Setiap pemilih wajib memakai masker dan diperiksa suhu tubuhnya. Siapa pun yang bersuhu di atas 37,5 derajat akan diminta ke TPS khusus. Setiap pemilih juga harus menjaga jarak sekurangnya 1 meter dari orang lain.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
SEOUL, RABU — Korea Selatan menggelar pemilu parlemen, Rabu (15/4/2020). Para pemilih mendatangi belasan ribu tempat pemungutan suara di tengah pandemi Covid-19.
Korea Selatan menyiapkan total 14.000 tempat pemungutan suara yang sudah disemprot disinfektan. Setiap pemilih wajib memakai masker dan diperiksa suhu tubuhnya. Siapa pun yang bersuhu di atas 37,5 derajat akan diminta ke TPS khusus. Setiap pemilih juga harus menjaga jarak sekurangnya 1 meter dari orang lain. Pemilih yang tidak mengenakan masker juga akan diminta ke bilik khusus untuk proses cucihama. Selain itu, setiap pemilih wajib mencuci tangan sebelum dan setelah memasuki TPS.
”Saya pernah khawatir pemilu ditunda. Sekarang setelah datang, saya senang bisa memilih sesuai rencana dan orang-orang membuat pencegahan lewat jaga satu sama lain,” kata seorang pemilih di Seoul, Choi Sun-hwa (56).
Korea Selatan salah satu negara yang tetap menggelar pemilu di tengah pandemi Covid-19. Selain Korsel, pemilu juga akan tetap digelar antara lain oleh Polandia dan Amerika Serikat. Berbeda dengan Korsel, Polandia dan AS mendorong pemilu lewat pos sehingga pemilih tidak perlu ke TPS.
Lewat pemilu kali ini, penguasaan parlemen akan ditata ulang. Jika koalisi penyokong Presiden Korsel Moon Jae-in memenangi pemilu, sejumlah rencana perubahan bisa dilakukan. Moon mendorong pengenduran kebijakan keuangan yang bertujuan menghasilkan lapangan kerja, meningkatkan upah, dan meneruskan komunikasi dengan Korea Utara.
Rabu ini merupakan waktu pemungutan suara utama di Korsel. Media Korsel, Yonhap dan Chosun Ilbo, mewartakan bahwa pemungutan suara pendahuluan digelar sejak beberapa waktu lalu. Pada 10 April 2020, digelar pemungutan pendahuluan dengan sedikitnya 11 juta pemilih memberi suara. Selain itu, ada pula pemungutan suara lewat pos untuk pemilih di dalam negeri.
Sementara untuk pemilih di luar negeri, KPU Korsel menolak pemungutan suara lewat pos. Padahal, sedikitnya 41 perwakilan diplomatik Korsel menyatakan tidak bisa menggelar pemilu di tengah kekhawatiran atas Covid-19. Akibatnya, puluhan ribu warga Korsel di luar negeri tidak bisa memberikan suara.
Dukungan Obama
Sementara itu, Kementerian Keuangan AS dilaporkan memerintahkan penulisan nama Presiden AS Donald Trump di cek bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga terdampak Covid-19. Akibat pencetakan nama itu, pengiriman cek senilai 1.200 dollar AS untuk setiap penerima itu tertunda. Awalnya direncanakan cek itu diterima jutaan warga AS pada pertengahan April 2020. Gedung Putih dan Kementerian Keuangan AS belum berkomentar atas laporan itu.
Adapun bakal calon penantang Trump, Joe Biden, terus mendulang dukungan dari sejumlah pihak. Dukungan terakhir diungkapkan oleh mantan Presiden AS Barack Obama. ”Kepemimpinan yang dipandu pengetahuan dan pengalaman, kejujuran dan kerendahan hati, empati dan rasa syukur, jenis kepemimpinan yang tidak hanya ada di ibu kota negara bagian dan kantor wali kota. Harus dimiliki Gedung Putih. Karena itu saya bangga mendukung Joe Biden sebagai Presiden AS,” kata Obama dalam pesan video.
Obama juga mengajak warga AS menyumbangkan masing-masing hingga 1.000 dollar AS untuk mendanai kampanye Biden. ”Joe punya karakter dan pengalaman untuk memandu kita di masa tergelap dan menyembuhkan lewat penyembuhan panjang,” kata Obama soal politisi yang pernah mendampinginya sebagai Wapres AS 2008-2016 itu.
Dukungan Obama disampaikan beberapa hari setelah mantan pesaing Biden di seleksi bakal capres AS dari Partai Demokrat, Bernie Sanders, mendukung Biden. Sanders menyebut pendukungnya tidak bertanggung jawab bila tidak menyokong Biden.
”Saya akan melakukan apa pun untuk membantu Joe terpilih. Kami pernah melewati kampanye yang bersaing. Kami tidak sepakat pada beberapa isu. Akan tetapi, tugas saya sekarang bukan hanya menemui pendukung saya, melainkan melakukan apa pun untuk menyatukan partai dan membuat (Trump) tidak jadi presiden terpilih,” ujarnya.
Konglomerat AS dengan kekayaan 60 miliar dollar AS, Michael Bloomberg, juga pernah menyatakan hal senada dengan Biden. Ia berjanji mengucurkan ratusan juta dollar AS untuk menyokong siapa pun capres AS dari Demokrat.
Sejumlah senator AS yang pernah ikut seleksi dari Demokrat, seperti Kamala Harris, Amy Klobuchar, dan Cory Booker, juga menyokong Biden. Hanya Elizabeth Warren, senator AS dari Demokrat dan berulang kali masuk empat besar selama proses seleksi bakal capres AS dari Demokrat, yang belum secara resmi mendukung Biden. Warren hanya memuji Biden sebagai sosok dengan karakter pemimpin. (AP/REUTERS)