Wabah Covid-19 Pelajaran Berharga Peringatan Hari Jadi ”Brang Wetan”
Wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru atau SARS-CoV-2 memberi pelajaran berharga dalam perayaan 75 Tahun Jawa Timur yang diperingati pada Senin (12/10/2020).
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru atau SARS-CoV-2 memberi pelajaran berharga dalam perayaan 75 Tahun Jawa Timur yang diperingati pada Senin (12/10/2020).
Peringatan 75 Tahun Jatim dilaksanakan dalam situasi wabah Covid-19 yang menyerang sejak pertengahan Maret dan hingga kini belum dapat tertangani. Wabah memaksa aparatur pemerintahan menyelenggarakan perayaan hari jadi secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan, antara lain upacara dari Gedung Negara Grahadi, Surabaya, yang dapat disaksikan secara virtual. Peringatan 75 Tahun Jatim bertema ”Semangat Nawa Bhakti Satya untuk Jawa Timur Maju”.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Jatim Nomor 6 Tahun 2007 tentang Hari Jadi Provinsi Jawa Timur, latar belakang ulang tahun daerah tingkat satu bermoto Jer Basuki Mawa Beya ini berpendekatan yuridis normatif dan sejarah.
Sidang kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 19 Agustus 1945 menetapkan Indonesia terbagi menjadi delapan provinsi, yakni Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan), Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil (Bali Nusa Tenggara).
Tantangan besar adalah mengatasi kemiskinan karena wabah turut memengaruhi.
Meski sudah ditunjuk dan ditetapkan sebagai gubernur dalam sidang itu, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo baru dapat memulai pemerintahan pada 12 Oktober 1945 di Surabaya, yang lalu diikuti peristiwa heroik penolakan rakyat Jatim untuk menyerahkan kekuasaan kepada sekutu. Tahun itu merupakan titik tolak kebangkitan rasa nasionalisme setelah memetik buah perjuangan, yakni Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa selaku inspektur upacara peringatan pada Senin itu mengatakan, nawa bhakti satya tetap menjadi panduan pemerintahan yang dipimpinnya untuk mengatasi pagebluk yang telah menjadi pandemi secara global ini.
Sesuai informasi laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola oleh Pemprov Jatim, sampai dengan Senin ini, wabah telah menjangkiti 47.280 warga. Wabah mengakibatkan kematian 3.447 jiwa dan 3.040 orang masih dirawat. Namun, sebanyak 40.793 orang berhasil sembuh. Tingkat kematian 7,29 persen, tetapi kesembuhan 86,28 persen. Virus korona, meski mematikan, sebagian besar pasien yang telah terserang ternyata berhasil bertahan dan sembuh meski ada potensi sakit lagi.
Sejak dilantik bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak pada 13 Februari 2019 dan dalam masa wabah ini, Khofifah tetap mempercayai nawa bhakti satya sebagai jalan keluar. Dalam program Jatim Sejahtera disalurkan bantuan sosial bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk 1 juta keluarga terdampak wabah.
Mendorong investasi
Jatim Satya dan Jatim Kerja masih dapat mendorong investasi semester I tahun ini senilai Rp 51 triliun yang terdiri dari penanaman modal asing Rp 12,5 triliun dan penanaman modal dalam negeri senilai Rp 38,4 triliun. Melalui Millenial Job Center agar usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) bertahan dan bertransformasi digital telah didapat 2.600 talenta.
Khofifah melanjutkan, Jatim Cerdas dan Sehat diwujudkan dengan memperluas layanan penanganan wabah Covid-19 sehingga terdapat lebih dari 100 rujukan. Tes cepat dan tes usap secara massal untuk mendeteksi kasus-kasus di permukaan terus digalakkan bersama dengan gugus tugas tingkat kabupaten/kota. Jatim Akses diwujudkan dengan melanjutkan pembangunan atau penyelesaian proyek sarana dan prasarana pada masa pandemi.
Berbagai program dalam konteks Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah, dan Jatim Harmoni juga masih dilaksanakan meski ada penyesuaian atau pembatasan. ”Kami berusaha keras agar wabah bisa segera tertangani,” kata Khofifah yang sebelumnya menjabat Menteri Sosial.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto menilai, nawa bhakti satya merupakan visi yang tepat tetap harus sekuat tenaga diwujudkan oleh pemerintahan Khofifah-Emil. Dalam konteks ini, Kadin Jatim mendukung nawa bhakti satya sebagai jalan untuk mendorong Jatim segera mengatasi wabah dan maju.
Adik mengatakan, indeks pembangunan manusia Jatim terus membaik, yakni 70,7 pada 2018 dan tahun lalu 71,5. Wabah diharapkan tidak berdampak pada situasi IPM Jatim menjadi turun.
”Tantangan besar adalah mengatasi kemiskinan karena wabah turut memengaruhi,” kata Adik.
Maret 2020, menurut Badan Pusat Statistik Jatim, penduduk miskin di provinsi ini berjumlah 4,41 juta jiwa. Angka itu naik 363.100 jiwa dibandingkan dengan situasi pada September 2019 yang 4,05 juta jiwa. Situasi inilah yang patut menjadi perhatian karena kemiskinan di Jatim (11,09) persen di atas rerata nasional dan dipengaruhi wabah.