Industri Kertas dan Pulp Buka Kesempatan Kerja dan Dorong Perekonomian
Ketika produksi kertas dan pulp tumbuh, permintaan terhadap kayu, energi, dan bahan penolong serta jasa pengangkutan, perdagangan, pergudangan, hingga pemotongan kertas ikut meningkat.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan penjualan industri kertas dan bubur kertas atau pulp berdampak positif bagi perekonomian nasional dan regional. Dampak itu salah satunya tecermin pada serapan tenaga kerja yang berasal dari aktivitas industri di hulu, seperti pengelolaan dan pengolahan hutan yang menjadi sumber bahan baku hingga hilirnya di tingkat penjualan ke konsumen.
Kinerja sejumlah industri kertas dan pulp menunjukkan pertumbuhan penjualan yang positif pada 2022. Berdasarkan informasi pada laman keterbukaan Bursa Efek Indonesia, nilai penjualan bersih PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk sepanjang 2022, misalnya, mencapai 1,14 miliar dollar AS atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 1,02 miliar dollar AS. Dengan perbandingan waktu yang sama, penjualan bersih PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk juga meningkat dari 3,51 miliar dollar AS menjadi 4 miliar dollar AS.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Dhenny Yuartha Junifta, menilai, penyerapan tenaga kerja menjadi salah satu indikator dampak ekonomi yang strategis dari industri kertas dan pulp lantaran aktivitas rantai pasok dari pengelolaan dan pengolahan hutan tanaman industri hingga hilirnya. ”Berdasarkan data yang dihimpun, serapan tenaga kerja langsung dalam industri tersebut sekitar 260.000 orang pada 2021 dan serapan tidak langsungnya berkisar 1,1 juta orang,” katanya saat dihubungi, Kamis (13/7/2023).
Dengan menggandeng Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), APRIL Group memodelkan penggandaan (multiplier) kontribusi perusahaan terhadap ekonomi nasional sepanjang 2016-2022, termasuk aspek ketenagakerjaan. Kepala Grup Kajian Ekonomi Regional dan Kebijakan Sumber Daya Negeri LPEM FEB UI Uka Wikakarya mengatakan, pemodelan dimulai dari 2016 lantaran terdapat pemutakhiran indikator turunan dari Badan Pusat Statistik.
Hasil pemodelan tersebut menunjukkan, sepanjang 2016-2022, peningkatan penjualan kertas dan pulp sebanyak Rp 1 juta berdampak pada perekonomian nasional senilai Rp 3,48 juta dan perekonomian Riau, provinsi lokasi operasional perusahaan, sebesar Rp 2,27 juta. Dari segi ketenagakerjaan, penambahan 10 lapangan kerja di APRIL Group setara dengan terbukanya kesempatan kerja bagi 57,6 orang di tingkat nasional dan 40,4 pekerja di tingkat provinsi.
Uka memaparkan, nilai penggandaan tersebut muncul dari perputaran aktivitas ekonomi yang bergerak dalam rantai pasok APRIL Group dari hulu ke hilir, termasuk hingga sampai ke konsumen. ”Ketika produksi (kertas dan pulp) tumbuh, permintaan terhadap log kayu, energi, dan bahan penolong ikut meningkat. Kegiatan ekonomi lainnya yang ikut bergerak karena produksi tersebut ialah transportasi, pergudangan, perdagangan, dan pemotongan kertas,” tuturnya dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Dari angka pemodelan tersebut, kontribusi perusahaan terhadap produk domestik bruto Indonesia sepanjang 2016-2022 mencapai Rp 484,3 triliun.
Dari angka pemodelan tersebut, kontribusi perusahaan terhadap produk domestik bruto Indonesia sepanjang 2016-2022 mencapai Rp 484,3 triliun. Perusahaan juga menambah produk domestik regional bruto Riau sebanyak Rp 245,6 triliun. Di sisi ketenagakerjaan, estimasi penciptaan kesempatan kerja dari aktivitas operasional dan penjualan produk perseroan beserta rantai pasoknya sebanyak 257.463 orang di Indonesia dan 149.968 orang di Riau.
Selain itu, Uka menduga, kehadiran APRIL Group turut menahan penurunan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan, Riau, lokasi operasional perseroan, saat pandemi Covid-19. Ekonomi kabupaten tersebut dapat tumbuh positif, yakni di angka 2,25 persen pada 2020 dan 4,07 persen.
Dari segi fiskal, sepanjang 2016-2022, perseroan juga telah berkontribusi senilai Rp 8,44 triliun terhadap anggaran, pendapatan, dan belanja negara melalui setoran pajak serta penerimaan negara bukan pajak. Adapun kontribusi perusahaan terhadap pendapatan pemerintah daerah Riau, termasuk di tingkat kabupaten dan provinsi, mencapai Rp 1,63 triliun.
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper atau Unit Operasional APRIL Group Sihol Aritonang menilai, kontribusi ekonomi perseroan tumbuh seiring dengan investasi dan produksi. ”Masih ada prospek pertumbuhan permintaan pulp dunia sebesar 2 persen per tahun hingga 2035. Itu (angka proyeksi) tergolong banyak. Pendorongnya berupa (permintaan terhadap) tisu dan kertas kemasan,” katanya dalam konferensi pers yang sama.
Ada prospek pertumbuhan permintaan pulp dunia sebesar 2 persen per tahun hingga 2035.
Investasi itu tecermin dari pengembangan kapasitas pabrik perusahaan. Dia menargetkan, pada triwulan IV-2023, pabrik kemasan yang saat ini sedang dibangun mulai beroperasi. Modal untuk pabrik dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun tersebut berkisar Rp 33,4 triliun. Pabrik itu akan memproduksi kemasan premium untuk barang-barang yang bukan makanan-minuman, seperti produk farmasi atau kosmetik. Saat ini, kapasitas pabrik pengolahan pulp perusahaan sebesar 2,8 juta ton per tahun, kertas 1,1 juta ton per tahun, dan rayon 300.000 ton per tahun.
Sementara itu, Sihol mengatakan, perusahaan juga mengejar target penghapusan kemiskinan ekstrem di 204 desa yang berada dalam radius 50 kilometer dari lokasi operasional perseroan pada 2030. “Kami sudah menjangkau 49 desa dan hendak menambah desa yang dijangkau sebanyak mungkin dalam tujuh tahun ini,” katanya.