Kementerian Pertahanan AS mengakui mengebom sejumlah gudang senjata Brigade Hezbollah di Irak.
Oleh
Kris Mada
·2 menit baca
BAGHDAD, JUMAT — Amerika Serikat melancarkan sejumlah serangan udara ke sejumlah lokasi milik Brigade Hezbollah Irak. Serangan itu mengabaikan imbauan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar tidak ada baku balas dendam di Irak.
Dalam pernyataan pada Kamis (12/3/2020) sore atau Jumat (13/3/2020) dini hari WIB, Kementerian Pertahanan AS mengakui mengebom sejumlah gudang senjata Brigade Hezbollah. ”Gudang-gudang ini antara lain menyimpan senjata yang dipakai menyasar pasukan AS dan koalisi. Serangan ini merupakan pembelaan diri, terarah, sepadan, dan tanggapan langsung atas ancaman dari milisi Syiah dukungan Iran yang terus menyerang pangkalan,” demikian pernyataan itu.
AS tidak menyebutkan berapa banyak korban dari serangan-serangan. Seluruh serangan dilancarkan dengan pesawat nirawak. ”Serangan dimulai pada pukul 01.00 waktu setempat menggunakan sejumlah pesawat,” demikian pernyataan Pentagon seraya menekankan serangan itu dilancarkan AS tanpa melibatkan mitra koalisi.
Kepada AFP, seorang aparat Irak menyebut lima rudal menghantam kawasan Jurf al-Sakhr di selatan Baghdad. Kawasan itu dikendalikan oleh Brigade Hezbollah. Sejumlah rumah di sekitar lokasi bergetar kencang karena ledakan rudal. Aparat Irak serta-merta siaga.
Pesawat-pesawat AS menyerbu gudang-gudang Brigade Hezbollah setelah 18 roket menghantam pangkalan militer di Taji yang terletak di luar Baghdad.
Serangan itu menewaskan dua tentara AS dan seorang prajurit Inggris. Selain itu, 14 orang AS, Inggris, dan Polandia terluka akibat serangan tersebut. Aparat AS dan Irak menemukan bekas peluncuran 30 roket tidak jauh dari pangkalan. Walakin, hanya 18 roket sampai dan meledak di pangkalan.
Selepas serangan itu, Kantor Utusan Khusus PBB untuk Irak mengimbau agar tidak ada baku balas dendam. Sayangnya, AS tetap mengebom sejumlah lokasi yang dinyatakan sebagai gudang senjata Brigade Hezbollah.
Brigade Hezbollah Irak berbeda dengan Hezbollah di Lebanon walau sama-sama milisi Syiah dan dekat dengan Iran. Brigade Hezbollah Irak menjadi bagian dari Pasukan Rakyat atau Hashed al-Shaabi yang menjadi payung bagi berbagai kelompok milisi di Irak.
Selepas serangan di Taji, juga ke pangkalan K-1 di Kirkuk pada Desember 2019 dan sejumlah serangan lain, AS menuding Hashed al-Shaabi dan khususnya Brigade Hezbollah bertanggung jawab. Karena itu, lokasi-lokasi yang terkait kelompok itu selalu menjadi sasaran pembalasan AS.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyatakan, AS siap melancarkan serangan lanjutan. ”Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi prajurit di Irak dan kawasan. AS tidak akan menenggang serangan terhadap prajurit, warga, dan sekutunya,” ujarnya.
Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan, lima korban cedera akibat serangan di Taji dan dalam kondisi serius. Ia mendesak mereka segera dievakuasi dari Irak. (AFP/REUTERS)