Produktivitas tanaman tebu dinilai cenderung turun. Selain faktor bibit, pupuk, dan pengelolaan tanaman yang kurang optimal, kehadiran pabrik gula baru yang cenderung mengandalkan bahan baku gula mentah impor dinilai memengaruhi gairah petani tebu menanam tebu dan meningkatkan produktivitas.
Oleh
FERRY SANTOSO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produktivitas tanaman tebu dinilai cenderung turun. Selain faktor bibit, pupuk, dan pengelolaan tanaman yang kurang optimal, kehadiran pabrik gula baru yang cenderung mengandalkan bahan baku gula mentah impor dinilai memengaruhi gairah petani tebu menanam tebu dan meningkatkan produktivitas.
Ketua Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil di Jakarta, Kamis (29/8/2019), berpendapat, saat ini banyak pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) bekerja di bawah kapasitas karena produktivitas tanaman tebu tidak sesuai dengan harapan.
Menurut Arum, produktivitas tanaman tebu pernah mencapai 100 ton per hektar. Namun, produktivitasnya kini rata-rata kurang dari 70 ton per hektar, bahkan ada yang di bawah 50 ton per hektar.
Penurunan produktivitas itu, antara lain, dipicu oleh krisis bibit unggul, akses pembiayaan yang sulit, serta tenaga tebang tanaman atau pengelolaan lahan yang makin terbatas.
Selain itu, saat ini banyak muncul pabrik gula swasta yang cenderung mengandalkan bahan baku gula mentah impor. Pabrik-pabrik gula baru tak sepenuhnya menyerap tebu dari rakyat untuk bahan baku. Dengan alasan kapasitas yang idle, pabrik-pabrik gula baru mengandalkan gula mentah impor.
Dengan kondisi itu, lanjut Arum, petani tebu kurang bergairah menanam atau meningkatkan produktivitas tanaman tebu. Ia berharap, pemerintah benar-benar peduli terhadap kondisi petani tebu jika ingin menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan, terutama di sektor tanaman tebu.
Arum menambahkan, produksi gula dari pabrik gula berbasis bahan baku tebu rakyat diperkirakan kurang dari 2 juta ton pada 2019. Tahun lalu, produksi gula sekitar 2,1 juta ton.
Deputi Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, kapasitas beberapa pabrik gula PTPN memang jadi besar setelah revitalisasi sehingga idle capacity bisa terjadi. Di sisi lain, berkembang pabrik-pabrik gula swasta yang menyerap sebagian tebu rakyat.
Menurut Wahyu, beberapa pabrik gula PTPN juga belum selesai direvitalisasi sehingga beberapa pabrik gula kecil tetap dioperasikan untuk menyerap tebu rakyat. Di sisi hulu atau on farm, produktivitas tanaman tebu memang perlu ditingkatkan sehingga dapat memasok pabrik gula PTPN maupun swasta.