Rasa Kesepian Semakin Meningkat Seiring Bertambahnya Usia
Studi mengungkapkan, rasa kesepian cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebuah studi mengungkapkan, rasa kesepian pada seseorang akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Studi itu juga menemukan, rasa kesepian paling rendah dialami pada usia dewasa pertengahan.
Studi yang dilakukan peneliti dari Universitas Northwestern tersebut dipublikasikan di jurnal Psychological Science pada 30 April 2024. Studi dilakukan secara longitudinal pada sembilan laporan penelitian dari beberapa negara, seperti Inggris, Jerman, Swedia, Belanda, dan Australia.
Penulis studi yang juga profesor ilmu sosial medik dari Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, Eileen Graham, menyampaikan, kesepian pada usia dewasa dapat digambarkan seperti huruf U. Tingkat kesepian lebih tinggi ditemukan pada masa dewasa muda dan dewasa tua. Sementara tingkat kesepian terendah pada masa dewasa pertengahan.
”Yang mengejutkan adalah betapa konsistennya rasa kesepian meningkat di masa dewasa tua. Ada banyak bukti yang mengaitkan kesepian dengan kesehatan yang buruk. Kami ingin lebih memahami siapa saja yang kesepian dan mengapa orang jadi lebih kesepian seiring bertambahnya usia sehingga kami bisa temukan cara untuk mengurangi itu,” katanya dikutip dalam ScienceDaily, Selasa (30/4/2024).
Studi tersebut telah mengidentifikasi adanya faktor risiko yang dapat meningkatkan rasa kesepian pada seseorang. Faktor-faktor itu, antara lain, kondisi pembatasan atau isolasi sosial, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan gangguan kesehatan fisik.
Disebutkan, tingkat kesepian lebih tinggi terjadi pada perempuan, tingkat isolasi sosial yang tinggi, kurang pendidikan, berpendapatan rendah, dan memiliki keterbatasan fungsional di lingkungan. Selain itu, pada perempuan bercerai atau menjanda, perokok, serta memiliki kesehatan yang buruk, baik kesehatan fisik maupun mental.
Menurut pejabat Badan Kesehatan AS (US Surgeon General), kurangnya koneksi atau keterhubungan dengan lingkungan dapat meningkatkan kematian dini yang bisa setara dengan dampak merokok setiap hari. Karena itu pula, tindakan untuk mengatasi epidemi kesepian di AS semakin diserukan.
Dengan kondisi tersebut pula, Eileen menyampaikan, intervensi diperlukan untuk mengurangi kesenjangan sosial pada seseorang untuk mengurangi dampak kesepian, terutama pada usia dewasa yang lebih tua.
Dewasa pertengahan
Eileen mengatakan, meskipun studi yang dilakukan tidak secara spesifik meneliti penyebab orang dewasa usia pertengahan mengalami tingkat kesepian terendah, itu bisa disebabkan banyaknya tuntutan yang dialami pada usia tersebut. Orang pada usia dewasa pertengahan akan lebih banyak berinteraksi secara sosial, seperti menikah, bekerja, berteman, dan berkumpul bersama keluarga.
”Namun, hubungan antara interaksi sosial dan kesepian sangat kompleks. Seseorang bisa melakukan banyak interaksi sosial dan tetap merasa kesepian, ataupun sebaliknya, ada orang yang relatif terisolasi secara sosial, tetapi tidak merasa kesepian,” tuturnya.
Rekan penulis yang juga asisten profesor psikologi dari University of California, Tomiko Yoneda, mengatakan, seiring bertambahnya usia dan berkembang dari masa dewasa muda sampai dewasa pertengahan, seseorang akan mulai semakin mapan. Mereka juga akan memperkuat kelompok pertemanan, jaringan sosial, serta pasangan hidup.
Orang yang menikah cenderung tidak terlalu kesepian.
”Kami membuktikan, orang yang menikah cenderung tidak terlalu kesepian. Jadi, orang lanjut usia yang belum menikah dapat mencoba untuk menemukan kontak sosial yang bermakna yang mungkin bisa membantu mengurangi risiko kesepian yang terjadi terus-menerus,” ujarnya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kesepian sebagai ancaman kesehatan global. WHO pun telah membentuk komisi internasional untuk mengatasi masalah tersebut.
Ahli bedah umum yang menjadi pimpinan dalam komisi tersebut, Vivek Murthy, mengatakan, masalah kesepian semakin meningkat setelah pandemi Covid-19 yang menghentikan berbagai aktivitas ekonomi dan sosial. Selain itu, kesadaran akan masalah kesepian juga semakin baik saat ini.
”Masalah (kesepian) menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang memengaruhi aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan. Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan,” tuturnya dalam The Guardian pada pertengahan November 2023.