TEMANGGUNG, KOMPAS Lebih dari 1.000 hektar areal tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mulai ditanami secara tumpang sari bersama tanaman kopi. Hal ini dilakukan petani karena tembakau tidak lagi menjadi komoditas andalan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
”Hasil dan harga tembakau tidak lagi bisa jadi sandaran hidup.
Petani tembakau butuh tanaman lain untuk menyokong. Kopi salah satu tanaman yang prospektif,” ujar Tuhar, Ketua Umum Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Java Arabica Sindoro-Sumbing yang juga Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, di Kecamatan Kledung, Temanggung, Rabu (26/9/2018).
Tuhar mengatakan, di Kabupaten Temanggung, pola tumpang sari dimulai di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, pada 2000. Upaya berawal dari bantuan bibit kopi Arabika dari Pemprov Jateng. Hal itu sebagai bagian program konservasi lahan pertanian tembakau yang tergolong kritis di Desa Tlahab.
Seiring waktu, petani merasakan dampak ekonomi penanaman kopi di areal tembakau. Banyak petani tembakau, termasuk Tuhar, mengajak petani dari desa dan kecamatan lain untuk diversifikasi pertanian.
Pola tumpang sari kopi dan tembakau juga dilakukan petani di Kecamatan Bansari, Bulu, serta sebagian Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Sebagian petani berupaya menggenjot pendapatan dengan menanam tanaman lain, seperti kacang, bawang, dan sayuran.
Tuhar menuturkan, 1 hektar lahan dengan 12.000 tanaman tembakau bisa ditanami 1.000 tanaman kopi. Per panen, kopi tersebut menghasilkan minimal 4 ton biji kopi merah yang kini laku Rp 9.000 per kg.
Penghasilan dari kopi membuat petani bernapas lebih lega saat hasil panen tembakau tidak menggembirakan. Panen tembakau Tuhar dihargai Rp 95.000 per kg, tetapi hasil petani lain dengan kualitas sama hanya laku Rp 55.000 per kg.
Pemkab Magelang akan mengembangkan areal tanaman kopi Arabika seluas 500 hektar, juga secara tumpang sari.
Menurut Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Magelang Romza Ernawan, selain memberikan alternatif penghasilan, kopi penting untuk konservasi lahan. (EGI)