Kunjungan Wisman Masih Minim, Pariwisata Masih Andalan Bali
Kedatangan wisman yang langsung ke Bali masih rendah. Meski demikian, pariwisata masih tetap menjadi lokomotif yang menggerakkan sendi-sendi ekonomi Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kedatangan wisatawan mancanegara yang langsung ke Bali masih rendah. Meski demikian, pariwisata masih tetap menjadi lokomotif yang menggerakkan sendi-sendi ekonomi Bali.
Selama Oktober 2020, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang langsung ke Bali tercatat 58 kunjungan. Dalam Berita Resmi Statistik terbaru tentang perkembangan pariwisata Bali, yang diumumkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Selasa (1/12/2020), dinyatakan kunjungan wisman ke Bali selama Oktober 2020 itu lebih rendah sekitar 30,12 persen dibandingkan jumlah kedatangan wisman ke Bali periode September 2020 yang sebanyak 83 kunjungan.
Secara kumulatif, menurut penyampaian Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya secara dalam jaringan (daring), Selasa (1/12/2020), jumlah wisman ke Bali selama Januari 2020 sampai Oktober 2020 tercatat 1.050.302 kunjungan.
Pencapaian kunjungan wisman dalam 10 bulan di tahun 2020 itu dinyatakan menurun tajam, yakni sekitar 79,90 persen, apabila dibandingkan dengan kedatangan wisman ke Bali periode sama tahun sebelumnya (year on year), yakni Januari-Oktober 2019, yang tercatat 5.224.882 kunjungan.
Situasi serupa di Bali juga terjadi di Indonesia. Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah kedatangan wisman ke Indonesia selama Oktober 2020 menurun drastis, yakni 88,25 persen, dibandingkan jumlah kunjungan pada Oktober 2019 (year on year).
Dalam Berita Resmi Statistik BPS, yang diunduh dari sits https://www.bps.go.id, Selasa (1/12/2020), jumlah kedatangan wisman ke Indonesia selama Oktober 2020 mencapai 158.190 kunjungan.
Sumber utama penggerak ekonomi Bali masih pariwisata. (Made Indra)
Namun, dibandingkan dengan pencapaian pariwisata Indonesia pada September 2020, menurut rilis Berita Resmi Statistik BPS pada Selasa, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia selama Oktober 2020 justru mengalami peningkatan 4,57 persen.
Kontribusi
Secara terpisah, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyebutkan, pariwisata masih menjadi andalan Bali dalam menggerakkan roda perekonomian di Bali. Ditemui di Denpasar, Selasa, Indra menyatakan, sekitar 54 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Bali dihasilkan dari usaha pariwisata. ”Sumber utama penggerak ekonomi Bali masih pariwisata,” kata Indra.
Indra juga menyatakan, pemerintah bersama para pemangku kepentingan terkait industri pariwisata di Bali sedang menyiapkan langkah-langkah menyambut pemulihan pariwisata. Penguatan langkah pencegahan dan penanganan pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19) di Bali juga menjadi bagian pemulihan kepariwisataan Bali selain upaya menyehatkan masyarakat.
Pemerintah sudah menambah peralatan dan tempat pemeriksaan Covid-19 di Bali seiring dengan penguatan upaya pemeriksaan, penelusuran, dan perawatan dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Bali.
Dihubungi per telepon, Ketua Bali Tourism Board (BTB), yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyebutkan, kalangan pariwisata di Bali tetap menyiapkan diri sambil menunggu dibukanya kembali pintu pariwisata internasional.
Adnyana menambahkan, pihaknya bersama pemerintah daerah di Bali sedang mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja sektor pariwisata di Bali.
”Kami difasilitasi pemerintah daerah untuk melakukan pemeriksaan dengan PCR swab bagi pekerja pariwisata,” kata Adnyana, Senin.