Hilang Selama 13 Tahun, Mantan Intel AS Tewas di Penjara Iran
Pernah bekerja untuk Biro Investigasi Federal AS (FBI), Levinson diketahui menjalin kontak dengan sejumlah pegawai CIA.
Oleh
·3 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS — Mantan penyidik Biro Investigasi Federal AS (FBI), Robert Levinson, diyakini meninggal di penjara Iran setelah dilaporkan hilang secara misterius selama 13 tahun. Kematiannya menambah daftar pemicu ketegangan AS-Iran.
Keluarga Levinson mengumumkan kematiannya, Rabu (25/3/2020) siang waktu Washington atau Kamis dini hari WIB. Keluarga mengatakan, Levinson meninggal sebelum pandemi virus korona baru, yang telah melanda Iran dan menyebabkan otoritas Republik Islam Iran membebaskan ribuan tahanan.
Levinson adalah salah satu dari sejumlah warga AS yang telah menghilang di tangan Iran, musuh bebuyutan AS. Namun, kasus Levinson yang paling membingungkan, tetapi keluarganya bersikeras dia masih hidup sampai akhirnya datang kabar duka itu.
”Dengan hati pedih, kami membagikan kabar duka tentang Robert Levinson, kepala keluarga kami. Kami menerima informasi dari pejabat AS yang membuat mereka dan kami menyimpulkan bahwa ayah dan suami kami tercinta meninggal di penjara Iran. Kami tidak tahu bagaimana dia meninggal, tetapi pastinya sebelum pandemi Covid-19. Ini tidak bisa menggambarkan duka kami,” demikian pernyataan keluarga.
Sejumlah sumber menyebut, pejabat AS menyampaikan kabar soal Levinson kepada keluarganya dalam beberapa pekan terakhir. Kabar terakhir dibocorkan ke AS oleh saluran tidak resmi di Kementerian Luar Negeri Iran.
Keluarga berterima kasih kepada pejabat AS yang telah membantu mengupayakan pembebasan Levinson. Di sisi lain, keluarga juga mengecam oknum pejabat AS yang mengabaikan Levinson.
”Kami akan memastikan mereka yang bertanggung jawab akan mendapatkan balasan dan Iran harus tahu kami tidak akan menyerah,” demikian ditambahkan dalam pernyataan itu.
Pada November 2019, Iran menyebut masalah Levinson ada di pengadilan Iran. Teheran menyatakan, ada penyelidikan atas informasi hilangnya warga AS itu. Sejumlah media Iran malah pernah melaporkan bahwa Levinson dalam kewenangan aparat Iran. Tidak ada penjelasan lebih lanjut soal itu.
Ayah tujuh anak itu menghilang dalam penerbangan dari Dubai ke Pulau Kish di Teluk Persia, Maret 2007. Ia diketahui bertemu Daoud Salahuddin, warga AS yang lari ke Iran setelah membunuh diplomat Iran di AS.
Menurut laporan kantor berita AP dan The Washington Post pada 2013 disebutkan bahwa Levinson, yang telah pensiun dari FBI, pergi ke Pulau Kish atas permintaan seorang pegawai CIA, dan telah menjalankan misi jahat yang bertujuan mengumpulkan informasi intelijen tentang Iran.
Saat itu dilaporkan, CIA membayar 2,5 juta dollar AS kepada istri Levinson, Christine, yang mengizinkan suaminya boleh pergi. Hasil penyelidikan internal CIA kemudian memecat dan menghukum sejumlah orang yang terlibat dalam kasus tersebut. Selepas berhenti dari FBI, Levinson menjadi penyelidik swasta.
Penasihat Keamanan Nasional Kantor Kepresidenan AS, Robert O’Brien, menegaskan, ”Kala penyelidikan berlangsung, kami yakin Bob Levinson meninggal beberapa waktu lalu. Iran harus memberikan pertanggungjawaban lengkap atas apa yang terjadi kepada Bob Levinson.”
Asosiasi Agen FBI, yang mewakili lebih dari 14.000 agen aktif dan mantan, mengatakan ”tidak akan melupakan Bob (Levinson) dan akan mendukung semua upaya untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan mengerikan ini”.
Para pejabat Iran telah berulang kali mengatakan, mereka tidak memiliki informasi tentang Levinson. Keluarganya menuduh Teheran telah ”berulang kali berbohong kepada dunia” tentang Levinson.
”Mereka yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Bob Levinson, termasuk mereka yang berada di pemerintahan AS, yang selama bertahun-tahun melupakannya, pada akhirnya harus diproses hukum atas apa yang telah mereka lakukan,” kata keluarga itu.
Kasus Levinson menambah ketegangan AS-Iran. Selama bertahun-tahun, AS dan Iran bermusuhan. Washington menuding Teheran sebagai penyokong terorisme di Timur Tengah. Sebaliknya, Teheran menuding Washington sebagai pemicu ketidakstabilan lewat pasokan senjata di kawasan.
AS-Iran saling serang melalui kepanjangan tangan masing-masing di berbagai negara di Timur Tengah. AS menuduh Iran di balik serangkaian serangan terhadap pangkalan-pangkalan AS di Irak. (AP/REUTERS/CAL)