Lelah Dihujani Kabar Negatif, Orang Berburu Kabar Inspiratif
Banjir informasi tentang pandemi membuat orang mulai jenuh. Diperlukan lebih banyak variasi berita atau informasi yang positif dan inspiratif.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Sejak hari pertama kasus penyakit Covid-19 muncul, akhir tahun lalu, publik sudah dihujani berbagai berita, kabar, serta informasi yang suram dan menakutkan. Seiring dengan arus berita baik yang akurat maupun hoaks, angka-angka statistik juga mulai beredar menambah kepanikan. Ditambah lagi dengan kekhawatiran dan stres akibat ketidakpastian dengan arah dan ujung penyakit Covid-19 yang menjadi pandemi.
Semua informasi yang menyesakkan itu lalu membuat banyak orang di seluruh dunia kemudian mencari ”berita baik” yang positif dan optimistis untuk mengangkat semangat menjalani hidup. Ini terbukti dari meningkatnya jumlah pembaca di situs-situs berisi kabar baik hingga lima kali lipat dalam beberapa pekan terakhir ini. Seperti pencarian ”kabar baik” yang dicari melalui mesin pencari Google.
Jumlah orang yang masuk ke situs The Good News Network yang diciptakan akhir tahun 1990-an naik tiga kali lipat satu bulan terakhir menjadi 10 juta pembaca. Pendiri dan editor The Good News Network, Geri Weis-Corbley, mengatakan, banyak orang yang mengirimi mereka tautan-tautan kabar, informasi, berita, dan kegiatan yang positif serta memberikan inspirasi di lingkungan tempat tinggal mereka dan di kota mereka. Mereka juga menceritakan kisah-kisah positif menginspirasi. ”Kita punya banyak sekali kabar baik yang masuk,” kata Weis-Corbley.
Kecenderungan yang sama terjadi setelah peristiwa serangan teroris 11 September dan krisis finansial dunia 10 tahun lalu. ”Sepertinya sekarang orang seperti merindukan kabar-kabar baik,” ucap Weis-Corbley.
Kisah inspiratif
Situs-situs berita lain seperti The Guardian, Fox News, HuffPost, MSN, dan mesin pencari Yahoo juga membuat halaman khusus berisi berita positif dan menginspirasi. Bahkan pembaca buletin CNN ”The Good Stuff” yang diciptakan tahun lalu naik 50 persen satu bulan terakhir. Berita, kisah, dan informasi yang bisa membuat orang tersenyum, kisah orang-orang dan gerakan yang menginsipirasi di seluruh dunia semakin banyak pembacanya.
Salah satu contohnya, video yang rutin diunggah mingguan di Youtube oleh aktor John Krasinski dan istrinya, aktris Emily Blunt, bertema ”Some Good News” sejak 29 Maret lalu. Isinya hanya fokus pada kisah-kisah inspiratif, seperti ”pahlawan-pahlawan tenaga medis” yang setiap hari berjuang melawan Covid-19. Episode pertama dari videonya itu sampai ditonton 15 juta penonton.
Guru Besar Institut Penelitian Sosial di University of Michigan Stuart Soroka mengatakan, manusia mempunyai kecenderungan lebih memperhatikan kabar, berita, dan informasi yang negatif karena bisa memaksa mereka mengubah perilaku. Namun, ketika dalam situasi krisis seperti sekarang, orang juga mencari berita-berita yang semakin tidak dipahami dan bertentangan dengan harapan. ”Mungkin itu sebabnya orang beralih mencari kabar positif,” ujarnya.
Kabar solutif
Menurut Guru Besar Pusat Pelibatan Media di University of Kansas, AS, Ashley Muddiman, mencari kabar baik menjadi upaya orang untuk mengatasi kegalauan, kekhawatiran, ketakutan, stres, dan lain-lain akibat situasi krisis seperti sekarang. Banyak hasil penelitian yang menemukan, ketika orang terlalu takut atau sesuatu itu terlalu negatif, orang malah akan menutup diri dan justru tidak mencoba melakukan sesuatu atau menjalani hidup mereka.
”Saya kira, orang maunya melihat solusi saja dan mau ada orang lain yang betul-betul berbuat sesuatu yang solutif dan tidak hanya ribut satu sama lain. Kalau berita isinya begitu, pasti akan menarik banyak pembaca,” kata Muddiman.
Banyak orang yang mulai menunjukkan tanda-tanda lelah dengan berita-berita muram tentang krisis kesehatan. ”Lama-lama, kita bisa jadi korban kabar-kabar negatif yang bertubi-tubi masuk dan beredar di mana-mana. Saya kira, media hanya akan fokus pada berita yang nilai jualnya tinggi. Dan, itu sebagian besar berita yang negatif dan menakutkan,” tutur Clarence Edwards, warga Washington, AS. (AFP)