Stok Langka, Harga Gula Pasir Tembus Rp 20.000 Per Kilogram di Papua
Harga gula pasir di Papua mengalami kenaikan drastis karena minimnya pasokan di pasaran selama dua bulan terakhir.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Akibat kelangkaan pasokan gula pasir di Papua dan Papua Barat selama beberapa bulan terakhir, harga bahan kebutuhan pokok itu pun melambung hingga Rp 20.000 per kilogram. Bulog setempat berupaya mengisi pasokan untuk meredam gejolak harga.
Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Papua dan Papua Barat Sopran Kenedi, di Jayapura, Papua, Jumat (24/4/2020), mengatakan, pihaknya saat ini sama sekali tidak memiliki stok gula di Papua dan Papua Barat. Harga gula di tingkat pedagang eceran di kedua provinsi itu pun telah mencapai Rp 20.000 per kilogram.
”Stok gula masih kosong hingga saat ini. Kami berencana menambah pasokan gula ke Papua sebanyak 600 ton dan Papua Barat 250 ton,” kata Sopran. Ia menuturkan, Bulog telah mendapatkan tambahan 100 ton gula dari Lampung untuk wilayah Papua. Pasokan itu dijadwalkan tiba di Papua dalam beberapa hari ke depan.
Pasokan 100 ton dari Lampung itu akan dipakai Bulog untuk operasi pasar kepada konsumen tingkat akhir. Setiap orang dibatasi hanya dapat membeli gula sebanyak 3 hingga 5 kilogram. Diharapkan, langkah ini bisa menurunkan harga gula di pasaran. ”Dengan adanya operasi pasar, kami berharap masyarakat tak lagi membeli gula di pedagang eceran dengan harga yang tidak wajar,” kata Sopran.
Ia menambahkan, dari hasil pantauan di lapangan, terjadi juga kenaikan harga sejumlah komoditas, seperti bawang merah dari Rp 48.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg, bawang putih dari Rp 45.000 per kg menjadi Rp 55.000 per kg, dan telur ayam dari Rp 45.000 per rak isi 30 butir menjadi Rp 75.000 per rak.
Sementara harga sejumlah komoditas lain masih stabil, antara lain beras medium Rp 10.000 per kilogram, tepung terigu Rp 12.000 per kilogram, daging ayam Rp 35.000 per kilogram, dan daging sapi Rp 130.000 per kilogram.
”Stok beras yang dimiliki Bulog saat ini sebanyak 30.949 ton, terdiri dari 22.160 ton di Papua dan 8.789 ton di Papua Barat. Pasokan beras di kedua provinsi ini dapat mencukupi kebutuhan tiga hingga empat bulan,” ucapnya.
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menegaskan, dirinya telah menginstruksikan tim Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Virus Korona Provinsi Papua untuk memproses hukum oknum pedagang yang sengaja menaikkan harga barang sangat tinggi di tengah wabah korona.
”Lebih baik oknum pedagang itu tidak berjualan. Sebab, harga barangnya tidak wajar dan menyusahkan warga di tengah wabah virus ini,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Laduani Ladamay mengatakan, pasokan gula di Papua mengalami kelangkaan beberapa bulan terakhir. Pihaknya akan mencari solusi untuk mengatasi tingginya harga gula di pasaran.
”Kami telah bekerja sama dengan pihak PT Pelni untuk membawa barang kebutuhan pokok ke Papua selama beberapa minggu terakhir. Menurut rencana, kami akan menyediakan gula dari luar wilayah Papua,” tutur Laduani.