Pangeran Mohammed: Palestina-Israel Berhak Hidup Damai
Oleh
RETNO BINTARTI
·2 menit baca
RIYADH, SELASA -- Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, mengeluarkan pernyataan yang diketahui belum pernah dilontarkan pejabat tinggi Arab Saudi sebelumnya. Orang Palestina berhak hidup damai di negaranya, kata dia, begitu juga orang-orang Israel.
Hal itu dia sampaikan dalam wawancara dengan majalah Amerika Serikat, The Atlantic, yang diterbitkan, Senin (2/4). "Saya yakin orang-orang Palestina dan Israel mempunyai hak untuk memiliki tanah mereka. Namun, kita harus mempunyai perjanjian damai guna memastikan stabilitas bagi setiap orang dan guna menjalin hubungan-hubungan yang normal," kata Pangeran Mohammed.
Putra mahkota berusia 32 tahun ini beberapa hari terakhir ini berada di AS untuk kunjungan selama selama tiga pekan. Arab Saudi tidak mengakui negara Israel. Selama bertahun-tahun, Arab Saudi bersikukuh pada sikap bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tergantung pada penarikan Israel dari tanah Arab yang direbut dalam Perang 1967, wilayah yang ingin dijadikan negara oleh rakyat Palestina.
"Banyak kepentingan kami yang sama dengan Israel, dan jika ada perdamaian, akan banyak kepentingan antara Israel dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk," tambah Mohammed.
Peningkatan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi memunculkan spekulasi adanya kepentingan bersama antara Arab Saudi dan Israel untuk bekerja sama menghadapi Iran. Arab Saudi sejak 2002 menjadi sponsor utama Inisiatif Perdamaian Arab, yang mengupayakan solusi dua-negara dalam konflik Palestina-Israel.
Selasa kemarin, setelah wawancara Pangeran Mohammed dipublikasikan, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mengeluarkan pernyataan berisi penegasan ulang dukungannya bagi Palestina. Kantor berita SPA melaporkan, Raja Salman menegaskan kembali "posisi tegas Kerajaan dalam isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina yang sah untuk (mendirikan) negara merdeka dengan Jerusalem sebagai ibu kota negara".
Selama di AS, Pangeran Mohammed juga bertemu dengan sejumlah kelompok Yahudi dan pelobi pro Israel. Dalam wawancara dengan The Atlantic, yang dikutip Al Jazeera, ia mengatakan, negaranya tidak memiliki masalah dengan Yahudi. Nabi Muhammad pun, kata Pangeran Mohammed, bahkan menikahi seorang perempuan Yahudi.
Dari pihak Israel, indikasi hubungan yang membaik dengan Arab Saudi dilakukan dengan cara lain. Menurut Al Jazeera, Menteri Komunikasi Israek Ayoub Kara mengundang mufti besar Arab Saudi, Abdul Aziz Al Sheikh, untuk datang ke Israel.
November lalu, anggota kabinet Israel mengungkapkan adanya kontak rahasia Israel dan Saudi. Informasi seperti ini sangat jarang diakui. Riyadh biasanya menyangkal rumor yang sudah lama berkembang itu.