Perancis Usul Tambah Utang 330 Miliar Dollar AS Tiap Tahun
Paris juga mengusulkan agar UE memberi pinjaman jangka panjang dan bunga rendah kepada anggotanya. Pinjaman itu harus dilengkapi masa tenggang untuk memulai pembayaran.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
Paris, Sabtu-Perancis mengusulkan Uni Eropa menambah utang hingga 330 miliar dollar AS setap tahun pada 2021-2023. Utang itu dipakai untuk mendanai pemulihan Eropa yang terdampak Covid-19.
Dalam laporan pada Sabtu (9/5/2020), kantor berita Reuters mengungkap bahwa Paris mengusulkan penambahan utang setara hingga 10 persen pendapatan nasional bruto (PNB) Uni Eropa selama 2021-2023. Usulan itu disampaikan di tengah perdebatan soal cara UE mendanai program pemulihan perekonomian yang terdampak Covid-19.
Paris juga mengusulkan agar UE memberi pinjaman jangka panjang dan bunga rendah kepada anggotanya. Pinjaman itu harus dilengkapi masa tenggang untuk memulai pembayaran. “Dana ini harus segera tersedia. Sebaiknya sebelum penetapan Kerangka Anggaran Multitahun,” demikian tertulis di proposal Paris.
Perancis mengacu pada kebijakan keuangan bersama UE untuk periode 2021-2027. Kebijakan itu akan berlaku mulai tahun depan dan kini masih terus dibahas.
Bersama Italia dan Spanyol, Perancis mendesak penerbitan surat utang yang pembayarannya ditanggung bersama seluruh anggota UE. Jerman, Belanda, dan Austria menolak ide yang dinyatakan tidak meningkatkan disiplin anggaran itu.
Perdebatan soal pendanaan program pemulihan memicu ketegangan antara anggota UE di Eropa selatan dengan anggota UE di Eropa utara. Roma bolak-balik menyatakan, persatuan UE tengah diuji lewat penanganan Covid-19. Jika gagal menghasilkan kebijakan bersama yang kuat, masa depan UE akan dipertanyakan. “Kita di persimpangan antara punya kebijakan bersama yang kuat, hal yang belum kita miliki, atau seluruh upaya ini jadi taruhannya,” kata Komisioner Ekonomi Komisi Eropa, Paolo Gentiloni.
Hapus Ketergantungan
Terpisah, Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengatakan bahwa pandemi ini menunjukkan pentingnya keragaman sumber pasokan. Eropa harus bekerja sama untuk meragamkan rantai pasoknya. “Krisis ini menunjukkan bahwa kita harus menghindari ketergantungan pada satu pihak dan meragamkan rantai pasok,” ujarnya.
Eropa harus mengurangi ketergantungan pada pemasok di luar kawasan, terutama untuk aneka peralatan kesehatan yang kini dibutuhkan untuk penanganan Covid-19. “Kita membutuhkan strategi untuk memperkuat basis industri di Eropa, digabungkan dengan kerangka kerja yang bagus, khususnya bagi UMKM dan perusahaan menengah,” kata dia.
Ia menyanggah Langkah itu akan berseberangan dengan tatanan perdagangan global. Ia berkeras Langkah itu akan tetap sesuai dengan aturan Badan Perdagangan Dunia (WTO). “Krisis ini bukan perpisahan pada globalisasi. Sebaliknya, semakin menekankan semakin pentingnya bagi setiap pihak mematuhi aturan internasional,” ujarnya.
Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalis Georgieva mengingatkan negara-negara untuk tidak tergoda Kembali menerapkan proteksionisme. Kebijakan yang membatasi impor itu akan semakin melemahkan peluang pemulihan perekonomian global. “Menghidupkan lagi perdagangan global amat penting untuk memastikan pemulihan ekonomi. Jika tidak, biaya meningkat, pendapatan menurun, dan kita akan berada di dunia yang kurang aman,” ujarnya. (AP/REUTERS)