Perubahan perilaku konsumen akibat pandemi Covid-19 menuntut proses adaptasi dan transformasi sistem yang lebih cepat. Pemerintah dinilai perlu membantu sektor transportasi berbenah secara signifikan.
Oleh
Karina Isna Irawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi covid-19 akan menciptakan era normal baru dalam perekonomian, terutama sektor transportasi. Perubahan perilaku konsumen menuntut proses adaptasi dan transformasi sistem yang lebih cepat.
Vice President Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono menuturkan, sejauh ini belum diketahui kapan pandemi Covid-19 berakhir. Bahkan, beberapa peneliti menyebut Covid-19 akan permanen seperti virus influenza. Pandemi yang berlangsung lama ini akan menciptakan era normal baru.
”Era normal baru akan terbagi dalam dua fase, yaitu sebelum dan setelah vaksin Covid-19 ditemukan. Fenomena global ini akan memengaruhi perekonomian,” ujar Bambang dalam diskusi virtual bertema ”Era Normal Baru: Memajukan Transportasi Setelah Krisis” di Jakarta, Minggu (17/5/2020).
Era normal baru sektor transportasi dipengaruhi faktor-faktor eksternal yang dipicu pandemi Covid-19, seperti perlambatan perdagangan global, penurunan harga minyak global, dan peningkatan biaya operasional terkait kesehatan. Selain faktor eksternal, pandemi Covid-19 juga mengubah perilaku konsumen.
Menurut Bambang, era normal baru sektor transportasi di negara-negara berkembang akan berbeda dengan di negara maju. Pandemi Covid-19 akan mendorong peningkatan kemiskinan dan pengangguran di negara berkembang sehingga penggunaan transportasi publik menjadi pilihan utama.
”Era normal baru di negara maju, penduduk lebih memilih berjalan kaki atau menggunakan sepeda untuk beraktivitas,” kata Bambang.
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, ongkos operasional transportasi umum akan meningkat untuk penambahan teknologi digital, pembelian disinfektan, dan peralatan tes suhu tubuh. Biaya operasional semakin membengkak karena ada pembatasan jumlah penumpang yang diangkut.
Bambang mengatakan, pemerintah dan pelaku usaha harus bersiap menghadapi era normal baru sektor transportasi. Jika transportasi tidak berbenah sesuai protokol kesehatan Covid-19, kepercayaan publik akan hilang. Hal itu mengakibatkan lonjakan pengguna angkutan pribadi yang risiko negatifnya lebih luas.
Guru Besar Teknik Transportasi University of New South Wales John Black berpendapat, pembenahan sektor transportasi bukan hanya moda transportasinya. Beberapa negara mulai mendesain ulang stasiun dan terminal. Interaksi langsung juga dikurangi dengan pemanfaatan teknologi digital.
”Pada era normal baru, kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik harus kembali ditumbuhkan dengan melakukan strategi pemasaran baru,” kata Black.
Pemerintah harus membantu sektor transportasi berbenah secara signifikan.
Menurut Black, pemberian subsidi untuk transportasi publik dipertahankan, bahkan perlu ditingkatkan. Pemerintah harus membantu sektor transportasi berbenah secara signifikan. Selain dalam bentuk subsidi, bantuan pemerintah dapat berupa keringanan pajak dan dukungan riset teknologi.
Karakteristik konsumen
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo mengatakan, perubahan kebutuhan dan karakteristik konsumen memaksa pelaku usaha beradaptasi dengan era normal baru. Adaptasi dan transformasi harus dilakukan lebih cepat untuk mencegah penurunan ekonomi yang lebih tajam.
”Saat ini banyak industri yang sudah merasakan resesi, jika tidak diantisipasi bisa masuk ke depresi,” kata Noni.
Di sektor transportasi, adaptasi era normal baru dilakukan berdasarkan perubahan profil pelanggan. Perubahan itu paling tidak terjadi pada empat hal, yaitu pola interaksi, kebersihan, komunikasi, dan segmentasi. Investasi di bidang teknologi informasi dan kesehatan sangat penting.
Kepala Balitbang Kementerian Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, implementasi era normal baru sudah diakomodasi dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020 tentang pengendalian transportasi dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 serta surat edaran tentang petunjuk operasi pelaksanaan pembatasan perjalanan orang.
”Pemerintah akan membuat strategi merespons era normal baru karena pandemi diperkirakan berlangsung lama,” kata Umiyatun.
Salah satu implementasi merespons era normal baru adalah pembangunan pelabuhan pintar (smart port) serta pengembangan aplikasi digital di bandara untuk penumpang (e-pass).
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Agus Taufik Mulyono menambahkan, relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk sektor transportasi tidak masalah asalkan penumpang disiplin dan patuh. Protokol penanganan Covid-19 harus dipahami dan diimplementasikan bersama oleh pelaku usaha dan konsumen.