Akuntan Profesional Perkuat Kerja Sama dan Kontribusi Regional
Para pemegang sertifikasi ASEAN Chatered Professional Accountant atau ASEAN CPA terus memperkuat kerja sama dan membangun jejaring bersama di regional ASEAN untuk meningkatkan kompetensi dan menyetarakan keahlian mereka.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS – Para pemegang sertifikasi ASEAN Chatered Professional Accountant atau ASEAN CPA terus memperkuat kerja sama dan membangun jejaring bersama di regional ASEAN untuk meningkatkan kompetensi dan menyetarakan keahlian akuntan profesional. Pembangunan jejaring regional didukung dengan keberadaan sekretariat tetap ASEAN CPA di Indonesia.
Peresmian logo Sekretariat Tetap ASEAN CPA di Indonesia dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serangkaian dengan pembukaan konferensi pertama ASEAN CPA di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu (16/10/2019). "Kerja sama itu membuka peluang bagi para akuntan profesional yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi yang setara dapat berpraktik di negara-negara anggota ASEAN," kata Sri Mulyani.
Akuntan profesional termasuk jasa profesi yang sudah difasilitasi ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) dalam perjanjian mobilisasi barang dan jasa (Mutual Recognition Arrangement/MRA) untuk berpraktik di kawasan ASEAN.
Ketua ASEAN Chartered Professional Accountants Coordinating Committee (CPACC) Teerachai Arunruangsirilert menyatakan pihaknya menyambut baik keberadaan Sekretariat Tetap ASEAN CPA di Indonesia. Ditemui seusai acara pembukaan konferensi ASEAN CPA di Nusa Dua, Teerachai mengatakan Sekretariat Tetap ASEAN CPA juga menjadi pusat informasi global bagi akuntan profesional selain menguatkan jejaring kerja sama akuntan profesional di kawasan ASEAN dalam merespon cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025.
Dalam pembukaan konferensi, Ketua Panitia Konferensi ASEAN CPA 2019 Haru Koesmahargyo menjelaskan, konferensi ASEAN CPA di Bali merupakan konferensi pertama kalangan akuntan profesional di kawasan ASEAN. Tujuan konferensi untuk meningkatkan profesionalisme akuntan di kawasan ASEAN dan berbagi pengalaman serta praktik terbaik dari masing-masing negara serta membangun informasi bersama tentang pasar di masing-masing negara anggota ASEAN.
Haru menyebutkan akuntan termasuk jasa profesi yang sudah diakomodasi berpeluang kerja di seluruh kawasan ASEAN. Untuk itu diperlukan penyetaraan standar kompetensi dan sertifikasi profesi serta pengetahuan tentang peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara anggota ASEAN.
Akuntan termasuk jasa profesi yang sudah diakomodasi berpeluang kerja di seluruh kawasan ASEAN. (Haru Koesmahargyo)
Adapun konferensi pertama ASEAN CPA diselenggarakan Kementerian Keuangan dan Sekretariat ASEAN bersama Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan ASEAN Federation of Accountants (AFA).
Ketika memberikan pidato kuncinya dalam pembukaan konferensi ASEAN CPA di Nusa Dua, Sri Mulyani menyampaikan gambaran ekonomi global yang sedang mengalami tekanan dan terpengaruh perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Sri Mulyani juga menyebutkan, Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara turut terdampak situasi ekonomi global dan pengaruh perang dagang tersebut. “Kondisi tekanan ekonomi global itu menciptakan tantangan dinamis yang berlangsung sejak 2018 dan berlanjut sampai 2019,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan Dana Moneter Internasional (IMF) kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari semula 3,2 persen menjadi 3,1 persen. Selain itu, proyeksi perdagangan global juga diprediksi menurun dari 2,5 persen menjadi sekitar 1 persen. “Ini signifikan berdampak kepada aktivitas ekonomi global, termasuk sejumlah negara Asia dan Asia Tenggara,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, perekonomian Indonesia masih tumbuh meskipun mengalami tekanan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Sri Mulyani, masih didorong pertumbuhan permintaan domestik (domestic demand). “Indonesia akan meneruskan upaya penguatan dan ketahanan ekonomi dengan meningkatkan daya saing untuk mendukung ekspor,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan, para menteri di kabinet Presiden Joko Widodo juga mengupayakan kebijakan dan formulasi langkah yang mendukung kemudahan berinvestasi untuk mendorong penanaman modal di Indonesia. Indonesia juga memberikan perhatian terhadap upaya penanggulangan kemiskinan dan pemerataan distribusi pendapatan penduduk selain berupaya menjaga pertumbuhan dan ketahanan ekonomi.
Editor:
aufrida wismi
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.