Meski lebih dari separuh responden percaya dia bersalah, hanya 42 persen responden ingin Trump diberhentikan. Bahkan, 29 persen responden mau dia dibebaskan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT -- Lebih dari separuh warga Amerika Serikat yakin presiden mereka, Donald Trump, bersalah dalam dua dakwaan yang dijatuhkan DPR. Walakin, tidak sampai separuh warga ingin dia diberhentikan.
Sikap itu terungkap dalam jajak pendapat oleh Ipsos dan Reuters yang disiarkan pada Jumat (20/12/2019). Hingga 53 persen responden yakin Trump bersalah dalam dakwaan penyalahgunaan jabatan. Sementara 51 persen responden yakin Trump bersalah dalam dakwaan perintangan penyidikan oleh parlemen terhadap dirinya.
Meski lebih dari separuh responden percaya dia bersalah, hanya 42 persen responden ingin Trump diberhentikan. Bahkan, 29 persen responden mau dia dibebaskan.
DPR AS, yang dikuasai politisi Demokrat, menjatuhkan dakwaan pemakzulan terhadap Trump melalui pemungutan suara, Rabu waktu setempat. Ia didakwa menyalahgunakan kekuasaan dan merintangi parlemen dalam penyelidikan pemakzulan. Dakwaan itu harus disidangkan di Senat, yang dikuasai Republik—partai pendukung Trump—untuk menentukan apakah Trump dicopot sebagai presiden atau tidak.
Sikap warga juga ditunjukkan pengelola majalah Christianity Today. Salah seorang pendakwah Kristen tersohor di AS, Jim Wallis, menyebut majalah itu sebagai media Kristen terkemuka dan penting di AS.
Dalam tajuknya, majalah itu menyatakan Trump harus dilengserkan dari Gedung Putih. "Kami percaya dengar pendapat pemakzulan telah membuat semua jelas bahwa Presiden Trump menyalahgunakan kewenangan demi keuntungan pribadi dan melanggar sumpahnya. Penyelidikan pemakzulan mengungkap rendahnya moral presiden," tulis Mark Galli, pemimpin redaksi majalah itu.
Penyelidikan pemakzulan mengungkap rendahnya moral presiden.
Ia mendesak umat Kristiani AS menghentikan dukungan pada Trump. "Ingat siapa Anda dan yang Anda sembah. Pertimbangkan dampak pengaruh Trump saat Anda beribadah dan menghadap Tuhan," lanjut Galli.
"Pernyataan Christianity Today adalah masalah iman, bukan politik, dan saya setuju. Saya yakin banyak pendakwah muda akan senang (pada tajuk majalah itu)," ujar Wallis.
Ia menyebut sikap majalah itu akan berdampak pada perempuan kulit putih di perkotaan dan orang muda yang lelah dengan pendakwah tua. Majalah Christianity Today berpengaruh di kalangan umat Kristen Evangelis.
Riset Pew menyebutkan, jumlah warga Kristen Evangelis mencapai 25 persen pemilih di AS. Mereka pendukung kuat Trump. Pada Pilpres 2016, Trump merebut sekitar 80 persen suara kelompok itu.
Sidang cepat
Sementara itu, Trump menuntut Senat agar segera menyidang dirinya atas dua dakwaan yang dijatuhkan DPR. Namun, tuntutan Trump sulit dipenuhi karena DPR belum menyerahkan dakwaan ke Senat.
”Setelah Demokrat tak memberikan persidangan adil di DPR, tanpa pengacara, tanpa sanksi, tanpa apa pun, kini mereka mau mengatur Senat soal bagaimana menjalankan persidangan. Sebenarnya, mereka tidak punya bukti apa pun, tidak berani unjuk diri. Mereka ingin lari. Saya ingin persidangan segera,” cuit Trump di Twitter.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi memang menunda penyerahan dakwaan ke Senat. Akibatnya, kelanjutan persidangan Trump tidak jelas. Senat tidak bisa memulai sidang sebelum dakwaan diserahkan DPR. Konstitusi AS dan tata tertib Parlemen AS tak mengatur batas waktu penyerahan dakwaan DPR ke Senat.
Di Senat, Ketua Fraksi Republik Mitch McConnell dan Ketua Fraksi Demokrat Chuck Schummer mencoba mencari jalan tengah. Namun, mereka gagal bersepakat soal penyerahan dakwaan dari DPR ke Senat dan proses sidang.
Schummer meminta Senat memanggil mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton; Pelaksana Tugas Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney; penasihat Mulvaney, Robert Blair; dan pejabat Kantor Pengelolaan Anggaran, Michael Duffey; sebagai saksi. Mereka tidak hadir selama pemeriksaan DPR sebelum dakwaan dirumuskan dan dijatuhkan. Sebaliknya, bagi McConnell, semua pemeriksaan saksi dan dokumen seharusnya selesai di DPR dan tidak usah diulang.