Pemerintah Berupaya Stabilkan Harga Telur dan Tiket Pesawat
Kenaikan harga telur tak hanya karena permintaan naik, tetapi juga akibat lonjakan harga pakan dan pasokan terbatas. Kenaikan harga tiket pesawat juga tak hanya akibat harga avtur naik, tetapi juga keterbatasan pesawat.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah tengah berupaya menstabilkan harga telur ayam ras dan tiket pesawat. Kenaikan harga kedua komoditas itu tidak hanya dipicu oleh peningkatan permintaan, tetapi juga masih tingginya harga pakan dan minyak mentah global.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran per 23 Agustus 2022 mencapai Rp 31.000 per kilogram (kg). Harga tersebut naik 2,9 persen dari pekan lalu dan meningkat 6,1 persen dibandingkan dengan bulan lalu.
Harga rata-rata telur ayam ras terendah terjadi di Jambi, yakni Rp 26.000 per kg, sedangkan harga tertinggi terjadi di Papua, yaitu Rp 42.000 per kg. Sementara harga rata-rata telur ayam ras di DKI Jakarta Rp 30.700 per kg.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra, Rabu (24/8/2022), mengatakan, kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh lonjakan permintaan di tengah tingginya harga pakan dan pasokan telur yang belum normal. Permintaan telur itu meningkat lantaran pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Pelonggaran PPKM itu memacu mobilitas masyarakat sehingga mendorong permintaan rumah tangga; hotel, restoran, dan kafe (horeka); serta industri makanan dan minuman. Selain itu, permintaan telur untuk program bantuan sosial (bansos) juga meningkat.
Menurut Syailendra, permintaan telur ayam ras untuk program bansos juga pernah terjadi pada Desember 2021. Penyerapan telur oleh pemerintah tersebut menyebabkan harga rata-rata telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp 23.000 per kg dan harga tertinggi mencapai Rp 26.900 per kg pada pekan keempat Desember 2021.
”Tidak sedikit pedagang besar yang menambah stok telur untuk memenuhi berbagai kebutuhan itu. Hal itu membuat permintaan telur ayam ras meningkat 60 persen di tengah masih belum normalnya pasokan telur,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta.
Tidak sedikit pedagang besar yang menambah stok telur untuk memenuhi berbagai kebutuhan itu. Hal itu membuat permintaan telur ayam ras meningkat 60 persen di tengah masih belum normalnya pasokan telur.
Pada Februari-Maret 2022, harga telur ayam ras di tingkat peternak sempat turun sehingga membuat peternak ayam petelur melakukan afkir dini atau mengurangi populasi ayam hingga 30 persen. Tujuannya untuk mengurangi beban produksi dan kerugian. Pemulihan pasca-afkir dini itu membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum kembali ke kondisi normal.
Syailendra juga menyebutkan, kenaikan harga telur ayam ras itu juga disebabkan kenaikan biaya produksi lantaran kenaikan harga bahan baku pakan baik dalam negeri, seperti jagung, maupun impor, seperti soy bean meal (bungkil kedelai) dan meat bone meal (tepung tulang dan daging). Bahan baku pakan itu berkontribusi 65 persen dari total harga pokok produksi (HPP).
”Hal itu membuat HPP telur melonjak tinggi di kisaran Rp 21.000-Rp 22.000 per kg sehingga turut memengaruhi kenaikan harga telur di tingkat peternak,” kata Syailendra.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Kendari Melonjak, Capai Rp 65.000 Per Rak
Berdasarkan data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat peternak per 22 Agustus 2022 sebesar Rp 27.500 per kg. Harga tersebut naik 1,6 persen ketimbang pekan lalu dan 8,8 persen dibandingkan dengan bulan lalu.
Tanpa ada lonjakan permintaan, harga telur ayam ras di tingkat peternak dengan HPP sebesar itu masih di kisaran Rp 22.000-Rp 24.000 per kg. Adapun harga telur di tingkat eceran Rp 27.000-Rp 28.000 per kg.
Oleh karena itu, lanjut Syailendra, pemerintah tengah berupaya menstabilkan harga telur ayam ras tersebut. Pemerintah telah menyediakan jagung pakan dengan harga sesuai harga acuan pemerintah, yaitu Rp 4.500 per kg bagi peternak berskala mikro kecil. Bantuan itu telah dimulai pada Oktober-Desember 2021 sebanyak 30.000 ton dan Mei-Juni 2022 sebanyak 25.000 ton.
”Bantuan itu diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi peternak ayam petelur sehingga harga dan stok telur ayam bisa stabil. Selain upaya itu, Kemendag tengah berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian untuk menciptakan iklim usaha perunggasan yang kondusif,” katanya.
Baca juga: Inflasi Semakin Merambah Berbagai Sektor Ekonomi
Tiket pesawat
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan tengah berupaya menurunkan harga tiket pesawat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan frekuensi penerbangan. Kenaikan harga tiket pesawat tidak hanya akibat kenaikan harga avtur, tetapi juga keterbatasan pesawat di tengah peningkatan permintaan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, idealnya Indonesia memiliki 1.000 pesawat untuk melayani penerbangan dalam dan luar negeri. Jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia yang semula 600-an menjadi tinggal 300 pesawat saja akibat pandemi Covid-19.
Garuda Indonesia yang semula mengoperasikan 170 pesawat, kini tinggal 36 pesawat lantaran pandemi dan proses restrukturisasi utang. Sementara Citilink tinggal mengoperasikan 38 pesawat.
”Pascahomologasi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), Garuda Indonesia tidak serta-merta bisa mengoperasikan semua pesawatnya. Namun, Garuda akan meningkatkan operasionalnya menjadi 61 pesawat dan Citilink 58 pesawat setelah merampungkan proses restrukturisasi utang dan menerima penyertaan modal negara Rp 7,5 triliun,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat yang digelar secara hibrida, Rabu.
Idealnya Indonesia memiliki 1.000 pesawat untuk melayani penerbangan dalam dan luar negeri. Jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia yang semula 600-an menjadi tinggal 300 pesawat saja akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Warga Natuna Menjerit Tiket Pesawat Melambung
Erick juga menuturkan, model bisnis Garuda dan Citilink juga diperbaiki dan difokuskan untuk melayani penerbangan domestik. Persentase layanan penerbangan domestik dan luar negeri yang semula 50:50 diubah menjadi 70 persen penerbangan domestik dan 30 persen luar negeri.
Pemerintah juga telah menambah layanan penerbangan dengan mengoperasikan Pelita Air. Saat ini, Pelita Air hanya mengoperasikan tiga pesawat dan pada tahun ini akan ditambah lagi menjadi delapan pesawat, kemudian tahun depan menjadi 20 pesawat.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI), hingga pekan ketiga Agustus 2022, Indonesia mengalami deflasi 0,14 persen. Komoditas penyumbang deflasi tersebut adalah bawang merah 0,16 persen secara bulanan, cabai merah 0,11 persen, minyak goreng 0,07 persen, cabai rawit 0,06 persen, daging ayam ras 0,05 persen, dan tarif angkutan udara 0,03 persen.
Sementara komoditas yang mengalami inflasi hingga pekan ketiga Agustus 2022 adalah bahan bakar rumah tangga 0,08 persen secara bulanan, rokok kretek filter 0,03 persen, serta telur ayam ras, air kemasan, dan beras masing-masing 0,01 persen.
Baca juga: Soal Opsi Pengendalian Inflasi, Risiko Fiskal Dinilai Lebih Kecil