Merespons desakan penurunan harga BBM nonsubsidi, Pertamina memberi diskon 30 persen dengan syarat tertentu. Selain itu, program ini juga hanya tersedia di 3.666 SPBU dari hampir 6.000 SPBU di Indonesia.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) memberi potongan harga untuk pembelian bahan bakar minyak atau BBM berupa imbal tunai. Besarannya bervariasi, dari 30 persen untuk pembelian BBM jenis pertamax dan pertadex, serta 50 persen untuk pembelian BBM jenis pertalite.
Hanya pengemudi angkutan umum yang diperbolehkan mendapat imbal tunai 50 persen untuk pembelian pertalite.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, program imbal tunai 30 persen berlaku hingga 31 Mei 2020, sedangkan program imbal tunai 50 persen berlaku hingga 31 Juli 2020. Syaratnya, konsumen harus mengunduh aplikasi MyPertamina dan aplikasi pembayaran nontunai LinkAja. Imbal tunai akan dimasukkan ke saldo rekening LinkAja milik konsumen.
”Program ini bisa dimanfaatkan konsumen di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) yang sudah terhubung dengan aplikasi LinkAja. Ada 3.666 SPBU di seluruh Indonesia yang sudah terhubung dengan LinkAja,” ujar Fajriyah dalam telekonferensi, Minggu (3/5/2020), di Jakarta.
Program ini bukan berarti konsumen membayar, misalnya, Rp 20.000 lantas didiskon 30 persen sehingga cukup membayar Rp 14.000.
Vice President Marketing Communication Pertamina Arifun Dhalia menambahkan, agar tidak terjadi kesalahpahaman, program ini bukan berarti konsumen membayar, misalnya Rp 20.000 lantas didiskon 30 persen sehingga cukup membayar Rp 14.000. Namun, saldo LinkAja yang dibayarkan sebesar Rp 20.000 tetap terpotong, kemudian dikembalikan Rp 6.000 ke rekening LinkAja milik konsumen tersebut.
Kendati ada program ini, harga BBM nonsubsidi Pertamina tidak berubah. Untuk wilayah Jawa, harga pertamax Rp 9.000 per liter, pertadex Rp 10.200 per liter, dan pertalite Rp 7.650 per liter. Adapun harga premium dan solar bersubsidi juga tidak berubah, masing-masing Rp 6.450 per liter dan Rp 5.150 per liter.
Didesak turun
Sejak harga minyak mentah dunia melemah akibat pandemi Covid-19, Pertamina didesak menurunkan harga BBM nonsubsidi. Pada awal tahun ini, harga minyak mentah jenis Brent sekitar 65 dollar AS per barel, yang merosot menjadi 18 dollar AS per barel pada April lalu. Pada Minggu (3/5/2020) sore, Brent dijual 26 dollar AS per barel.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin berpendapat, harga bahan bakar minyak nonsubsidi jenis pertamax di Indonesia seharusnya bisa lebih murah. Faktor utamanya, harga minyak mentah dunia yang jatuh. Saat ini dinilai tepat untuk merestrukturisasi harga BBM di Indonesia.
Kajian KPBB menyebutkan, dengan nilai tukar yang sama terhadap dollar AS, harga BBM dengan RON 95 di Malaysia dan Australia lebih murah ketimbang harga BBM jenis pertamax di Indonesia dengan RON 92. Saat ini, untuk wilayah Jawa, harga pertamax Rp 9.000 per liter. Di Malaysia, harga BBM dengan RON 95 yang memiliki kualitas lebih baik sekitar Rp 5.500 per liter.
”Pertamina memang sudah menurunkan harga pertamax beberapa waktu lalu. Akan tetapi, harga saat ini masih belum signifikan jika mengacu pada harga minyak mentah dunia yang sedang jatuh,” kata Ahmad dalam konferensi pers secara daring, Rabu (29/4/2020), di Jakarta.
Oleh karena itu, perlu ada transparansi tentang faktor pembentuk harga BBM agar publik lebih paham. Namun, penentuan harga BBM juga tetap mempertimbangkan bisnis badan usaha.
Ahmad menambahkan, momentum kejatuhan harga minyak dunia saat ini sebaiknya dijadikan landasan menata ulang harga BBM di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada transparansi tentang faktor pembentuk harga BBM agar publik lebih paham. Namun, penentuan harga BBM juga tetap mempertimbangkan bisnis badan usaha.
Saat harga minyak mentah 63 dollar AS per barel pada Januari 2020, Pertamina menurunkan harga pertamax sebanyak dua kali, dari Rp 9.850 per liter hingga menjadi Rp 9.000 per liter. Pada periode tersebut, nilai tukar rupiah Rp 13.700 per dollar AS. Adapun harga minyak mentah pada April 2020 rata-rata 20 dollar AS per barel dengan nilai tukar Rp 15.500-Rp 16.000 per dollar AS.