logo Kompas.id
EkonomiKabut Jagung
Iklan

Kabut Jagung

Kelangkaan pasokan, lonjakan harga, dan misteri data produksi jagung berulang terjadi dan menghambat gerak industri perunggasan nasional. Tanpa pembenahan serius, swasembada pangan sumber protein hewani bakal tergerus.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SlP0ycS_MZhEY7B8OPzLZseJQCo=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201103WEN8_1604381196.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Buruh tani berada di antara tanaman jagung yang memasuki masa panen raya di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (3/11/2020).

Jagung adalah ”duri dalam daging” perunggasan nasional lima tahun terakhir. Kelangkaan pasokan, lonjakan harga, dan misteri data produksi berulang menyelimuti komoditas ini. Padahal, keberadaannya amat menentukan gerak sektor peternakan unggas. Sektor yang digerakkan oleh jutaan peternak, skala kecil hingga besar, sekaligus pemasok bahan pangan utama sumber protein hewani yang terjangkau masyarakat.

Oleh karena porsinya dominan dalam komposisi pakan, fluktuasi harga jagung amat menentukan ongkos produksi serta harga daging dan telur ayam. Sayangnya, problem fluktuasi harga belum sepenuhnya teratasi, sejalan dengan pasokannya yang naik turun. Para peternak dan industri pakan masih saja diliputi ketidakpastian terkait harga dan ketersediaannya di pasar.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000