Prioritas kerja sama ASEAN-UE antara lain menjaga kelancaran rantai pasok dan arus barang. Selain untuk alasan ekonomi, kelancaran arus barang juga penting untuk penanganan Covid-19.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat kemitraan ASEAN dan Uni Eropa semakin penting. Organisasi kedua kawasan perlu bekerja sama tidak hanya pada masa pandemi, melainkan juga perlu bekerja sama mengatasi dampak setelah pandemi berlalu.
Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Igor Driesmans mengatakan, ASEAN-UE adalah mitra alami yang hubungan antara keduanya terus meningkat.
”Saya melihat semakin banyak kerja sama untuk mengatasi krisis (akibat pandemi Covid-19) ini,” ujarnya di sela peluncuran EU-ASEAN Blue Book 2020, baru-baru ini di Jakarta.
Prioritas kerja sama ASEAN-UE, antara lain, menjaga kelancaran rantai pasok dan arus barang. Selain untuk alasan ekonomi, kelancaran arus barang juga penting untuk penanganan Covid-19. Sebab, sebagian barang untuk penanganan Covid-19 harus dikirim dari negara atau daerah lain.
ASEAN-UE menekankan pentingnya kelancaran rantai pasok itu, antara lain, lewat rapat virtual pada pertengahan April 2020. Rapat itu juga membahas cara pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi. Mengingat lebih dari 1.000 perusahaan asal UE beroperasi di ASEAN, UE berharap bisa terus menjalin kerja sama dengan ASEAN dalam proses pemulihan dampak Covid-19 pada perekonomian.
Bantuan pemulihan perekonomian dan kehidupan sosial menjadi bagian dari program senilai Rp 5,46 triliun yang didanai UE di ASEAN. Dana itu juga dipakai untuk menguatkan layanan kesehatan di Asia Tenggara. Ada pula kerja sama penelitian untuk memahami dan mencari solusi atas pandemi ini.
”Dalam mengatasi tantangan global yang kita hadapi, kebersamaan sangatlah penting. Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog Uni Eropa dengan ASEAN dan memperkuat kerja sama kami yang sejalan dengan European Green Deal (Kesepakatan Hijau Eropa) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mengatasi pandemi virus korona baru di kawasan ini,” ujar Driesmans.
Kerja sama lain
Driesmans mengatakan, kerja sama UE-ASEAN bukan hanya saat Covid-19. Seperti tercantum dalam EU-ASEAN Blue Book 2020, kedua kawasan telah menggelar dialog tingkat tinggi mengenai lingkungan dan perubahan iklim. Dialog itu menekankan komitmen kawasan untuk menjajaki pilihan kerja sama pada sektor lingkungan dan perubahan iklim.
UE-ASEAN juga menjalankan program pemanfaatan lahan gambut untuk mengatasi akar kebakaran lahan dan hutan di Asia Tenggara. Terkait lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (SDGs), UE-ASEAN juga membahas soal SDGs, ASEAN Catalytic Green Finance Facility, serta berkolaborasi dalam urbanisasi berkelanjutan atau program Smart Green ASEAN Cities.
UE-ASEAN juga memperkuat tiga inisiatif unggulan, yakni dialog rutin antara kedua organisasi regional (Enhance Regional EU-ASEAN Dialog Instrument/E-READI), integrasi ekonomi melalui program ARISE+, serta kerja sama pendidikan tinggi melalui program EU SHARE.
Driesmans menyebut, UE telah mendukung integrasi regional ASEAN dengan menyalurkan dana lebih dari 217 juta dollar AS untuk penanganan masalah lintas sektoral, seperti mitigasi perubahan iklim hingga kesetaraan gender.
Uni Eropa juga telah memberikan lebih dari 2,16 miliar dollar AS untuk mendukung kerja sama bilateral dengan masing-masing negara anggota ASEAN.