbicara setelah pertandingan biasanya hanya didapat pemenang.
”Momen itu sangat spesial, terutama bagi saya. Itu contoh sportivitas yang bagus untuk anak-anak. Anda mungkin sangat ingin mengalahkan petenis lain yang menjadi lawan, tetapi di luar lapangan, kami saling menghormati,” tutur Coco.
Kepercayaan diri Coco menghadapi Osaka di Melbourne Park, salah satunya muncul karena dia berhasil keluar dari tekanan ketika berhadapan dengan Cirstea. Coco tertinggal, 1-3, pada set ketiga, tetapi bertahan hingga akhirnya menang.
Selain bermain lebih menekan, kunci kemenangannya adalah keinginan untuk menang. ”Orangtua saya selalu mengatakan, saya selalu bisa bangkit tak peduli berapa pun skornya,” ujar Coco yang ditonton ibunya, Candi (mantan atlet atletik), dan ayahnya, Corey (mantan atlet bola basket), di tribune tim.
Seperti ketika tampil di Flushing Meadows, Coco mendapat dukungan banyak penonton di Melbourne Park. ”Let’s go, Coco, let’s go!” teriak mereka. Coco hampir menangis ketika berterima kasih kepada mereka setelah pertandingan.
Berkembang bersama
Coco, yang akan berusia 16 tahun pada 13 Maret, membuat sensasi pada 2019 dengan menjadi petenis termuda yang lolos ke babak utama Grand Slam. Pada usia 15 tahun, dia tampil pada babak utama Wimbledon, mengalahkan Venus Williams pada babak pertama, dan bertahan hingga babak keempat.
Pengalamannya tampil dalam panggung terbesar di arena tenis bertambah ketika penggemar Serena dan Venus Williams itu lolos hingga ke babak ketiga AS Terbuka. Mengawali tahun 2019 pada posisi ke-685 dunia, Coco mengakhiri musim tersebut pada peringkat ke-68.
Makin berkembangnya kemampuan Coco tampil di arena Grand Slam turut memikat Osaka, petenis Jepang berusia 22 tahun yang menempati puncak peringkat dunia pada Januari-Juni dan Agustus-September 2019.
”Kami bermain di tempat yang sama beberapa kali, saya menang di level ITF, Coco di level yunior. Kami berkembang dalam waktu yang sama. Senang sekali melihatnya berkembang, ini terjadi dengan cepat,” tutur Osaka.
Osaka juga takjub ketika penonton memenuhi stadion saat Gauff bermain pada nomor ganda putri bersama sesama petenis muda AS, Caty McNally, di AS Terbuka. ”Hal Itu ’tidak normal’. Kemampuannya tak boleh dianggap remeh. Saya tahu apa yang akan saya hadapi pada babak berikutnya. Dia pesaing yang tangguh,” katanya.
Tantangan
Menghadapi Gauff yang penampilannya semakin berkembang menjadi tantangan berikut Osaka dalam upayanya mempertahankan gelar juara. Ini pengalaman kedua Osaka datang ke turnamen Grand Slam sebagai juara bertahan. Pada kesempatan pertamanya di AS Terbuka 2019, Osaka gagal mengatasi tekanan dan disingkirkan Belinda Bencic pada babak keempat.
Osaka menyadari tantangan berat yang akan dihadapi di Melbourne Park ini. ”Tetapi, itu juga hal yang bagus bagi saya. Petenis lain akan tampil dengan kemampuan terbaik melawan saya. Itu menjadi kesempatan bagi saya untuk menjadi lebih baik,” tuturnya.
Selain Osaka, sebagian besar petenis unggulan putra-putri, memenangi babak kedua, Rabu. Juara tujuh kali Australia Terbuka, Serena Williams, menang atas Tamara Zidansek (Slovenia) 6-2, 6-3, dan akan bertemu Wang Qiang pada babak ketiga.
Pada tunggal putra, kemenangan tiga set didapat Novak Djokovic, Roger Federer, dan Roberto Bautista Agut. Sementara itu, Stefanos Tsitsipas menang tanpa tanding setelah lawannya, Philipp Kohlschreiber, mengundurkan diri karena cedera. (AP)