Serena Williams mengejar rekor Margareth Court, 24 gelar Grand Slam. Namun, sebelum mencapai laga puncak Australia Terbuka, ada Caroline Wozniacki dan Naomi Osaka yang bisa menjegal Serena di awal.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
MELBOURNE, KAMIS — Setelah gagal dalam empat final Grand Slam sejak menjuarai Australia Terbuka 2017, Serena Williams mencoba kembali untuk menyamai rekor Margaret Court. Setelah melewati dua babak dengan mulus, mantan petenis dan pelatih kawakan memprediksi siapa petenis pertama yang bakal menjadi tantangan besar bagi Serena.
Tujuh kali juara Australia Terbuka itu baru kehilangan delapan gim dari dua babak. Saat mengalahkan Anastasia Potapova (Rusia) di babak pertama, Serena menang, 6-0, 6-3. Di laga berikutnya, petenis Slovenia, Tamara Zidansek, memberinya perlawanan dalam beberapa gim, tetapi Serena tetap unggul, 6-2, 6-3.
Mulai babak ketiga, dengan 128 peserta dan 32 unggulan di nomor tunggal, sesama petenis unggulan mulai bertemu. Serena, salah satunya. Tunggal putri unggulan kedelapan itu akan bertemu petenis China, Wang Qiang (27), di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Jumat (24/1/2020).
Statistik pertemuan di antara mereka, dan jejak rekam Wang, memfavoritkan Serena untuk menang. Mereka bertemu pada Grand Slam sebelumnya, perempat final AS Terbuka 2019. Serena menang telak, 6-1, 6-0. Itu menjadi hasil terbaik Wang dalam turnamen mayor.
Adapun Serena tinggal membutuhkan satu gelar lagi untuk menyamai Court sebagai petenis dengan gelar tunggal terbanyak di Grand Slam. Court, mantan petenis Australia, mengumpulkan 24 gelar pada 1960-1973. Kesempatan menyamai rekor Court datang saat Serena tampil di final Wimbledon 2018 dan 2019, serta AS Terbuka 2018 dan 2019, tetapi selalu kalah.
Untuk mencapai laga puncak—final tunggal putri berlangsung 1 Februari—Serena akan menghadapi petenis yang berpotensi menjadi hambatan besar. Mantan petenis, Martina Navratilova, menyebut, Naomi Osaka akan menjadi lawan berat pertama. Pertemuan dengan juara bertahan asal Jepang itu bisa terjadi di perempat final.
Navratilova bahkan menyebut, Osaka memiliki peluang menghentikan Serena seperti yang dia lakukan pada dua dari tiga pertemuan sebelumnya. Kemenangan terbesar Osaka atas Serena diraih pada final AS Terbuka 2018. Itu menjadi gelar pertama Osaka dari Grand Slam.
Pelatih bertangan dingin, Paul Annacone, dan mantan petenis AS, Lindsay Davenport, memprediksi, Serena akan bertemu lawan berat lebih awal, yaitu Caroline Wozniacki, di babak keempat. Namun, Wozniacki harus melewati Ons Jabeur (Tunisia) terlebih dulu.
”Serena memang unggul, tetapi Caroline tampil baik dalam tiga bulan terakhir. Itu akan menjadi pertandingan emosional karena mereka berteman dan ini turnamen terakhir Caroline,” tutur Davenport dalam www.tennis.com.
Sementara Annocone, yang pernah melatih Roger Federer, Pete Sampras, Tim Henman, dan Stan Wawrinka, mengatakan, pertandingan Serena dan Wozniakci akan menarik untuk ditonton.
Serena unggul telak, 10-1, pada pertemuan yang terjadi sejak 2009. Akan tetapi, pertemuan terakhir mereka terjadi pada 2014. Itu membuat persaingan pertama mereka dalam enam tahun terakhir akan sulit diprediksi.
Wozniacki pun akan memiliki motivasi lebih besar menjelang pensiun. Bermain di arena tenis profesional sejak 2005, atlet Denmark itu akan mengundurkan diri sebagai petenis setelah tampil di Melbourne Park.
Lima set
Di kategori putra, juara tunggal putra Australia Terbuka 2014, Stan Wawrinka, kembali harus melalui pertandingan ketat untuk meraih kemenangan. Setelah bermain empat set saat mengalahkan Damir Dzumhur (Bosnia Herzegovina) di babak pertama, kali ini Wawrinka dipaksa bermain lima set oleh Andreas Seppi (Italia).
Tertinggal, 3-4, di set kelima, Wawrinka menang, 4-6, 7-5, 6-3, 3-6, 6-4, selama 3 jam 38 menit. ”Meski harus bermain hingga larut malam, saya sangat senang akhirnya bisa memenangi pertandingan yang sulit. Terima kasih kepada penonton yang masih hadir di sini,” kata petenis Swiss itu.
Laga lima set juga dilalui unggulan kelima, Dominic Thiem, yang berhadapan dengan petenis tuan rumah, Alex Bolt. Thiem bermain selama 3 jam 22 menit, memenangi 12 dari 15 gim terakhir untuk meraih kemenangan, 6-2, 5-7, 6-7 (5), 6-1, 6-2.
Kemenangan tersebut memperlihatkan ketangguhan Thiem saat harus bermain rubber sets, baik dalam format best of five maupun best of three sets. Pada 2019, dia memiliki statistik menang-kalah, 15-3, saat harus bermain rubber sets. Dia berada di posisi teratas dari petenis-petenis yang setidaknya bermain 10 kali dalam rubber sets.
“Itulah mengapa saya latihan keras saat libur musim kompetisi. Saya berusaha mencapai kondisi fisik yang baik agar mental saya siap untuk menghadapi kondisi seperti tadi. Apalagi, turnamen-turnamen di Australia, termasuk Australia Terbuka, berlangsung sangat awal pada musim baru,” ujar Thiem, dalam laman resmi ATP. Di babak ketiga, Thiem akan berhadapan dengan peteni AS, Taylor Fritz. (AP/REUTERS)