Stimulus Ratusan Miliaran Dollar AS Siap Meluncur
WHO) mengumumkan Covid-19 berstatus pandemi. Meskipun demikian, WHO memastikan tidak ada yang berubah selepas pengumuman itu.
WASHINGTON, KAMIS -- Berbagai negara mengumumkan paket pendorong kebijakan bernilai total ratusan miliar dollar AS. Paket-paket itu untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian masing-masing negara.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Rabu (11/3/2020) malam waktu Washington DC atau Kamis pagi WIB, mengumumkan sejumlah langkah untuk mengendalikan dampak wabah itu.
“Dengan kewenangan atas situasi darurat, saya akan memerintahkan Kementerian keuangan menunda (penagihan) pajak tanpa denda atau bunga untuk pengusaha dan orang yang terdampak,” ujar Trump.
Penundaan akan berlaku tiga bulan dan diklaim akan memberikan 200 miliar dollar AS pada arus kas pebisnis dan perorangan. Dana sebesar itu diharapkan bisa membantu ekonomi tetap bergerak di tengah perlambatan seperti sekarang.
Baca juga: Jurus China Meredam Dampak Ekonomi Korona
Selain pajak, stimulus juga berupa alokasi pinjaman hingga 50 miliar dollar AS untuk usaha kecil dan menengah. Pinjaman berbunga rendah itu akan diprioritaskan kepada UKM terdampak wabah.
Sebelum mengumumkan stimulus itu, Trump telah menandatangani alokasi dana darurat 8,3 miliar dollar. Dana dipakai untuk menanggulangi Covid-19 yang terus menyebar di AS.
Washington menganggarkan hingga 1,3 miliar dollar AS yang akan dipakai untuk membantu penanganan di luar AS. Sementara sisanya dipakai di dalam negeri, mulai dari membeli obat dan perlengkapan kesehatan hingga bantuan bagi pemerintah negara bagian dan daerah.
Trump mengumumkan paket itu selepas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan Covid-19 berstatus pandemi. Meskipun demikian, WHO memastikan tidak ada yang berubah selepas pengumuman itu.
Baca juga: Dunia Berjibaku Mencegah Penularan
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak menuding satu pun negara yang kurang bertindak untuk menanggulangi wabah itu. Ia mendesak setiap negara mengambil langkah mendesak dan agresif.
Bantuan Tunai
Selain Trump, Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga mengumumkan stimulus selepas pernyataan WHO. Total 11,4 miliar dollar AS disiapkan untuk menanggulangi dampak ekonomi karena wabah Covid-19. Canberra mengucurkan stimulus karena perekonomian Australia menunjukkan gejala resesi untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir.
“Baik dalam tahun fiskal ini atau tahun depan, dampak total stimulus 22,9 miliar dollar Australia, setara 1,2 persen PDB (produk domestik bruto),” kata Morrison.
Lewat stimulus itu, Canberra akan memberi subsidi upah untuk hingga 120.000 pekerja, bantuan langsung tuni bagi warga dan pinjaman bagi UKM. “Ini menyeluruh, terencana, dan dirancang untuk mendukung perekonomian Australia, dunia kerja, dan dunia usaha melewati bulan-bulan sulit nanti,” ujarnya.
Bantuan tunai akan diberikan untuk hingga 6 juta penerima. Sebagian besar berstatus pensiunan dan pengangguran. Para penerima akan mendapat masing-masing 750 dollar Australia.
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg memastikan stimulus akan segera dicairkan. Paket-paket itu diharapkan bisa membantu perekonomian Australia tumbuh 1,5 persen pada kuartal kedua 2020.
Baca juga: Kebijakan Antisipatif Disiapkan
Sejak 1990, Australia tidak pernah menunjukkan gejala resesi yakni perlemahan pertumbuhan selama dua kuartal berturut-turut. “Paket ini memang tidak akan serta merta memacu ekonomi. Tidak pula menjamin ekonomi bebas resesi. Walakin, ini langkah bagus,” kata ekonom pada Commonwealth Bank of Australia, Craig James.
AS dan Australia menyusul sejumlah negara yang lebih dulu mengumumkan stimulus. Selumbari, Inggris mengumumkan paket senilai 30 miliar pound atau 39 miliar dollar AS dan bank sentral Inggris memangkas suku bunga acuan menjadi 0,25 persen.
Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebut, stimulus itu akan dibagi ke sejumlah penerima seperti wirausaha dan UKM, hingga tunjangan cuti sakit. Tunjangan diberikan karena London memperkirakan 20 persen PNS harus cuti di tengah wabah.
Ada pula belanja hingga 18 miliar poundsterling untuk infrastruktur. Belanja itu untuk menyokong perekonomian tahun ini. “Jika langkah lanjutan dibutuhkan, kala situasi meningkat, saya tidak ragu bertindak,” kata Sunak.
Sebelum Inggris, Italia lebih dulu mengumumkan paket kebijakan untuk menanggulangi dampak covid-19. Negara yang telah mencatatkan lebih dari 10.000 infeksi SARS-CoV-2 itu meluncurkan stimulus 28,3 miliar dollar AS. Paket itu diluncurkan di tengah isolasi seluruh Italia.
Baca juga: Risiko Global Bertambah
Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mendesak negara-negara Uni Eropa menyediakan dana lebih banyak untuk penanggulangan dampak Covid-19.
ECB dijadwalkan membahas langkah penanggulangan dampak Covid-19 lewat pertemuan Kamis waktu Brussels atau Jumat WIB. Para pemimpin UE telah menyatakan akan melakukan apa pun untuk menanggulangi dampak wabah itu.
Terpisah, Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda berjanji menambah alokasi pembelian obligasi untuk memompa uang ke pasar. Ia memastikan BoJ akan terus bekerja sama dengan pemerintah Jepang untuk menangani dampak wabah.
Sementara pemerintah Jepang telah mengumumkan paket bernilai hampir 20 miliar dollar AS. Paket terbaru, 4 miliar dollar AS, akan fokus membantu UKM. Sebelumnya, Tokyo telah meluncurkan paket 15,4 miliar dollar AS.(AP/REUTERS)