Mantan Presiden AS Barrack Obama mengkritik kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di negaranya.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengkritik penanganan pandemi global Covid-19 oleh pemerintahan Presiden Donald Trump di negara itu. Pada saat yang sama, dia mendorong anak-anak muda, yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas atau universitas, untuk terjun langsung ”membentuk” dunia tempat mereka tinggal menjadi dunia yang lebih baik.
Kritik itu disampaikan Obama ketika memberikan sambutan secara daring kepada anak-anak muda yang baru lulus SMA dan kuliah yang berada di bawah naungan Historicall Black College dan Universities (HBCUs), Sabtu (16/5/2020). Sambutan Obama selama lebih kurang 7 menit dari total acara kelulusan daring itu juga disiarkan beberapa stasiun televisi ataupun melalui platform digital, seperti Youtube dan Twitter.
Mantan Presiden AS yang pernah mengecap pendidikan sekolah dasar di Jakarta ini tidak menggunakan bahasa yang tajam dan terbuka untuk menyampaikan kritikan terhadap Trump dan kabinetnya, tetapi menggunakan idiom-idiom dalam penyampaiannya yang memiliki makna mendalam. Obama juga tidak menyebut secara gamblang nama orang-orang yang dikritiknya.
”Lebih dari segalanya, pandemi global ini secara terang-terangan telah menyibak sebuah informasi bahwa orang-orang yang kini memiliki kuasa di tangannya paham apa yang tengah mereka lakukan. Banyak dari mereka tidak berpura-pura mereka tengah memegang kekuasaan,” kata Obama.
Lebih lanjut dia mengatakan, pandemi Covid-19 yang juga menerpa AS memperlihatkan banyak kelemahan kebijakan Pemerintah AS, mulai dari ketidaksetaraan akses ekonomi dan ketimpangan sosial, perlakuan rasialis terhadap komunitas kulit berwarna, hingga tidak adanya akses kesehatan bagi warga yang membutuhkan.
”Mengerjakan apa yang dirasa menyenangkan, yang membuat nyaman, atau mudah. Itu adalah tindakan-tindakan yang biasa dilakukan oleh anak-anak. Sayangnya banyak orang, yang berpikir bahwa mereka adalah orang dewasa, dengan titel yang megah dan pekerjaan yang penting, masih menggunakan cara berpikir yang demikian. Itu sebabnya, semua hal (di lapangan) menjadi kacau,” kata Obama.
Dia mengatakan, bekerja bersama dengan siapa pun, dari kalangan mana pun dan ras apa pun, dengan dasar saling menghormati satu sama lain, akan membuat dunia lebih baik. Termasuk dalam hal penanganan pandemi global di masa yang akan datang.
Dia mengatakan, kaum tua yang memimpin negara telah gagal dalam menangani berbagai macam persoalan di negara itu dan bahkan di dunia. Bahkan, kaum tua, menurut Obama, telah gagal untuk menelurkan pertanyaan yang tepat sebelum mencari jawaban atau solusi yang tepat dari sebuah persoalan.
”Kalau mau melihat dunia menjadi lebih baik, semua bergantung kepada dirimu (anak-anak muda),” kata Obama.
Ini adalah kritik terbuka Obama yang pertama setelah tiga tahun lengser dari kursi presiden. Meski Trump sering mengkritik kebijakan yang diambil Obama selama dua kali kepemimpinannya, Obama memilih untuk tidak membalasnya.
Namun, hampir sepekan sebelum kegiatan ”upacara kelulusan” daring ini, di hadapan sekitar 3.000 orang yang merupakan mantan anggota kabinetnya yang ikut dalam pertemuan daring, yang tergabung dalam Asosiasi Alumni Obama, Obama menyampaikan kritik terhadap Trump.
”Apa yang tengah kita perjuangkan adalah kecenderungan jangka panjang yang sangat mementingkan diri sendiri (egoistis), mementingkan kesukuan atau ras tertentu, terpecah belah, dan melihat seseorang atau sekelompok orang sebagai musuh; sebuah hal yang kini terlihat sangat kuat di dalam masyarakat dan kehidupan rakyat Amerika,” kata Obama, menurut kantor berita AP yang mengutip Yahoo News.
Menurut Obama, dengan pola pikir seperti itu, semua akan berujung pada kekacauan dan anarkistis. ”Ini benar-benar sebuah bencana ketika pola pikir ’apa untungnya bagi saya’ dan ’tidak memedulikan orang lain’ dilakukan oleh Pemerintah AS,” kata Obama.
Pebasket profesional Liga Bola Basket Amerika Serikat, LeBron James, yang juga turut berbicara di dalam upacara kelulusan itu mengingatkan agar anak-anak muda, siswa sekolah dan mahasiswa, untuk tetap tinggal di rumah selama masa pandemi ini. Pada saat yang sama, James juga mengingatkan agar anak-anak muda, dengan caranya masing-masing, mencoba mengulurkan tangan membantu komunitas dan lingkungannya yang terdampak pandemi Covid-19.
Saat ini, AS menjadi pemuncak kasus Covid-19 dengan jumlah kasus mencapai 1,467 juta jiwa positif terpapar dan hampir 90.000 warganya meninggal dunia. Pandemi Covid-19 ini juga telah berdampak pada perekonomian AS dan tingkat pengangguran yang mencapai 15 persen. Sebanyak 36 juta pekerja telah mendaftarkan diri dalam skema bantuan pekerja dari pemerintah karena menganggur. (AP/AFP)