Tingginya aktivitas di rumah sejak pandemi Covid-19 mengakibatkan orang mengonsumsi lebih banyak sumber daya di sekitar rumah sekaligus memproduksi limbah dalam skala besar.
Sempat ditutup selama masa pembatasan sosial, kini satu per satu bioskop mulai dibuka lagi. Namun, minat warga untuk menonton di bioskop cukup rendah karena takut terpapar virus korona baru.
Meski kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi untuk melakukan tes Covid-19, upaya pemerintah melakukan tes masif menghadapi tantangan dari sebagian masyarakat yang menolak melakukan tes.
Rendahnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan membuat kaum muda turut berkontribusi menyebarkan Covid-19. Di sisi lain, mereka juga peduli dengan menjadi sukarelawan dan aktif menyosialisasikan penanggulangan wabah.
Pandemi memunculkan berbagai inovasi, salah satunya pameran secara virtual. Namun, minimnya sosialisasi serta perbedaan pengalaman melihat dan memegang langsung produk memengaruhi daya tarik kunjungan ke pameran virtual.
Pembatasan mobilitas dilakukan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Namun, upaya tersebut akan menjadi sia-sia tanpa dibarengi kesadaran warga agar tidak tertular dan menularkan virus.
Munculnya kasus positif Covid-19 di sekolah mengindikasikan pembelajaran tatap muka di wilayah berisiko rendah pun belum tentu aman bagi siswa dan guru.
Dampak pandemi Covid-19 yang sedemikian serius terhadap ekonomi mendorong orang berhati-hati saat akan meminjam uang di bank. Masyarakat cenderung memanfaatkan pinjaman bank untuk hal produktif atau kebutuhan mendesak.
Pandemi yang melarang terbentuknya kerumunan membuat masyarakat memilih menonton pertandingan secara tidak langsung, baik melalui televisi maupun secara daring.
Menyaksikan obyek wisata melalui rangkaian video atau gambar sempat menjadi tren baru berwisata di masa pandemi. Meski demikian, minat masyarakat pada wisata virtual di masa mendatang pun masih dipertanyakan.