Menanti Konsolidasi Perusahaan Pembiayaan UMKM Milik Negara
Sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani kembali mencuat pekan ini. BRI menyebut, aksi korporasi itu bertujuan untuk mengembangkan bisnis BRI pada lini UMKM.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rencana akuisisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap dua perusahaan pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM pelat merah menjadi perbincangan seusai laporan kinerja BRI triwulan III-2020. Jika akuisisi ini terlaksana, aset BRI secara konsolidasi bisa semakin besar dan perusahaan dapat mengekspansi pembiayaan UMKM mereka.
Rencana tersebut sebenarnya mengemuka sejak awal tahun. Saat itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan akan melakukan sinergi antara BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Hal ini dilakukan lantaran ketiga perusahaan BUMN tersebut sama-sama diamanahkan Kementerian BUMN untuk menyalurkan pembiayaan ke segmen UMKM terutama mikro.
Dalam laporan kinerja triwulan III-2020 pertengahan pekan lalu, jajaran direksi BRI menjelaskan, perseroan tengah menyiapkan aksi korporasi dalam waktu dekat. Namun, mereka tidak membantah ataupun membenarkan terkait rencana sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PNM.
Saat dikonfirmasi, Sabtu (14/11/2020), Sekretaris Perusahaan BRI Aestka Oryza Gunarto hanya bisa menjelaskan, aksi korporasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan bisnis BRI pada lini UMKM. ”Secara umum, aksi korporasi dilakukan untuk mendukung strategi BRI dan makin fokus mengembangkan dan mengekspansi debitor UMKM,” ujarnya.
Secara umum, aksi korporasi dilakukan untuk mendukung strategi BRI dan makin fokus mengembangkan dan mengekspansi debitor UMKM.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo membenarkan, perusahaannya telah mendapatkan arahan terkait akuisisi itu. Namun, rencana tersebut masih dalam proses kajian.
Aset BRI diproyeksikan akan semakin menebal seiring dengan rencana konsolidasi dengan Pegadaian dan PNM. Hingga akhir September 2020, total aset BRI senilai Rp 1.447,85 triliun, naik 10,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1.305,67 triliun.
Adapun aset yang dimiliki Pegadaian senilai Rp 70,3 triliun per Agustus 2020. Sementara aset yang dimiki PNM hingga akhir September 2020 tercatat senilai Rp 24,82 triliun.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan, rencana BRI mengakuisisi Pegadaian dan PNM membentuk sentimen positif karena dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI, baik dari sisi pendapatan, laba, maupun aset.
Alfred menilai, Pegadaian dan PMN memiliki model bisnis yang sudah teruji dan tumbuh cukup positif. ”Konsolidasi ini mengarah ke efisiensi dan sinergi karena dari sisi bisnis tidak terlalu berbeda, penyaluran dana BRI tidak lagi terbatas ke nasabah existing,” ujarnya.
Meski begitu, rencana akuisisi ini dinilai masih mengandung ketidakpastian karena merupakan wacana yang cukup lama bergulir dan belum juga terealisasi. Sejumlah faktor lain yang perlu disoroti terkait valuasi dalam aksi akuisisi serta dampaknya terhadap posisi pemegang saham minoritas BRI.