Sebagian komoditas penting asal Jambi selama ini diekspor melalui pintu keluar daerah lain. Ekspor langsung yang dibuka selebar-lebarnya melalui Pelabuhan Talang Duku, Jambi, menjadi bagian dari terobosan bersama.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Keran ekspor dibuka sebesar-besarnya demi mendongkrak perekonomian daerah yang melemah akibat pandemi Covid-19. Salah satu yang dilakukan adalah melalui terobosan ekspor langsung kopi jenis arabika spesialti Kerinci sebanyak 15,9 ton ke Belgia.
Ekspor langsung dilakukan melalui Pelabuhan Talang Duku, Jambi, Selasa (28/7/2020). Selama ini, berbagai komoditas penting asal Jambi diekspor melalui pintu keluar daerah lain. ”Ini menjadi ekspor perdana kopi Jambi lewat pelabuhan Jambi,” kata Gubernur Jambi Fachrori Umar saat melepas ekspor kopi Kerinci itu.
Tak hanya kopi, pengembangan akan memungkinkan pula berbagai komoditas potensial dilirik untuk ekspor. ”Selain kopi, komoditas lainnya seperti kayu manis, karet, pinang, dan kelapa,” ujarnya.
Ekspor perdana kopi diinisiasi bersama antara Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten Kerinci serta Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian. Proses ekspor berjalan lewat pendampingan langsung dari lembaga Rikolto asal Belgia terhadap para petani yang tergabung dalam Koperasi Koerintji Barokah di Kabupaten Kerinci.
Dalam ekspor tersebut, sebanyak 290 karung kopi atau 15,9 ton arabika spesialti dalam lima varian proses dipasarkan. Oleh Rikolto, kopi Kerinci akan mengisi kebutuhan pasar kopi dunia.
Pelabuhan Talang Duku, yang merupakan pelabuhan sungai, selama ini dianggap kurang efisien sebagai pintu ekspor. Sebagian pelaku memilih pelabuhan di daerah-daerah tetangga yang dekat dengan laut lepas.
Kernel sawit, misalnya, selama semester I tahun ini diekspor lewat pelabuhan di Lampung dengan volume sebesar 148.680 ton bernilai Rp 252 miliar. Selain itu, sarang burung walet diekspor lewat Kepulauan Riau sebanyak 23 ton bernilai Rp 234 miliar. Begitu pula kayu manis yang diekspor lewat Teluk Bayur di Sumatera Barat dan karet lewat Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara.
Karena dititip lewat daerah tetangga, Jambi kurang mendapatkan langsung dampaknya. ”Komoditas-komoditas ini akan kami dorong terus agar bisa diekspor langsung lewat Jambi,” kata Kepala Balai Karantina Pertanian Jambi Guntur.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Jambi Sandha Trisharjantho mendukung upaya terobosan ekspor langsung Jambi. Saat ini, katanya, ekspor lewat Pelabuhan Talang Duku sangat lesu. ”Lalu lintas kapal turun 2,9 persen dibandingkan 2019,” katanya.
Sepanjang Januari hingga Juni ini hanya beroperasi 598 kapal, sementara pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 612 kapal yang beroperasi. Jumlah peti kemas yang dikirim dari pelabuhan ini bahkan turun 29 persen. Volume ekspor signifikan terjadi pada komoditas karet, kelapa, dan kayu olahan.
Bupati Kerinci Adirozal menilai, makin terbukanya keran ekspor kopi akan menambah semangat para petani kopi di Kerinci. Selain itu, ia pun mendorong budidaya kopi ramah lingkungan sehingga dapat berdampak pada tetap terjaganya Taman Nasional Kerinci Seblat yang mengisi 52 persen wilayah kabupaten itu.
”Jika harga komoditas terus membaik, para petani takkan merambah sampai ke taman nasional,” kata Adirozal.
Ekspor kopi arabika Kerinci dilakukan para petani yang tergabung dalam Koperasi Koerintji Barokah. Koperasi ini beranggotakan 320 petani yang tersebar di Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro, dan Kayu Aro Barat di Kabupaten Kerinci. Luas areal tanamnya 140 hektar dengan praktik budidaya ramah lingkungan.