Diduga Korupsi, Bos Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Ditahan Otoritas Jepang
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
YOKOHAMA, SENIN — Carlos Ghosn (64), bos aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi dan tokoh besar industri otomotif dunia, ditangkap otoritas Jepang, Senin (19/11/2018), atas dugaan penyelewengan keuangan. Ketiga produsen mobil tersebut pun langsung bergerak untuk memecat Ghosn.
Dalam jumpa pers di markas besar Nissan Motor Co di Yokohama, Jepang, kemarin, CEO Nissan Hiroto Saikawa mengatakan, Ghosn ditahan setelah diinterogasi oleh pihak kejaksaan Jepang begitu dia tiba di negara itu pada hari yang sama. Ghosn memimpin aliansi industri Renault-Nissan-Mitsubishi yang secara total menjual 10,6 juta unit mobil di seluruh dunia pada tahun lalu.
Menurut pihak Nissan, Ghosn ditahan bersama seorang pejabat eksekutif senior Nissan lainnya, Greg Kelly. Mereka berdua dituduh melakukan penyelewengan terkait uang senilai jutaan dollar AS. Hal ini terungkap setelah penyelidikan selama berbulan-bulan yang dipicu informasi awal oleh seorang pembocor rahasia.
Saikawa menambahkan, setidaknya ditemukan tiga pelanggaran berat yang dilakukan Ghosn, yakni melaporkan jumlah penghasilannya di bawah penghasilan sesungguhnya, menggunakan dana investasi untuk keuntungan pribadi, dan menyalahgunakan berbagai pengeluaran perusahaan.
”Ini adalah tindakan yang tak bisa ditoleransi oleh perusahaan. Ini pelanggaran yang serius,” ujar Saikawa dalam jumpa pers yang didahului permintaan maaf dan penyesalan selama 7 menit.
Dalam salah satu detail pelanggaran yang diungkapkan NHK dan kantor berita Kyodo, disebutkan Nissan telah membayar Ghosn sekitar 10 miliar yen (89 juta dollar AS, hampir Rp 1,3 triliun) dalam bentuk gaji dan berbagai tunjangan serta pemasukan lain selama lima tahun hingga Maret 2015. Namun, Ghosn melaporkan penghasilannya hanya sekitar separuh dari jumlah sebenarnya tersebut.
Mengguncang
Kabar itu seketika mengguncang dunia bisnis. Harga saham Renault, Nissan, dan Mitsubishi langsung berguguran di bursa. Saham Renault anjlok 8,4 persen pada hari Senin dan terus turun hingga 11 persen. Sementara saham Nissan turun 5,5 persen di Jepang dan 10 persen di bursa Jerman. Saham Mitsubishi tergelincir sekitar 6 persen pada perdagangan Selasa (20/11/2018).
Ketiga produsen otomotif juga bergerak untuk memecat Ghosn dari posisi strategis. Saikawa mengatakan, hari Selasa ini dia akan menggelar rapat dewan direksi untuk memecat Ghosn dan Kelly yang menjabat Direktur Utama (Representative Director). Ghosn mundur sebagai CEO Nissan tahun lalu, tetapi tetap menjabat Pemimpin Umum (Chairman).
Dalam siaran pers yang disebar PT Mitsubishi Motor Kramayudha Sales Indonesia, juga disebutkan bahwa dewan direksi Mitsubishi Motor Corporation (MMC) di Jepang segera mengusulkan pemecatan Ghosn sebagai Pemimpin Umum dan Direktur Utama MMC.
Selain itu, Mitsubishi juga akan menggelar investasi internal untuk mengetahui apakah berbagai pelanggaran Ghosn di Nissan juga dilakukan di Mitsubishi.
Renault dikabarkan segera menggelar rapat darurat untuk menentukan nasib Ghosn. Warga negara Perancis berdarah Lebanon yang lahir di Brasil ini menjabat Pemimpin Umum dan CEO Renault.
Legenda bisnis
Nama Carlos Ghosn menjadi legenda hidup industri otomotif dunia setelah peranannya dalam menyelamatkan Nissan dari bibir jurang kebangkrutan pada awal dekade 2000-an dan mengubahnya menjadi pabrikan mobil terbesar kedua di Jepang.
Dia juga menyelamatkan Renault dan mengubahnya menjadi merek ternama di dunia. Saat Renault mengakuisisi saham Nissan dan membentuk sebuah aliansi, Renault-Nissan tumbuh makin besar menjadi pemain utama dunia, salah satunya dengan menggabungkan keunggulan teknologi dari Eropa dan Jepang serta berbagai strategi efisiensi dengan merampingkan portofolio platform kendaraan yang diproduksi kedua pabrikan.
Di bawah Ghosn pula, aliansi Renault-Nissan menjadi salah satu perintis dan pemimpin dalam membuka pasar mobil listrik. Mitsubishi masuk aliansi ini pada Oktober 2016 setelah Nissan membeli porsi saham MMC dalam jumlah signifikan.
Dalam wawancara eksklusif dengan Kompas di Cikarang, Jawa Barat, Maret 2017, Ghosn mengatakan, kunci keberhasilannya adalah menekankan efisiensi pada setiap proses produksi dan operasional perusahaan serta fokus pada apa yang dia sebut sebagai ”kinerja obyektif” dan kemauan untuk saling bekerja sama. (Simak wawancara lengkap dengan Carlos Ghosn di sini).
”(Skandal) ini bakal menimbulkan dampak meluas pada industri otomotif karena aliansi (Renault-Nissan-Mitsubishi) ini telah menjadi makin penting dalam proses desain, manufaktur, dan layanan yang saling interkoneksi di seluruh dunia. Penahanan Ghosn juga menjadi contoh buruk tentang bahayanya menaruh terlalu banyak kekuasaan kepada satu individu,” ungkap Tim Hubbard, asisten profesor ilmu manajemen di Mendoza Colleged of Business, Universitas Notre Dame, AS, seperti dikutip The Washington Post. (AP/AFP/REUTERS)