Pameran virtual sebenarnya tetap merupakan hal riil. Peserta pameran harus menyiapkan pameran dan berinteraksi dengan pengunjung. Data pengunjung lebih mudah didapat sehingga peserta pameran mendapat informasi berharga.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Ketika kita mengetik ” virtual expo” di mesin pencarian Google, kita langsung disodori iklan tawaran sejumlah platform yang bisa digunakan untuk membangun pameran secara virtual. Model ini perkembangan yang makin marak akibat pandemi. Kita yang terbiasa dengan pertemuan langsung kini dipaksa lebih banyak bertemu secara virtual.
Salah satu keadaan yang harus diterima pebisnis adalah kenyataan bahwa pameran virtual menjadi solusi pemasaran saat ini. Awalnya tak mudah. Setidaknya kita perlu menaklukkan pikiran kita bahwa virtual bakal rumit, tetapi ternyata nyaman dan menarik. Saat berada di pameran virtual, pebisnis yang bergabung perlu berpikir bakal mendapat dampak maksimal di jagat ekspo maya itu.
Pameran virtual sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Pada 2013, beberapa perusahaan di luar negeri menawarkan jasa membangun pameran secara virtual. Sejak saat itu, korporasi mulai mencoba pameran virtual. Secara umum, manfaat yang ditawarkan penyelenggara mereka yang mengadakan pameran virtual adalah mengeliminasi kendala perjalanan dan geografis. Pameran ini juga tidak membatasi akses orang untuk masuk ke dalam ”ruang pamer” mereka dan bisa dilakukan 24 jam tanpa jeda.
Pengusaha usaha kecil menengah dan besar dengan mudah bisa mengikuti pameran virtual. Pengusaha Indonesia kini bisa berpameran di mana pun dengan biaya yang bisa ditekan, setidaknya tidak membutuhkan biaya perjalanan dan penginapan. Beberapa kiat yang diperlukan sebelum ikut dalam pameran virtual tidak berbeda dengan pameran nyata. Pengusaha harus menyiapkan produk dan layanan selama pameran. Pameran ini mengandalkan visual sehingga harus bisa membuat tampilan menarik berbasis foto dan video.
Syarat lain adalah kemampuan untuk berinteraksi secara langsung. Pengunjung pameran punya fasilitas yang memungkinkan bertanya langsung kepada peserta pameran.
Syarat lain adalah kemampuan untuk berinteraksi secara langsung.
Pameran virtual sebenarnya merupakan hal riil. Peserta pameran tetap harus meluangkan tenaga dan pikiran untuk pengunjung. Mereka juga harus menyiapkan produk dan cara pembayaran jika ada pembeli yang berminat. Interaksi dengan pengunjung selama pameran dibuat menarik alias pengunjung tidak berhadapan dengan robot. Pengusaha juga perlu berprinsip untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin selama pameran, baik dari pengunjung maupun calon mitra mereka. Selama pameran, mereka juga bisa memperoleh ide dan inspirasi bisnis ketika berinteraksi.
Pameran virtual menjadi peluang besar bagi pengusaha untuk riset pasar. Informasi yang didapat selama interaksi sedapat mungkin sejak awal didesain menjadi informasi yang berguna bagi pengembangan produk dan pasar masa depan. Pameran virtual memungkinkan pengunjung lebih banyak datang karena tidak ada lagi alasan untuk tidak hadir. Berbagai hambatan telah hilang sehingga pengunjung bisa mengakses dari rumah, waktu yang lebih fleksibel, dan biaya sangat murah.
Para pebisnis juga bisa memanfaatkan beberapa fitur yang ditawarkan penyelenggara pameran, seperti ruang pameran, layanan tampilan produk secara tiga dimensi, target audiens yang lebih jelas, panggilan video, panggilan teks, dan analisis data. Fasilitas seperti ini tidak banyak disediakan ketika pameran riil. Meski demikian, kalau ingin ikut pameran virtual, kita perlu menyiapkan tenaga untuk mendukung pemanfaatan berbagai fitur agar bisa mendapat manfaat besar. Secara umum, teknologi itu sudah dikenal banyak korporasi sehingga tidak akan memunculkan masalah baru.
Manfaat lain yang harus bisa didapat selama ikut pameran virtual adalah membentuk jejaring yang makin luas. Data pengunjung lebih mudah didapat sehingga pameran virtual semestinya mempermudah pengusaha melebarkan jaringan. Selama pameran, kita akan menemui berbagai orang dengan latar belakang. Namun, prinsip kita, siapa pun yang datang, pasti akan memberikan ide dan pandangan baru terhadap produk dan layanan kita. Pada saat pameran secara luring, kita mungkin merasakan kerumitan mengidentifikasi pengunjung.
Namun, pameran virtual memudahkan kita mengidentifikasi pengunjung, dengan cara memantau mereka yang menonton video kita, mereka yang melihat demonstrasi produk, atau mereka yang mengunduh brosur kita.
Pada akhirnya, data yang didapat dengan kemampuan menganalisis data, maka kita bisa mendapatkan informasi yang sangat berharga. Kita bisa melacak secara detail calon pembeli, calon pembeli yang mulai berminat, calon pembeli yang memerlukan produk kita, klien yang mungkin bisa bermitra dengan kita, dan pengusaha lain yang mungkin bisa berkolaborasi.
Pada akhirnya, data yang didapat dengan kemampuan menganalisis data, maka kita bisa mendapatkan informasi yang sangat berharga.
Bisnis pameran virtual sepertinya bakal membesar sekalipun pandemi berhenti. Melihat manfaatnya, maka pameran virtual akan bersanding dengan pameran nyata. Pameran nyata mungkin tetap dibutuhkan karena terkait dengan pengalaman langsung terhadap produk atau layanan. Pameran virtual juga ikut mengatasi dampak perubahan iklim karena tak lagi membutuhkan perjalanan fisik. Ketika ikut di dalam pameran virtual, kita harus berpikir mendapat manfaat maksimal.