Tim balap reli Indonesia Xpander Rallly Team (XRT) akan berlaga di sejumlah kompetisi pada 2019. Perlombaan ini diharapkan menjadi babak baru perkembangan olahraga otomotif Indonesia dengan mobil AP4.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Tim balap reli Indonesia Xpander Rallly Team (XRT) akan berlaga di sejumlah kompetisi pada 2019. Perlombaan ini diharapkan menjadi babak baru perkembangan olahraga otomotif Indonesia dengan mobil AP4.
Pereli Rifat Sungkar akan mengikuti enam kejuaraan nasional dan internasional pada Agustus-Desember 2019. Perlombaan pertama berlangsung di Selandia Baru pada 16-17 Agustus 2019. ”Persiapan kami sudah cukup matang. Kami siap berkompetisi, baik di reli nasional maupun internasional. Kesiapan kendaraan kami saat ini sudah 90 persen,” kata Rifat saat acara pengenalan XRT pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Tangerang, Banten, Minggu (21/7/2019).
Mobil yang akan digunakan pada reli AP4 merupakan mobil keluarga yang dikembangkan khusus untuk reli. Pengembangan itu disesuaikan dengan regulasi dari Federasi Otomobil Internasional (FIA) untuk mobil AP4.
Ia berharap bisa meraih prestasi bagi Indonesia pada reli ini. Ia juga berharap kompetisi ini menjadi awal kembalinya kejayaan reli Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Deputy General Manager of Coordination and Development Office PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Intan Vidiasari menyatakan siap mendukung tim ini pada reli nasional dan internasional.
AP4
Rifat menjelaskan, AP4 ialah mobil reli yang dibuat secara cutom atau menurut pesanan. Untuk memenuhi syarat sebagai AP4, 80 persen karakteristik asli mobil dipertahankan. Sementara itu, 20 persen sisanya dimodifikasi sesuai kebutuhan untuk kompetisi.
AP4 merupakan inovasi baru di dunia reli Asia-Pasifik. Sebelumnya, mobil reli yang populer di kelas 4WD (four-wheel drive atau penggerak empat roda) ialah R5. Mobil jenis ini populer di Eropa. Namun, biaya perakitannya tergolong mahal di Asia-Pasifik.
AP4 memiliki karakteristik yang lebih sederhana. Mobil ini bisa dikembangkan berdasarkan spesifikasi mobil yang ada di Asia-Pasifik.
”Tren kini bergeser dari mobil keluaran pabrik (berkapasitas) 2.000 cc (sentimeter kubik) turbo 4WD menjadi mesin 1.600 cc dengan teknologi yang lebih canggih. Suspensinya lebih advance (tinggi), travel suspension-nya dua kali lebih panjang. Ada juga teknologi aerodinamika yang diaplikasikan,” kata Rifat.