India dan Pakistan Pertimbangkan Buka Ekonomi di Tengah Pandemi
Kebijakan penutupan wilayah di India telah menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi jutaan warga negara itu. Tekanan paling keras dirasakan warga yang bekerja di sektor informal.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW DELHI, SENIN — India dan Pakistan berencana untuk secara parsial membuka beberapa mesin di sektor ekonomi di tengah upaya pembatasan penularan Covid-19. Penjajakan pembukaan jalur-jalur ekonomi itu dilakukan untuk mengurangi beban ekonomi yang ditanggung warga dan akan diterapkan secara hati-hati.
Para pejabat India mengatakan, jumlah kasus infeksi Covid-19 di negara itu terus meningkat. Hingga Senin (13/4/2020), kasus infeksi Covid-19 di negara itu mencapai 9.152 kasus. Dari sisi jumlah kasus, terjadi kenaikan hampir 10 kali lipat sekalipun India yang berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu menerapkan penutupan wilayah sepanjang 21 hari atau tiga pekan. Pada dua pekan lalu, jumlah kasus infeksi Covid-19 di negara itu sebanyak 1.000 kasus. Dari total kasus infeksi hingga awal pekan ini, sebanyak 308 di antaranya mengakibatkan kematian.
Kebijakan penutupan wilayah di India telah menyebabkan hilangnya lapangan kerja bagi jutaan warga negara itu. Tekanan paling keras dirasakan warga yang bekerja di sektor informal. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi India bisa turun 1,5 persen menjadi 2,8 persen pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 April ini. Jika itu benar-benar terjadi, India akan berada di jalur laju pertumbuhan ekonomi terlemahnya dalam tiga dekade.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah meminta kolega kabinetnya untuk membuat sejumlah rencana pembukaan sebagian sektor ekonomi di negara itu. Sumber dari kalangan Pemerintahan India mengungkapkan, beberapa industri penting dijajaki dibuka kembali. Tujuannya adalah membuka keran pendapatan warga yang tersumbat selama pandemi ini.
Satu rencana yang dijajaki adalah memulai kembali beberapa manufaktur di sektor otomotif, tekstil, pertahanan, dan elektronika. Perusahaan dapat memulai seperempat operasi mereka sambil memastikan kebijakan jarak sosial di masing-masing perusahaan tetap dijalankan.
”Seperti yang telah ditunjukkan oleh perdana menteri, kita harus bergerak menuju kegiatan ekonomi, sembari menjaga pentupan wilayah dan jarak sosial,” kata Manohar Lal Khattar, kepala menteri negara bagian di wilayah utara India, Haryana.
Khattar mengatakan berencana membagi negaranya menjadi tiga zona, yakni merah, oranye, dan hijau. Zona merah untuk menandai wilayah paling banyak kasus infeksi Covid-19. Oranye untuk daerah dengan lebih sedikit kasus. Adapun hijau adalah kode untuk menandai wilayah yang bebas kasus Covid-19. Kode itu dimungkinkan diadopsi Pemerintah India secara keseluruhan.
”Di zona hijau, industri kecil dan menengah akan diizinkan untuk memulai operasi asalkan pengusaha memberi kami upaya untuk memenuhi pedoman secara tertulis dan melalui semangat. Kami ingin industri kecil memulai operasi pada kapasitas yang lebih rendah terlebih dahulu,” kata Khattar.
Kebijakan penutupan wilayah India akan berakhir pada Selasa tengah malam pekan ini. Modi akan mengambil keputusan apakah kebijakan itu akan diperpanjang. Beberapa negara bagian di India telah mendesak perpanjangan kebijakan itu karena infeksi Covid-19 menyebar melalui komunitas yang padat. Namun, di antara mereka juga muncul usulan agar aktivitas penyisiran wilayah oleh aparat dapat dikurangi dan dihentikan.
Persiapan di Pakistan
Sementara di Pakistan, komando dan otoritas kontrol negara dijadwalkan bertemu awal pekan ini. Komando itu dipimpin Perdana Menteri Imran Khan dan terdiri dari kepemimpinan sipil dan militer. Mereka akan memutuskan apakah akan memperpanjang penutupan di seluruh negara setelah 15 April ini. Hal itu diungkapkan dua menteri Pakistan secara anonim.
”Saya yakin kita akan memiliki setidaknya perpanjangan 10 hari atau beberapa pekan mendatang,” kata salah seorang menteri. Dia mengatakan, pertemuan itu juga akan memutuskan penerbitan kebijakan penutupan wilayah secara penuh pada sejumlah wilayah tertentu. Wilayah yang dimaksud adalah wilayah yang sepenuhnya dinilai sebagai pusat klaster Covid-19.
Sejumlah menteri juga mengatakan, pertemuan itu akan memaparkan rencana bertahap untuk membuka kembali beberapa industri, terutama sektor konstruksi dan ekspor. Syarat yang tengah dipertimbangkan untuk diberlakukan adalah pemilik bisnis harus mematuhi langkah-langkah keselamatan dan memastikan desinfeksi pabrik mereka. Mereka akan diizinkan untuk beroperasi dengan jumlah tenaga kerja terbatas.
Pakistan telah mencatat 5.374 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian mencapai 93 kasus. ”Kekhawatiran terbesar sekarang adalah orang mati kelaparan. Dilema di satu sisi adalah menghentikan orang meninggal akibat virus, dan di sisi lain mencegah kematian karena kelaparan akibat kebijakan penutupan wilayah,” kata Khan dalam pesan videonya yang disiarkan pada Minggu (12/4). (REUTERS/BEN)