500 Hektar Lahan di Magelang Ditanami Kopi Arabika
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan mengembangkan areal tanaman kopi arabika seluas 500 hektar. Tanaman kopi ini nantinya akan ditanam secara tumpang sari bersama dengan tanaman tembakau dan hortikultura.
”Selain memberi alternatif tambahan penghasilan bagi petani, penanaman kopi sengaja kami lakukan demi tujuan konservasi lahan,” ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Romza Ernawan, Minggu (9/9/2018) di Magelang.
Program pengembangan kopi ini, menurut Romza, dilakukan dengan pembiayaan dari APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah, dan APBD Kabupaten Magelang.
Selain memberikan bantuan benih, dalam program pengembangan kopi ini, menurut dia, Pemkab Magelang juga telah menyiapkan jaringan pemasaran kopi tersebut.
Penanaman kopi ini akan dilakukan di delapan kecamatan di kawasan lereng enam gunung di Kabupaten Magelang, yang berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter persegi. Penanaman kopi demi alasan konservasi sengaja dilakukan karena di areal tersebut, sebagian besar lahan pertanian, dalam kondisi kritis, dan berpotensi longsor.
Pengembangan tanaman kopi ini sekaligus juga dinilai bagus dan diharapkan dapat membantu mengubah pola pikir sebagian besar petani di kawasan tersebut. Mereka selama ini selalu menanam tembakau di musim kemarau. Perubahan komoditas tanam ini, menurut dia, perlu dilakukan karena selama lima tahun terakhir, hasil panen tembakau tidak cukup menggembirakan dan tidak menguntungkan petani.
Di Kabupaten Temanggung, terdapat areal tanaman kopi arabika dan robusta. Luas kopi robusta saat ini mencapai 2.500 hektar, dengan jumlah tanaman kopi per hektar mencapai 2.500 batang. Produktivitas tanaman kopi robusta mencapai 10 kilogram (kg) biji kopi per batang.
Adapun, luas tanaman kopi arabika sementara ini baru mencapai 120 hektar. Dalam program pengembangan kopi dengan sistem tumpang sari ini, nantinya akan ditanam 1.000 tanaman kopi per hektar, dengan target produksi mencapai 5-6 kg biji kopi per batang.
Yamidi, Ketua Bidang Budidaya dan Sumber Daya Manusia Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Java Arabica Sindoro Sumbing, mengatakan, pihaknya terus mengajak petani tembakau, terutama di wilayah Kabupaten Temanggung, Magelang, dan Wonosobo, untuk menanami lahan tembakau milik mereka dengan sistem tumpang sari.
”Kopi yang ditanam dekat dengan lahan tembakau akan bernilai lebih dan memiliki ciri khas unik, beraroma, dan sedikit bercita rasa tembakau,” ujarnya.